Chapter 1

329 27 1
                                    

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku beberapa kali sebelum akhirnya aku bisa membuka mataku sepenuhnya.

"Dimana aku?"

Aku sedikit bingung dan kaget karena seingatku aku sedang tidur di kamar, namun apa yang aku lihat sekarang sama sekali bukan kamarku.

Apakah aku bermimpi? Aku mencoba beberapa kali menampar pelan pipiku, dan ternyata aku memang benar-benar ada di tempat asing ini.

Mataku menerawang jauh kedepan. Sejauh mata memandang, hanya nampak hamparan rumput luas yang seolah tidak ada ujungnya. Dari kejauhan, aku juga melihat beberapa pohon buah dan bunga-bunga. Aroma ini, aku sangat menyukainya. Paduan lili dan lavender membuatku sedikit terbuai dan larut dalam lamunan.

Tidak ingin membuang waktu, aku bergegas berdiri dan membersihkan pakaianku. Aneh, aku bahkan masih memakai gaun tidurku. Aku melangkah menuju sebuah pohon apel yang berdiri kokoh. Entah mengapa aku tiba-tiba lapar dan tidak tahan untuk tidak memetik salah satu buah apel yang nampak segar itu.

"Jangan sentuh apel itu!!!"

Suara seseorang dari belakang mengejutkanku. Aku berbalik dan berusaha mencari sumber suara yang hampir membuatku melonjak dari tempatku berdiri

"You may not touch that apple"

Seorang laki-laki keluar dari balik pohon. Penampilannya sederhana, ia hanya seperti seorang anak petani dengan baju yg sedikit bernoda disana-sini. Rambut pirangnya berkilau terkena cahaya matahari membuatku sedikir kesulitan melihat wajahnya.

"Siapa kau?" tanyaku.

Aku menatapnya penuh kebingungan. Ia berjalan mendekat ke arahku.

"Apa kau lapar? Ini,makanlah" ia memberiku bungkusan aneh dari daun jati yang berisi roti dan beberapa buah berry.

"Terimakasih...ehhm kau belum menjawabku, kau siapa?"

Lagi-lagi ia tidak menjawabku dan hanya tersenyum lalu menarik tanganku dan membawaku ke suatu tempat yang sepertinya adalah rumah.

Rumah itu tampak sangat sederhana. Dengan material yang didominasi kayu, terlihat rindang dan nyaman

"Ayolah, aku hanya ingin tahu namamu saja tidak lebih, setidaknya aku bisa..."

"Thomas," ia memotong perkataanku.

"Namaku Thomas, dan kau?" ia mengajakku berjabat tangan

"Melissa Brown, kau bisa memanggilku Melissa" aku menyambut jabatan tangannya.

"Okey Melissa, Selamat datang!" Thomas membuka pintu kayu dihadapannya.

Mataku langsung tertuju pada bagian dalam rumah itu. Sederhana memang, tapi sangat rapi dan bersih. Perabotannya terbuat dari kayu jati. Aroma jahe dan kayu bercampur dan tercium sangat kental di ruangan ini.

"Mulai sekarang kau tinggal disini,"

"Apa?tinggal disini?" aku sedikit terkejut dengan perkataan Thomas.

"Ya, ini rumah barumu sekarang" Thomas tersenyum ramah.

"Tunggu dulu, apa aku sudah mati?"

"Hahaha...tentu saja tidak, sekarang kau hidup disini dan inilah rumahmu," Thomas mengangkat bahunya lalu kemudian kembali tertawa.

"Tapi...." aku menghentikan kalimatku .

"Apa?" Thomas menatapku tepat dimataku

"Ahh...nothing, nevermind" aku mengurungkan niatku untuk bicara.

"Okay then, bersihkan dirimu dan pakaianmu ada di lemari, setelah itu susulah aku di kebun belakang"

Thomas seketika menyingkir dari hadapanku. Ia melangkahkan kakinya menuju dapur sebelum kemudian menghilang di balik pintu tua yang tentu saja menuju kebun belakang.

TBC


Okay... That's my first chapter of my first fanfiction on wattpad. Don't forget to vote and comment if you want me to continue the story ^^



Illusion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang