Ooops (Azelia)

285 17 3
                                    



"Hey, ngelamunin apaan sih dari tadi bengong terus." Revi menepuk pundakku keras. Aku hanya bisa meringis merasakan panas di bahuku.

"Isshhh, sakit tau." Aku memasang wajah masamku.

"Lagian dari tadi diem terus, kasian makanannya dikacangin, biasanya juga dilahap habis." Pandanganku tertuju pada makanan di depanku. Dari tadi aku hanya mengaduk makananku. Entah kenapa kejadian tadi pagi merusak seluruh mood ku.

"Aku kenyang." Jawabku simple. Aku mendengar tawa kencang Revi.

"Seorang Azelia merasa kenyang dan tidak mau memakan makanannya ? Cukup aneh." Aku hanya bisa mengerucutkan bibirku mendengar kalimatnya.

"Oke, berhenti. Maafin aku." Akhirnya Revi berhenti tertawa dan memasang wajah seriusnya, ini tidak bagus.

"Tadi pagi aku ngeliat kamu sama Ray datang bersamaan. Apa yang terjadi ?" Aku hanya menatapnya gelisah. Haruskah aku jelaskan semuanya ke dia kalau aku sudah dijodohkan dengan Ray, dan Ray melamarku kemudian dia bilang ingin meminangku?. . . Hah bodoh sekali jika kau mengatakan hal itu Azel. Aku harap saat ini ada gempa mendadak sehingga Revi tidak perlu menanti jawabanku.

"Ehhmmm tadi, eeehh aku . . . . Eehh engga jadi tadi pagi mobil aku mogok lagi. Iya mogok" Akhirnya kalimat bodoh itu meluncur bebas dari mulutku. Semoga saja dia percaya.

"Kenapa sama Ray ? Kamu kan bisa minta anterin Davi atau seperti biasa kamu bisa menghubungi aku." Kalimat pintar keluar dari bibirnya berbanding terbalik dengan diriku. Alasan bodoh apalagi yang harus aku keluarkan. Oohh Dewi Fortuna dimana kau. Aku membutuhkanmu . . . Hanya satu kalimat aku keluarkan dan aku hanya berharap ucapanku adalah keberuntunganku saat ini, baiklah.

"Jadi gini, tadi pagi aku kesiangan, kamu tahu sendiri kan Kak Davi paling anti mengantarku yang sudah kesiangan dan kalau aku menelponmu untuk menjemputku kau pasti juga akan terlambat jadi mamah menyuruhku berangkat bareng Ray lagipula kita kan satu kampus." Yap dengan satu tarikan napas saudara-saudara kalimat panjang tak berbobot itu keluar lancar dari mulutku. Hah lega rasanya kuharap tidak ada bau aneh tercium oleh Revi ( ? )

Tatapan mata Revi seakan meminta penjelasan yang lebih rinci. Sampai kemudian dia mengangkat bahunya.

"Yasudahlah." Aku menghela napas. Akhirnya ini berakhir juga.

"Zel, sebenernya kamu masih suka nggak sih sama Ray ?" D E P kalimat itu membuatku seperti dihantam sebuah batu besar. Bagaimana ini, apakah aku harus berbohong lagi ?

"Ehhmm aku juga nggak tau Rev." Aku memandang kosong kearah depan. Aku menyingkirkan piring di depanku, nafsu makan ku hilang sudah saat Revi menanyakan hal itu.

"Maksud kamu ?" Revi memandangku dengan wajah innoncent-nya. Yaampun Revi ingin rasanya aku menjambak rambutmu sekarang juga.

"Sudahlah, seharusnya kita tidak membicarakan hal ini. Rev anterin aku ke toko buku yuk." Revi terlihat bingung dengan jawabanku. tapi akhirnya dia megerti dan menganggukan kepalanya pelan, aku tahu dia masih penasaran. Tapi aku juga tidak bisa memberitahunya.

I Just Want To Be Loved by YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang