7

2.8K 113 0
                                    

Author pov

Gaara masih di rumah sakit. Bekas luka di bagian perutnya belum sembuh total. Hari ini hanabi beserta nawaki berniat menjenguk gaara sekaligus membawakan beberapa catatan mata kuliah hari ini.

Sekarang pukul 2 siang. nawaki dan hanabi sudah keluar kelas sejak setengah jam yang lalu dan kini mereka ada di depan kamar tulip 124. Ruang kamarnya gaara.

"bagaimana keadaan mu hari ini gaara?" tanya nawaki yang sekarang berada di sebelah bangsal gaara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bagaimana keadaan mu hari ini gaara?" tanya nawaki yang sekarang berada di sebelah bangsal gaara.

"sudah lumayan" ujar gaara memegangi bagian perutnya

"oke perbannya sudah di ganti. Istirahatlah" ujar naruto seraya membelai lembut rambut adiknya

"iya niishan" ujar gaara tersenyum bahagia.

Rasa bahagia yang luar biasa, tak pernah ia melihat niishan nya sebegitu perhatian terhadapnya. Sedikit ada rasa bersyukur dengan adanya kejadian ini. Yang membuat niishannya berubah menjadi sedikit lebih perhatian.

"gaara-kun.. aku membawakan mu catatan hari ini" hanabi menyodorkan beberapa buku tulis nya

"arigatou hana-chan.. kau memang sahabat yang baik sangat baik" ujar gaara memberikan senyum manisnya

hanya sahabat kah? ucap hanabi dalam hati

gaara Cuma menganggap hanabi teman? batin nawaki

***

"suster ryuu" panggil naruto pada asistennya

"iya dok." Jawab suster ryu

"nanti.."

ucapan naruto terputus ketika melihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang terurai. Mata bulan yang cantik. Sangat cocok dengan parasnya yang indah. apa gadis itu putri hiashi-sama? batin naruto saat mendapati gadis itu mendorong kursi roda hiashi.

"siang dok,siang sus" ujar hinata membungkukkan badan

"siang!" ujar naruto

"siang hyuga-san" ujar suster ryuu membungkuk pula

"ayo silahkan lewat sini" ujar naruto mendahului mereka

#

"bagaimana dok keadaan otoushan" tanya hinata ketika naruto selesai memeriksa hiashi

"baik, keadaannya semakin membaik. Saya sangat salut dengan anda hiashi-ojisan. Jarang ada pasien yang gigih seperti anda." Ujar naruto stay cool.

"iya naruto.. saya begini karna anda dokter yang sangat handal dalam membangkitkan semangat pasiennya. Tapi sikap anda yang selalu dingin saat berurusan dengan laporan-laporan itu membuat anda terlihat lebih tua" ujar hiashi

"toushan" ujar hinata takut naruto tersindir dengan ucapan ayahnya. Walau terbilang kasar Tapi ya itu memang kenyataannya. Wajah naruto yang sebelumnya sedikit berbinar. Kini berubah drastis. Hahhaha

"ah anda bisa saja" ujar naruto menormalkan raut wajahnya

"baik lah dok.. saya permisi dulu." Ujar hinata membungkukkan badannya

#skip

Naruto pov

Aku duduk bersandar di kursi kebangaanku. Ku lirik jam tanganku. Kini sudah pukul 10 malam. Aku masih belum berniat beranjak dari kursiku. Masih ada satu hal yang mengganjal di pikiranku.

Drt... drt...

Hp ku berdering, gaara menelfon ku. Ada apa?

"hmmm" aku sedang malas berbasa-basi

"niishan, sudah pulang? Hmm aku suntuk sendirian" ujar nya dengan suara memelas

" belum.. aku akan ke kamar mu. Pip." Ujar ku memutuskan sambungan

Ku langkahkan kaki ku menuju kamar gaara. Ada rasa malas untuk keluar ruangan tapi mau bagaimana lagi. Kasihan juga gaara.

"kenapa kau belum tidur?" tanya ku saat memasuki ruangannya

"aku belum mengantuk" jawab nya lesu

"naze?" tanya ku

"hmm niishan.. aku ingin bertanya?" gaara sepertinya sedang galau haha

"ada apa? Tanyakan saja" ujar ku menatap nya

"bagaimana niishan memulai persahabatan dengan sasu-nii?" tanya nya

"kenapa kamu ingin tau?" tanya ku tanpa menjawab pertanyaannya

"ingin tau saja. Dan juga bagaimana cara tema-nee dekat dengan shika-nii?" gaara lagi-lagi melontarkan pertanyaannya

"naze?"

"tak apa niishan.. hanya ingin tau. Tapi kalo niishan tak mau menceritakannya tak masalah" ku lihat dia tertunduk lesu. Seperti ada yang menganjal dalam benaknya

"ceritakan pada ku apa yang membuat mu tiba-tiba bertanya.. hmm" ujar ku menatapnya penasaran. Dia menghela nafas panjang, kemudian dia menatapku.

"niishan.. " garaa diam sejenak lalu melanjutkan

"sangat dekat dengan sasu-nii. tak seperti denganku" ujar nya tertunduk

"hahahah,, jadi kamu cemburu?" aku tertawa lepas.

"lalu apa lagi yang masih kau pikirkan?" tanya ku setelah meredam tawaku

"aku takut,, setelah tema-nee menikah dia..."

"tak ada untuk kita! Itu yang akan kau bilang?" ucap ku memotong omongannya

"hmm ya" jawabnya masih tertunduk

"gaara.. aku juga sempat berfikiran seperti itu. Aku juga takut." Ujar ku

"tapi gaara, kita adik tema-nee. Kemana pun dia pergi, dia tetap untuk kita. Dia juga tetap kakak kita kan." Aku memeluk gaara. Ku rasa dia saat ini terluka.

"dengar" ku tatap matanya

"aku dan si teme itu memang dekat. Tapi hubungan kami tak sedekat hubungan kita. Kami dekat karna kami saling mengenal. Dan suatu saat mungkin akan berpisah. Tapi dengan mu, walau pun kita berpisah hubungan kita tak lepas gitu aja. Karna kau adik ku" ku lihat seutas senyum di bibirnya

"aku minta maaf ya, jika aku tak punya banyak waktu dengan mu. Aku tau sejak aku kuliah di konoha dan berpisah dengan kalian aku tak punya waktu laagi untuk kalian. Tapi semua itu untuk kalian, adik-adikku. Gomen ne-"

"niishan.. aishiteru" dia memeluk ku.

Jujur ku akui aku salah padanya. Sejak aku sekolah ke konoha aku melupakan kesenangan bersama adik-adikku. Aku sibuk mengurus kuliah dan sekarang aku sibuk mengurus kerjaan ku sebagai dokter. Gomen ne gaara, nagato dan karin. Aishiteru yo

"aku akan ceritakan pada mu bagaimana aku bertemu dengan sasuke dan menjadi teman. Serta kisah tema-nee dan shika-nii" ujar ku,

Senyum gaara mereka dan dia mengangguk mantap.

-author-

© inyaazca

Rumah Sakit (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang