Sore ini aku hanya bisa diam terpaku mengulang video yang mikha upload di youtube.
Hari sebelumnya mikha memang mengatakan bahwa dia ingin membuat sebuah video hari ini.
Dan voila...
Videonya sudah terunggah.
Kau tau?
Entah ini sudah ke berapa kalinya aku mengulang video ini. Mencoba menerjemah setiap kata-kata yang terucap dari mikha. Menerka-menerka apa yang sebenarnya sedang mikha rasakan sekarang, dan pikirkan? Sampai dia bisa mengatakan hal yang cukup serius dan cukup menyentuh hati.
Bagaimana dia merasa kurang bersyukur akhir-akhir ini, dan dia menyesalinya. Dia takut dan tidak mau bila dia merasa kurang bersyukur kedepannya. Dan kata-katanya tentang tunist. Dia ternyata masih memperhatikan tunist, meskipun dia tak menunjukkannya secara langsung. Karena dia terkesan cukup cuek bila di lihat langsung.
Aku tak akan sekaget ini bila mada, yang mengatakan segala yang ada di video ini. Bila mada mengatakan hal ini responku akan berbeda pastinya
'Mada, kamu emang selalu perhatiin tunist, kamu terbaik'
Tapi untuk mikha, inilah responku
'Mikha bisa mikir kaya gini? Mikha ternyata masih perhatiin tunist? Ngga nyangka'
Berbeda. Karena seperti bukan mikha yang biasanya. Mikha yang terkesan tak peduli dengan sekitar. Tapi ternyata hal itu tak selalu benar.
Mikha ternyata masih punya waktu untuk memikirkan tunist. Bagaimana dia merasa senang jika tunists saling berkumpul tidak hanya ketika theovertunes tampil. Tapi juga ketika ada kegiatan lain. Mereka senang bilang tunists bisa saling berbaur satu sama lain. Mereka merasa senang bila mereka memberi influence yang positif bagi para tunists.
Aku men dm theovertunes mengatakan segala yang kupikirkan setelah melihat video ini. Aku hanya berfikir, mungkin aku juga sering membuat kesalahan.
*********
'Cell lari sore yuk besok abis aku pulang kampus, besok kamu ngga ada jadwal kan?'
Aku mencoba mengajak cello untuk lari sore besok. Aku ingin sekali berbicara dengan cello. Ingin membahas tentang teman-temannya.
Ya, TheOvertunes.
Mada, reuben, dan mikha.
Terutama mikha.
Aku merasa ada yang di sembunyikan oleh mereka. Tapi aku tak tau apa itu. Aku lelah menerka-nerka hal yang tak pasti.
Aku tidak mau munafik. Aku memang sempat berfikiran bahwa mikha mungkin merasakan hal yang aku rasakan. Rasa suka. Rasa yang ternyata lebih dari sekedar sahabat.
Tapi,
Sekejap saja, sudah bisa kudapatkan bukti bahwa mikha tak merasakan hal yang sama denganku.
Banyak, sangat banyak.
Aku ingin realistis.
Tapi sulit.
Aku ingin berfikir positif
Tapi sulit.
'Ngga bisa kalo besok. Besok mau futsal. Ikut aja gimana?'
'Yah cell maunya lari bareng'
'Sekarang aja gimana?'
'Udah malem gini udah jam 8'
'Ya kenapa? Pernah juga kan kita'
'Serius? Aku sih ngga papa'
'Iya, aku jemput 15 menit lagi'
'Lebay jemput segala. Rumah kita depan-depanan, teriak juga bisa lol'
YOU ARE READING
Our Story
FanfictionHai... Aku cheline :) ✌✌✌ ff ini adalah ff semi real. sebenarnya hampir 100% ff, tapi di masukin sedikit cerita dari tunist-tunist, atau curhatan tunist-tunist di sosmed. jadi kalo kalian ada yang ngerasa ff ini mirip dengan kisah kalian. itu mungk...