Our New Trip

2K 72 0
                                    

Sesampainya dirumah, aku mengecek barang-barang yang aku bawa di koper dan ransel ku. Aku mandi dan mengistirahatkan badanku sejenak di kasur. Kucium aroma masakan yang harum dari lantai bawah.

"Thalia, mama masak cah kesukaan kamu. Ada juga lauk lain. Ayo makan jangan dikamar terus. Kamu mau liburan lama nanti kangen loh sama mama." teriak mama padaku yang sedang menuruni tangga.

"Pantesan aja ada bau-bau wangi gitu ma. Waah banyak sekali. Padahal di rumah ini kan cuma ada 6 orang. Mama, aku, Elreno, Sahira, Bams, dan bibi." ucapku.

"Mama sengaja masak banyak supaya kamu nanti bawa makan untuk di kereta. Kalau sewaktu-waktu nanti di kereta kamu lapar." kata mama.

"udah ayo makan. Bams, Reno, ayo turun kebawah. Makan malam" mama kemudian teriak lagi.

Makan malam kami seru. Sambil bercanda. Bams memang selalu membuat kami tidak tegang pd beberapa suasana. Perlu diketahuin Bams dan Elreno tidak ikut ke Bali. Bukannya mereka yang tidak mau. Tapi aku dan Sahira yang tidak mrngajaknya. Karena ini adalah liburan para wanita.

Selesai makan malam, aku dan Sahira mulai menuruni barangku dari lantai atas ke lantai bawah. Bams dan Elreno yang akan mengantar kami ke stasiun. Barang Sahira juga sama sepertiku. Koper besar, ransel, dan tas kecil. Ya, aku rasa perempuan memang begitu.

Aku menunggu jam 11 malam sambil menonton tv di ruang keluarga bersama yang lainnya. Aku pikir bibi belum tidur soalnya dia masih ada di dapur. Benar saja. dia lagi menyiapkan beberapa makanan untuk ku bawa. Lucu sekali. Bibi sangat baik. Aku masih diperlakukan seperti anak kecil nahkan ketika aku sudah besar saat ini.

¤¤¤¤¤

Kereta sudah berangkat. Sahira terlihat sangat mengantuk. Dia langsung tertidur saat kereta baru berjalan. Aku tidak mengantuk. Aku sedang memikirkan teman-temanku saat ini. Aku masih rindu mereka. Jarak dan waktu tidak pernah mengijinkanku untuk bertemu. Mungkin kita akan bertemu tapi tidak untuk sekarang. Aku tak tau kenapa aku sangat suka perjalanan malam. Aku suka malam hari. Apa karena aku lahir dimalam hari ? Atau apa aku tidak tahu. Ada orang yang benci kehidupan malam. Tapi aku tidak. Suasananya selalu membuat aku berpikir tentang masa depan. Memikirkan masa depan bukan sebuah hobby tapi itu adalah sebuah kewajiban. Setiap orang harus mempunyai masa depan. Boleh saja setiap orang berkhayal dan bermimpi setinggi- tingginya bahkan melampaui langit. Karena, ketika mimpi atau keinginan kita tidak tercapai kita akan jatuh diantara bintang-bintang yang berkilau. Percayalah, Tuhan memberikan yang paling baik ketika umatnya memaksimalkan usahanya. Menurutku, hasil tidak akan mengkhianati usaha. Jadi jika hasil mereka bagus, berarti ada usaha yang tak kalah bagus bagi mereka yang sukses. Tapi, ketika hasil tersebut selalu gagal berarti usaha mereka belum serius dan tidak maksimal.

Tak terasa mata ini sudah meredup. Kelelahan memikirkan hal yang selalu kualami di setiap usahaku. Kegagalan selalu datanh ketika keberhasilanku hampir kucapai. Aku tidak mengerti mengapa Tuhan selalu memberikan cobaan ini. Tapi aku tau Tuhan pasti akan memberikan imbalan yang sangat besar ketika umatnya mencoba untuk bangkit. Sejatinya Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi dari kemampuan kita.

Aku sudah larut dalam mimpi. Suasana malam ini sukses membawaku dalam tidur yg lelap. Aku merasa banyak pramusaji yang berlalu lalang menjajakan makanannya. Tapi aku tidak tertarik.

"Jogjakarta" suara petugas di kereta api itu membangunkanku. Artinya sudah sampai di Jogja.

Aku membangunkan Sahira. Dia sangat lelah sekali. Aku tahu itu. Dia terlelap jauh dalam mimpinya. Senggol saja sedikit tangannya. Pasti langsung terbangun. Benar saja saatku senggol tangannya dia langsung melek.

Saat aku turun dari kereta dan sedang mencari taksi untuk menuju Bandara Adi Sutjipto dari Stasiun Tugu waktu menujukkan pukul setengah 5 pagi. Sementara pesawatku terbang jam 6 pagi. Semoga saja aku sampai bandara dengan tepat waktu. Tak lama, mendapati taksi yang supirnya sedang menganggur. Aku memintanya mengantar kita ke bandara dengan cepat.

You're My PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang