Sekarang, aku hanya perlu satu hal. Aku butuh sesuatu yang mampu membuatku lupa, menjadikan segalanya seakan aku tak pernah mencintainya sama sekali. Lucu memang, mungkin sebagian orang diluar sana berpikir aku, sejenis manusia yang bodoh, mau bertahan padahal sudah dipaksa pergi.
Bukan untuk hal itu saja sesungguhnya, namun bodoh disaat Dia pergi tinggal begitu saja, tak peduli bagaimana sakitnya aku, rasanya hati ini baru saja digores kaca dibagian terdalam dan tak terhitung seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutupnya kembali. Lalu bahkan disaat luka itu belum kembali tertutup sempurna, Ia datang lagi merobek luka itu menjadi kembali menganga. Bersikap biasa saja layaknya tak terjadi apa-apa dan tak ada yang tersakiti didalam sini.
Sekali lagi, aku bodoh mau menerimanya kembali dengan senyuman lebar, melupakan segala sakit yang pernah ia berikan, seakan tak mempedulikan seberapa sulit aku mencoba bertahan, lalu memulai melupakannya hingga sejauh ini meskipun sejujurnya, aku masih teramat mencintainya, dan sepertinya sudah tak ada lagi logika yang memberitahu, bahwa nanti di waktunya, Ia akan meninggalkan ku lagi untuk yang kedua dan kesekian kalinya.
Jujur aku merasa risih dengan perasaan ini yang menjadikan aku bukan seperti diriku sendiri. Perasaan ini terlanjur terlalu dalam, sehingga aku pun bahkan tak bisa menjangkaunya. Menangis pun sudah tidak berguna lagi, tak tahu sudah berapa banyak dan berapa lama air mataku jatuh untuk menangisi ini sudah tak terhitung lagi.
Aku, mencoba untuk sedikit demi sedikit membencinya, membuat gunung benci yang sama besarnya dengan gunung cintaku, namun aku tak bisa. Cinta itu tetap memiliki kekuatan yg jauh lebih besar, sehingga mengalahkan benci yang aku punya. Kamu rasa aku bahagia mempunyai rasa ini? Tidak, aku tersakiti.
A/N:
For everyone who begging me to next over the part faster and longer. Please, read and leave at least ur vote or comments. Because, to be honest, I usually have such a reader goals to publish a new chapter.
Thankyou for ur attention,love, Author❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Undelivered Thoughts
Short StoryMenghidupkan suara hati yang seringkali tak tersentuh, karena terlalu dalam. Perasaan menyimpan sejuta emosi dengan tingkatnya masing-masing. Hanya saja kita jarang mengerti. Patahan-patahan hati yang berubah menjadi sekumpulan kata, yang tak tersam...