Lie

3.3K 124 0
                                    

Keputusanku bulat untuk tidak banyak tanya dan memikirkan Wischa dan Rezy. Mereka sialan membuatku rindu. Oh God! I miss them. Hampir setahun kita tidak bersama. Aku ingin mengajak teman SMP ku yang lainnya tapi aku yakin mereka pasti juga ada acara dengan beberapa teman lainnya. Aku sudah terbiasa dengan Sara yang jarang bahkan tidak pernah memintaku untuk bermain bersamanya. Padahal dia adalah teman perempuan terbaikku juga. Sara selalu bersama teman laki-lakinya yang berjumlah 19 orang itu. Semua laki-laki itu pun temanku juga. Kadang aku dijadikan teman, sahabat, keluarga bahkan kekasih ketika para lelaki itu membutuhkan aku disamping mereka. Mereka sangat manis ketika aku bayangkan. Perlakuannya sama seperi Rezy. Sangat manis. Aku sayang pada mereka. Aku juga rindu.

kring...

"Kamu ke resto gak ? Aku udah disini sama Vania"

"Vinnie, kebiasaan banget emang langsung nyerocos. Iya aku kesana 15 menit lagi"

"Maafkan aku nona, jangan lama ya!"

tuuuttt...

Setelah telfon rumahku mati, aku langsung menaruh dompet, tempat kacamata karena aku malam ini menggunakan softlens, lalu 3 handphoneku, dan handuk kecil ke tas Louis Vuitton ku. Aku memilih jam tangan untuk kugunakan pada malam ini sesuai dengan warna baju ku, merah. Aku hanya menggunakan flatshoes karena aku cukup tinggi jadi aku pikir tidak perlu menggunakan heels atau wedges bahkan stiletto ketika aku bekerja. Baju merahku sangat pas ketika disandingkan dengan celana putih 7/8 ku. Yap! Aku terlihat sangat manis dan elegan walaupun penampilanku sederhana seperti ini. Malam ini aku tidak menggunakan cardigan karena cuaca yang sangat membuatku gerah. Setelah semuanya beres aku mengambil kunci mobil dan segera menuju garasi. Aku tidak tahu mengapa, aku sangat suka ketika aku mengendarai Innova abuabu metallica ku saat malam hari. Nilai sederhana dan eleganku makim bertambah. Aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Seperti biasanya. Karena biasanya mengendarai mobil itu sesuai dengan karakter. Karakterku agak dingin, rapi, tapi keras dan berani. Aku bisa saja bersikap lembut dan manis kepada orang tanpa mereka memintanya jika mereka bersikap menghargai aku. Aku bukan gila hormat tapi bukankah bersikap sopan itu adalah kewajiban.

¤¤¤¤¤

Sesampainya di Buckingham Palace Resto (restoran kami), aku langsung memarkirkan mobilku pada tempat khusus. Saat aku masuk ke dalam, mereka sedang sibuk di kasir dan di dapur. Bahkan sahabatku terlihat sangat seksi ketika mereka bercucuran keringat dan terlihat ribet. Aku bingung kenapa mereka tidak pernah membalas sikap manis para lelaki yang memujanya. Mereka bahkan tidak peduli. Mereka bukan takut untuk disakiti, tapi pendapat mereka sama sepertiku. Hanya membuang waktu.

"Sibuk banget kayanya" sindirku pada Vania yang sedang membantu para pelayan di dapur yang sangat bersih ini.

"Aku harap kamu tidak hanya menyindirku" gerutu Vania.

"Tenang saja aku pasti membantumu sahabatku" jawabku sambil tertawa.

"Aku suka ketika kamu bersikap dingin pada orang lain. Kamu sangat manis. Aku ingin sepertimu Thalia" ucap Vania yang sepertinya memang memujiku.

"Perempuan mempunyai kharisma nya sendiri-sendiri. Aku pun mengagumimu saat kamu kelaparan. Itu sangat terlihat cantik." ujarku sambil tertawa kecil.

"MyGod, i know what do u mean Thalia." jawab Vania sembari membalas tawaku. Kita tertawa bersama.

"Looohh, ketawa barengnya cuma berdua nih ?"kata Vinnie tiba-tiba muncul di depan kami berdua sambil membelakangin mesin pembayaran di kasir.

"Makanya jangan sibuk terus neng. Aku gantiin jadi kasir aja sini. Kamu terlihatan kewalahan" jawabku sambil menghampiri Vinnie.

You're My PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang