The Examination Ends

10K 179 3
                                    

Selesai sudah ujian semester 3 di sekolahku. Aku harap aku lulus pada semester ini. Sekolahku adalah satu-satunya sekolah di Purwokerto yang menggunakan SKS. Sistem Kredit Semester. Sistem yang biasanya digunakan pada perkuliahan. Serasa menjadi anak kuliah jika sekolah di sekolahku. Jadi aku tidak tahu kelas berapa sebenarnya aku sekarang. Disini menggunakan kata 'semester' bukan 'kelas'. Unik. Ya, memang unik. Banyak orang yang menginginkan sistem seperti ini. Sekolah 5 hari. Setiap ada ujian pasti disediakan 2-3 hari untuk libur dan jatah libur pada masing-masing kelas pun biasanya berbeda. Good. Sekolah ini sangat menarik.

Tidak bisa dibilang kalau aku nyaman berada di kota ini. Tapi ketika dibilang tidak nyaman pun salah. Aku bingung kenapa aku besikap seperti orang yang labil. Aku ini lahir di Bandung pada tanggal 3 April 1999. Papaku berasal dari Yogyakarta asli dan mamaku berasal dari Bandung-Belanda. Aku punya Adik, Elreno, yang lahir di Cirebon. Keluarga kecil ini sangat berharga bagiku. Merupakan keberuntungan yang sangat besar menjadi anggota permanen dalam keluarga ini.

"Thalia!", teriak seorang perempuan yang memanggilku sambil berlari.

"Apa sih, Vania? Kamu bisa saja menghentikan langkahku sekaligus jantungku dengan waktu yang bersamaan.", ujarku dingin.

"Kamu kok keliatan gak semangat kaya biasanya? Biasanya sih kalau abis ujian gini ada yang ngajak kita nongkrong gitu ya, Vin?" sindir Vania sambil menyenggol bahu Vinnie.

Ya, mereka sahabat aku paling dekat denganku di SMA ini. Sangat menyenangkan bisa selalu bercanda dengan mereka. Menghibur, bergossip, bermain, sampai bersedih pum kami kadang bersama. Ini adalah hal yang paling membuatku beruntung kedua setelah keluargaku. Vinnasya Aulia Tora, sahabatku yang berasal dari Jakarta yg sangat cerewet dengan tawanya yg sangat nyaring. Vania Putri Adiwahyu, berasal dari Purwokerto dan sangat bodoh dalam arti dia lama sekali dalam berfikir.

"Iya. Kenapa sih bete gitu, thal? eh tapi kayanya sih gak lagi bete deh dia, Van. Liat aja ada tarikan senyuman di sisi bibirnya. HAHAHAHAHA" Vinnie pun membalas sindiran Vania diimbuhi dengan tawa yang sangat menggangguku.

"Asal kalian tau ya. Ga mungkin kali ya kalau aku gak ajak kalian nongkrong habis ujian." ucapku penuh arti

"Jadi, kita mau kemana?" ucap mereka berbarengan.

"Headquarter ? Atau nge-mall aja nih ?" tanyaku

"Eh kalau menurut aku sih ya, Headquarter cocoknya buat tongkrongan malam deh." kata Vinnie

Headquarter adalah tempat tongkrongan kita biasanya ketika malam minggu tiba. Tempar yang sangat elite tapi bukan tempat orang-orang nakal.

"Halah thal, itu mah kode keras banget si Vinnie pengen nge-mall." gerutu Vania.

"Ah Vania. Aku tau kamu mau nge-mall juga." candaku.

"Berarti kita ke mall aja ya. Makan sekalian shopping. I know you want it too, thal." ujar Vinnie sambil menyeretku ke arah mobilku. Dia selalu tahu ketika aku ingin shopping.

¤¤¤¤¤

Tanpa menunggu waktu lama, kita menuju mobilku yang diparkirkan disamping sekolah dan pergi ke salah satu mall terbesar di kota kami. Setelah sampai di mall kita sudah mengenakan baju bebas karena kita sempat ganti baju di mobil. Kita lalu turun dari mobil dan segera naik ke lantai paling atas dimana banyak terdapat stand makanan. Seperti biasa. Vania selalu memesan bakmi, kita bisa melihat dari bentuk tubuhnya yang agak besar tetapu tidak begitu gemuk. Vinnie pasti akan memakan ayam goreng dengan sambal yang super pedas. Badannya langsing dan sangat cocok dengan kata-katanya yang kadang sangat menyakitkan dan pedas bagi orang yang bermasalah dengannya. Aku ? Aku juga pasti memesan nasi goreng hotplate dan shushi. Minuman kami sama, yaitu Oreo-Lemon Blended. Aku makan banyak tapi kata orang aku bukan gendut tapi semok/montok. I dont know why. Mungkin karena aku juga rajin berolahraga. Sembari makan, kita selalu bergossip. Ada saja hal yang pasti kita bahas. Tidak pernah ada habisnya. Kita bertiga single tapi cukup bahagia ketika kami single. Tidak harus memiliki seorang kekasih. Menurut kita itu hanya mebuang-buang waktu kita saja.

You're My PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang