CHAPTER II

1.3K 42 0
                                    

"Dan elo tau?? Bayu langsung megang tangan gueeee!!!" Entah udah berapa kali gue teriak gak jelas sama ketiga sahabat gue. Gue bener-bener seneng gara-gara kejadian kemarin, waktu si Bayu bilang kalo gue yang tercantik dan yang romantisnya, dia megang tangan gue!

"Ciee! Kalo gue pikir-pikir, Bayu itu cowok yang sosweet ya." Ujar Pinka dan buat gue ngangguk mantap, setuju sama perkataannya.

"Gue yakin pas pulang dari reunian, tuh tangan pasti gak pernah dicuci sampe sekarang" Kata Helen.

"Sembarangan! Ya gue cuci lah!" Sembur gue tepat didepan mukanya Helen, yaaah walaupun gue sempet senyam-senyum gak jelas sepulang dari reunian kemarin.

"Peristiwa yang langka! Gak ada yang foto waktu tangan lu dipegang sama Bayu?" Eriska nanya dengan antusias, tapi keantusiasannya ilang karena gue seketika menggeleng lemah.

"Yaah padahal gue pengen liat muka bego' nya Salsa abis dimodusin sama Bayu" Tanpa basa-basi gue langsung jitak aja tuh kepala Eris, ada-ada aja kalo ngomong.

Selamat pagi SMA Negeri 25 ! Panggilan kepada Muhammad Rian Antariksa dan Pinka Yuanita kelas XI IPA 2 agar segera berkumpul di ruang OSIS, terimakasih dan selamat pagi!

"Pin, elo sama Rian kenapa dipanggil keruang osis?" Gue nanya ke Pinka dan noleh kearah Rian yang udah beranjak dari bangkunya.

"Gue gak tau Sal." Jawabnya, Rian lalu menghampiri mejanya Pinka.

"Pin, keruang osis samaan yuk" Ajak Rian, menurut insting gue, kayaknya si Rian udah tau alasan kenapa mereka dipanggil keruang osis.

"Emangnya ada apaan sih Yan?" Tanya Pinka ke Rian.

"Gatau, udah kesana aja." Pinka lalu beranjak dari tempat duduknya dan pergi bersama Rian.

"Kira-kira ngapain ya Pinka dipanggil buat keruang osis?" Helen bertanya sambil mikir sendiri.

"Wajar aja menurut gue, kan Pinka anak osis." Jawab kembarannya, Eriska.

"Iya juga sih, sapatau dia dipanggil buat persiapan turnamen final basket ntar sore." Ujar gue dan manggut-manggut sendiri.

"Bener juga, eh, tapi apa sangkut pautnya?" Pertanyaan Helen bikin gue tambah pusing.

"Yaudah deh, tunggu Pinka nya aja, ntar dia pasti ngejelasin." Eriska akhirnya angkat bicara.

"Okelah." Jawab gue pendek dan segera buka buku fisika yang udah daritadi gue anggurin, sebenernya sih gue gak suka fisika, tapi entah kenapa gue bisa-bisanya masuk kelas ipa. Dan lebih anehnya lagi, kenapa juga gue mesti buka buku fisika pas jam istirahat? Mungkin gue udah kesambet setan rajin kali.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~o o o o o o o o o o~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

OSIS room

-Pinka side-

KLIK!

Rian ngebuka pintu ruang OSIS dengan perlahan. Aneh, kok sepi banget disekitarnya?

"Loh Yan? Kok ruangannya gelap?" Gue mendelik kaget karena ngeliat ruang OSIS gelap gulita kayak begini. Sementara Rian cuma diam dan beranjak dari sebelah gue. Gue rasa dia pergi buat cari sakelar lampu. Tapi, dia lama banget nyarinya.

"Yan? Rian? Elo dimana? Yan disini gelap loh!" Teriak gue dan berusaha jalan mencari Rian sambil meraba-raba benda disekitar gue. Sampai akhirnya gue ngerasa nendang sebuah benda yang mirip sama balon.

CKLEK!

Lampu otomatis menyala, dan bingo! Sekarang gue ngeliat seluruh anggota OSIS udah berdiri berjejer didepan papan yang tulisannyaaa

Give Me a FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang