Part 8

210 16 4
                                    


Wuih......makin dikit aja yang vote. Hiks.... :'v udah deh abaikan author yang baper ini. Buat yang penasaran aja jadi gue lanjutin.
Enjoy.......


~@@~

Gue bangun dan tiba tiba gue ada di suatu tempat yang lo gak akan nyangka dimana. Aris sudah bangun dari tadi, menunduk diantara dua kakinya. Gue jelas bisa mendengar suara tangis kecil dari mulut aris. Jelas aku bisa mendengarnya di SEL sempit begini, kita hanya berdua.

"Aris kenapa lo nangis? Kenapa kita bisa ada di sini? Apa yang terjadi?" Gue membombardir Aris yang masih sesegukan dengan banyak pertanyaan. Gue refleks memeluk Aris yang masih menangis.

Aris anak yang gak pernah susah dan gak nakal. Keluarganya memang kacau gak ayah gak ibu semua sibuk, sama aja kayak gue. Jadi gue paham.....banget kalo Aris nangis kayak gini masalahnya memang berat.

Aris melepaskan pelukan gue dan menatap gue sedih.

"Jean....ki..ta...dianggep gem...bong nar..ko..ba.."

Deg..... tiba-tiba gue ngerasa ada beban berat di kepala. Gue masih belum percaya kita dianggap gembong narkoba. Gue teringat benda yang gue temuin di perapian. Mencoba mencari tas tapi nihil, karena disita polisi.

Gue baru sadar semua memori kemarin terulang bak film di kepala gue.

Serbuk putih, pertemuan besok, Anna yang mengendap-endap, Anna yang sedang menyamar, pembicaraan ditelfon semua kuhubungkan dan kusimpulkan bahwa Anna dan komplotannya adalah gembong NARKOBA.

Sejam kemudian

"Hey...kalian...masuk ke ruang introgasi!!!" Perintah polisi gendut dengan kasar.

Dengan siap gue dan Aris memasuki ruang introgasi.

"Malam..." sapa polisi dengan suara berat.

"Malam."

"Saya akan memulai introgasi sekarang."

"Baiklah."

"Benarkah ini barang anda Jean dan Aris?"
Polisi tadi menyodorkan tas dan semua isi didalamnya.

"Ya." Kata gue tegas namun tetap dengan perasaan takut.

"Anda tahu apa barang ini?!" sambil memegang bungkusan yang gue ambil di perapian.

"Hm...ya..saya tahu itu apa..tapi...." kata gue ragu.

"Tapi....?" Polisi itu mencoba memancing.

"Ya....tapi sebelumnya kami tidak tahu itu apa."

"Maksud anda?" Polisi terlihat kebingungan.

"Jadi sebenarnya itu bukan milik kami. Kami tahu siapa pemilik sebenarnya."

"Siapa?bagaimana bisa ada barang itu di kalian?"

"Ceritanya panjang...tapi besok mereka akan datang...." celetuk Aris tiba-tiba.

"Benar mereka akan kembali besok." Gue mulai bersemangat.

"Oke...sekarang ceritakan perkara kejadiannya!" Polisi mulai tertarik.

"Jadi....bla..bla...Anna yang aneh bla...kita mulai masuk mulut gua...bla...bla...kita di sekap...dan kita ada di SEL ini." Gue menjelaskan serinci mungkin kejadian yang kita lewati dari kemarin hingga sekarang.

Polisi itu terdiam.

"Maaf kan kami....kami tidak tahu jika kalian bukan komplotan narkoba. Karena kami sedang menyelidiki daerah pesisir. Sering kami dengar dari warga, saat malam terdengar suara perahu motor lalu lalang. Kami pikir harus menyelidiki dan kalian keluar saat penyelidikan. Karena tidak ingin ada keributan warga kami mencoba untuk membius kalian. Maafkan kami..." polisi itu meminta maaf dengan kesungguhan.

"Oke..oke....tapi sekarang masalahnya adalah kita harus mencari strategi untuk menjebak mereka." Aris terlihat bersemangat.

"Oke gue punya ide..." dengan senyum licik gue yang terpasang.

"Apa????" Seru Aris dan polisi serempak.

Apa rencana misterius Jean? Bagaimana mereka mengepung komplotan narkoba itu? Terus baca dan pecahkan misterinya !!

~@@~

Author butuh komentar dan kritiknya....juga vote oke.....vote menentukan seberapa menarik cerita ini. Oke.... bye......

Mendadak DetektifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang