(Ryo Naruse story)
"Seperti dugaanku! Kau memang luar biasa, Naruse-san!" Ujar salah seorang tim penasihat hukum korban yang ia bela. Naruse tersenyum dan menggeleng.
"Tidak, tuan. Aku hanya beruntung saja." Ujarnya. Lelaki tua itu tersenyum.
"Menghancurkan yang kuat, mengangkat derajat yang lemah kau sebut biasa saja? Sungguh tak heran jika media menjulukimu 'pengacara malaikat'!" Ujarnya. Ryo hanya tertawa kecil.
"Media hanya melebih-lebihkan saja, tuan." Jawabnya. Tiba-tiba segerombolan reporter dan fotografer yang mulai beraksi dengan blitz yang menyilaukan pun menghampiri mereka.
"Naruse-sensei. Anda sungguh luar biasa! Bagaimana mungkin kau bisa menyelesaikan kasus yang sudah 5 tahun berjalan semudah itu?" Tanya seorang reporter wanita.
"Ah, soal itu. Aku hanya beruntung saja kok." Jawabnya.
"Kau terlalu rendah hati. Mana mungkin hanya dengan keberuntungan. Bahkan pengacara senior sekelas Horii-sensei saja tak mampu menyelesaikannya!" Ucap salah satu reporter lagi. Ryo menoleh ke arah reporter lancang tersebut.
"Dengar ya, tuan. Horii-sensei adalah guruku dan aku menghormatinya. Berkat beliau juga aku dapat menyelesaikan kasus ini. Jangan pernah meremehkan beliau!" Jawabnya santai lalu bergegas pergi menuju parkiran mobil. Para reporter itu berseru untuk meminta foto dan interview lebih lanjut. Namun Ryo menghindari mereka.
Ryo pun tiba di parkiran dan mulai memijit tombol alarm mobilnya.
"Maaf mengejutkanmu."
Ia terperanjat.
Suara itu...suara yang sama dengan yang kemarin kan?
Ryo merinding. Dia menelan ludah. Dan memberanikan diri.
"Siapa itu?" Tanyanya.
"Ryo Naruse-san. Selamat!"
Naruse menoleh ke sampingnya dan sedikit terjengkang karena terkejut melihat sosok berbaju serba hitam di sampingnya.
"Persilahkanlah saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu." Ujar pria itu sambil menyodorkan selembar kartu nama. Ryo pun menerimanya dengan ragu.
"Shinigami?" Tanyanya. Pria itu mengangguk.
"Selamat Ryo Naruse-san! Kau terpilih dalam daftar "yang ditakdirkan untuk mati" berikutnya. Sebagai seorang shinigami aku adalah yang bertanggung jawab mengantar jiwamu ke surga!" Ujar si shinigami itu. Ryo kemudian berdiri, dan merapikan setelannya.
"Hei, berengsek. Kau mau mengerjaiku dengan lelucon bodoh macam ini? Lagian dengar ya, aku tak ada waktu untuk bermain dengan lelucon bodohmu ini! Nih!" Ucap Ryo sembari melemparkan kartu nama itu ke arah pria itu lalu bergegas menuju mobilnya. Ia pun menghidupkan mesin dan mulai meninggalkan parkiran.
~~~
Shinigami itu pun memunguti kartu namanya dan memandangi mobil yang baru saja berlalu di hadapannya itu.
"Ck, Dasar manusia sok sibuk!" Umpatnya. Lalu menghilang.~~~
Ryo pun tiba di kantornya. Ketika ia hendak membuka pintu ruangannya tiba-tiba ia dikejutkan dengan teriakan sekretarisnya.
"Sensei!" Panggilnya. Ryo pun menoleh.
"Lihat ini! Kau memperoleh banyak tawaran menyelesaikan kasus-kasus penting lainnya setelah memenangkan kasus Manabe Corp!" Ujar sekretarisnya sembari menunjukan seluruh e-mail yang masuk dari tabnya. Ryo tersenyum kecil.
"Kalau begitu tolong urus jadwal konsultasinya ya, Suzuki-san!" Ucapku. Pria itu mengangguk. Ryo pun memasuki ruangannya. Ia merogoh tasnya dan mengambil handphonenya. Ada pesan LINE masuk dari Shiori.
Ryo-san, selamat ya!!! Seperti yang kuduga kan, mana mungkin si 'pengacara malaikat' kalah dalam suatu kasus!!! Bagaimana kalau nanti kita makan malam di rumahku untuk merayakannya? Aku akan memasak seluruh makanan favoritmu! Jam 7 ya! Balas "ya" jika kau setuju!
Ryo tersenyum membaca pesan itu dan membalasnya. Ya.
Tak lama kemudian handphonenya berdering. Horii-sensei!
"Halo?" Jawabnya.
"Selamat ya, nak. Aku baru saja melihat beritanya di TV!"
"Ah, aku hanya beruntung saja kok, sensei. Tidak luar biasa sama sekali." Jawabnya. Pria tua di telepon pun tertawa terbahak-bahak.
"Hahahah. Sungguh nak...kau memang benar-benar luar biasa seperti kata reporter itu. Seharusnya kau tak perlu menyerangnya seperti itu! Hahahah"
Ryo melebarkan matanya
"Apakah itu ditayangkan?" Tanyanya panik. Pria itu tertawa.
"Sungguh, nak! Kau bahkan lebih hebat daripada aku sekarang! Kau adalah penegak hukum masa depan di negeri ini, nak! Aku bangga padamu! Bagaimana kalau makan-makan di rumahku untuk merayakannya? Sudah lama sekali kita tak bertemu, bukan?"
"Ahhh...sayang sekali, sensei. Aku sudah buat janji terlebih dahulu dengan orang lain! Maaf ya!" Ucapnya menyesal.
"Ah, dengan pacarmu ya? Siapa itu namanya...ah...Shiori kan?"
Ryo tertawa kecil "sebagai gantinya bagaimana kalau nanti kita minum-minum saja? Minggu depan sepertinya tidak terlalu padat." Jawabnya.
"Boleh juga! Akan kutunggu!"
"Kalau begitu sudah dulu ya, sensei. Maaf sekali lagi." Ucapnya lalu menutup telepon.
Ia melirik jam dinding. Ah, sudah jam 2 siang rupanya! Aku harus bergegas!
Ryo pun segera menuju mobilnya.
"Nghhh...maaf mengganggu, Naruse-san!"
Ia menoleh ke belakang. Si shinigami itu lagi.
"Da...darimana kau masuk?" Jawabnya terkejut. Shinigami itu mendesah.
"Sesuai yang kukatakan. Aku ini seorang shinigami. Jangankan masuk ke dalam mobil dengan keadaan terkunci, terbang pun merupakan hal yang mudah bagiku!" Ujar si cerewet itu.
"Jadi kau itu...shinigami sungguhan?"
Shinigami itu mengangguk lemah. Dia kemudian mengeluarkan sebuah buku dari saku dalam jasnya dan menunjukkan isinya ke arahku. "Selamat, Ryo Naruse-san! Namamu terpilih dalam daftar "yang ditakdirkan untuk mati" berikutnya! Sebagai seorang shinigami, aku bertanggung jawab untuk mengantarkan jiwamu ke surga!" Ujar shinigami itu. Ryo melebarkan matanya. Terkejut...sekaligus tak percaya. Shinigami itu lalu mengeluarkan sebuah jam saku dari dalam saku celananya.
"Waktumu tinggal satu minggu dari sekarang! Tolong gunakan waktumu sebijaksana mungkin agar kau tidak menyesal!"
Shinigami itu menghilang. Seminggu? Demi Tuhan...Apa yang dapat kulakukan dalam waktu seminggu?! Apakah ini sebuah lelucon kejam dari Tuhan untukku?~~~
Malam harinya, Ryo pun menghabiskan waktunya untuk makan malam dengan Shiori. Shiori memperhatikannya dengan bingung sedari tadi.
"Ryo-san?" Panggilnya. Ryo menoleh.
"Apa kau baik-baik saja?"
Ryo mengangguk sambil melahap makanannya. "Aku baik-baik saja kok! Ada apa?"
Shiori meletakkan sumpitnya dan menatapku dengan tatapan penuh kekhawatiran.
"Entah kenapa sejak tadi aku merasa kau sama sekali tak bersemangat! Apa mungkin lawanmu mengancammu atau ada hal lain?" Ujarnya. Ryo tertawa kecil.
"Ah, tidak apa-apa kok! Kaunya saja yang terlalu khawatir." Ucapnya.
"Yakin tidak apa-apa? Apa sebaiknya kau bergegas tidur saja? Kau bisa menginap malam ini. Mungkin saja kau terlalu lelah." Ucapnya. Ryo memandang langit-langit.
"Hmm...mungkin saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOPPLEGANGER
FanfictionWARNING: THIS IS AN OHNO CENTRIC FIC :) Characters: Shinigami no.413 Ryo Naruse Kouta Fujioka Satoshi Ohno (cameo in the final chapter) Tatsuya Fujiwara (cameo in the final chapter) languange: bahasa POV: author's POV