Im Sorry

2.2K 84 0
                                    

Aku lelah bekerja dan beraktifitas seharian. Aku memang berencana akan berlibur ke Bali bersama Sahira. Dia sangat menyenangkan ketika menjalani beberapa trip bersama. Tidak takut akan hal apapun dan berani mencoba hal baru. Untuk pertama kalinya kami akan pergi ke Bali hanya berdua 3 hari lagi. Tapi sampai sekarang aku belum menemukan paket tour dengan tawaran yg menarik bagi kami. Dan pada akhirnya kita menemukan paket tour dengan tawaran bahwa kita bisa memilih sendiri tempat mana yang kita akan kunjungi. Sangat menggiurkan! Harganya pun terbilang terjangkau. Tawaran hotel & resort juga memukau. Sangat elegan. Aku yakin liburan ini benar-benar untuk menyegarkan pikiran kami masing-masing.

Senin pagi ini aku tidak akan kemana-mana. Aku akan dirumah saja. Tidak ke resto atau pun nongkrong. Menghemat untuk uang saku liburan nanti. Sahira sudah menelpon lembaga tour yg sudah kami setujui. Menyewa tour selama satu minggu. Ya, satu minggu. Tidak lama kan ? Malah sangat sebentar. Aku tidak suka liburanku terbatas. Aku harap banyak waktu luang lagi untukku bersenang-senang.

"Udah deal sama guide nya sama lembaga tournya juga" kata Sahira tibatiba.

"Good. We'll go to Bali at wednesday. So prepare yourself" kataku.

"Huft" gerutunya sambil meninggalkanku.

Bams sedang mengunjungi Vania dan Vinnie di resto. Sepertinya mereka sangat cocok untuk hal diskusi. Aku tidak tahu kenapa untuk saat ini aku bisa bahagia karena mereka mengililingiku. Sesungguhnya orang-orang yang sudah jahat pada kita tidak perlu kita balas. Tuhan punya rencana lain untuk menyadarkan mereka tetapi tidak dengan cara yang halus.

¤¤¤¤¤

Sepulang dari bermain, Bams ternyata membelikanku pizza. Aku sangat suka pizza. Emas yang berkilau jika aku melihatnya. Aku melahap habis tanpa sisa. Malam itu aku sangat kenyang dengan pizza jadi aku tak perlu makan malam. Semua orang hampir tau keadaanku sekarang. Makanya mereka berusaha membuatku senang kembali.

"Thal, udah siapin baju?" tanya Sahira yg sedang menghampiri kamarku.

"Sebentar lagi aku akan menyiapkan semuanya. Aku hanya kekenyangan." jawabku.

"Makanya biasa aja ngelahap pizzanya." celetuk Sahira.

"please Sahira" ucapku dengan tatapan tajam.

"Im sorry. Im gonna prepare my..." katanya dengan nada ketakutan yg mengejek sambil berlari kebawah.

Aku menyiapkan barang-barangku. Satu koper besar, satu ransel, satu tas santai wanita. Ya, aku akan membawa 3 barang itu yg di dalamnya terdapat banyak sekali hal yang harus kubawa ke Bali. Di koper besar aku menaruh beberapa kaos dan bikini ku, lalu pakaian dalam, celana pendek, baju tanpa lengan, cardigan, tiga piyama, satu jeans panjang, dan beberapa baju lainnya. Di dalam ransel ku aku membawa gopro, jam tangan, alat make up, charger, power bank, dan headset. Di dalam Prada-ku, akan kutaruh 2 samsung dan 1 iphone, dompet, dan tempat kacamata. Pada malam hari aku akan menggunakan kacamat minus. Aku tidak membenci diriku saat aku menggunakan kacamata minus.

"Tiket kereta ke jogja kamu yang pegang ya." kataku pada Sahira.

"Iya. Sudah kumasukkam ke dalam tasku." jawabnya

"Aku masih bingung kenapa kamu tidak jadi berlibur ke Bandung. Padahal aku sudah siapkan semuanya. Penginapan, kendaraan, dan lain-lain." ucapnya dengan tiba-tiba yang membuatku langsung terpikir dengan kejadiam malam minggu kemarin.

"Aku tau kamu sebenarnya mengerti Sahira. Ya kan ?" ledekku.

"Mmm..." mukanya merona karena aku pasti apa yang dia pikirkan.

"Bilang aja kalo kamu pngen denger cerita Rezy. Ya kan ? Aku gak masalah kalau kamu suka dengannya. Tidak ada hubungannya dengan masalahku. Karena itu masalah hati. Jangan merasa canggung karnaku." jelasku.

You're My PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang