Chapter 2

257 22 4
                                    

"Melissa...come on girl, you have to wake up now!"

Nyonya Brown berusaha membangunkan puteri semata wayangnya. Ia mencoba membangunkan Melissa dengan menggoncang-goncangkan tubuh putrinya yang sedang tertidur

"Ayo tuan putri, kau akan terlambat untuk hari pertama kuliahmu!"

Nyonya Brown menarik paksa selimut Melissa, namun gadis itu tidak menunjukkan tanda-tanda ia terusik. Tubuhnya masih saja diam dan matanya tidak terbuka sedikitpun

"Hey, ada apa denganmu? Apa kau sakit?" Nyonya Brown yg nampak mulai panik mencoba memeriksa lebih dekat puterinya yang sedang tertidur itu

"Sam! Kemarilah, cepaaat!!!" Nyonya Brown memanggil suaminya yang tidak lain adalah ayah Melissa.

"What's going on honey?"

"Lihat, Melissa tidak bangun dari tidurnya, what happened with her?"

"Coba kuperiksa"

Tuan Brown yang merupakan dokter langsung mengambil stetoskopnya dan memeriksa puterinya. Ia memeriksa Melissa dengan teliti.

"No, it can't be happend!" Tuan Brown bergumam di sela-sela ia memeriksa Melissa.

"Ada apa? Apa yang terjadi pada puteri kita?"

...

"Ahh...kau sudah selesai?" Thomas memperhatikan penampilanku sejenak.

"Why? Apa ada yang salah dengan penampilanku?" Aku mencari-cari sesuatu yang membuatku terlihat aneh.

"Hahaha no, just... you look suit with that dress"

Aku mengalihkan pandanganku pada gaun satin warna biru langit yang kupakai. Yahh...ukuran dan modelnya sangat cocok denganku, bahkan bisa kubilang semua baju di lemari itu adalah style ku.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku sambil berjalan ke arahnya.

"Merawat sahabat-sahabatku" Thomas menjawab sambil tersenyum ke arah tanaman di kebun kecilnya.

"Apa kau yang merawat mereka semua?" Aku mencoba menyentuh salah satu daun selada.

"Ya, aku merawat mereka semua" Lagi-lagi Thomas menyunggingkan senyuman yang sedikit mengusik detak jantungku.

"Apa kau sudah tahu?"

"Maksudmu?" Thomas memandangku heran.

"Maksudku, apa kau sudah tahu dan mempersiapkan semua untukku? Semua pakaian itu..."

"Hahaha... Kau tidak perlu tahu bagaimana pakaian itu bisa cocok denganmu, trust me kau ada di sini itu takdirmu" Thomas kembali fokus pada pekerjaannya.

Aku menyerah dengan semua pertanyaan di kepalaku. Aku memutuskan untuk mempercayai perkataan Thomas, lagi pula ia tidak seperti orang jahat. Dan jika ini hanya mimpi, maka cepat atau lambat aku akan terbangun.

"Aku boleh memetiknya?" Aku menunjuk buah strawberry yang tampak sangat segar.

"Tentu saja, ini semua milikmu juga. Kau berhak atas semua hal disini, kecuali pohon apel itu, jangan pernah menyentuh apalagi memakan buahnya. And better you stay away from that tree" Thomas menunjuk pohon apel yang tadi hampir saja kupetik.

"What's wrong with that tree?"

"Just trust me, kau akan menyesal setelah kau memakannya" Thomas menarik tanganku masuk ke dalam rumah.

...

"Apa?! No way, itu tidak boleh terjadi!" Nyonya Brown bersimpuh lemas di dekat ranjang puterinya.

"Calm down honey, kita dengarkan penjelasan Peter dulu" Tuan Brown berusaha menenangkan istrinya.

"Ya, Melissa terkena Sleeping Beauty Syndrome. Ia akan terus tertidur dan tidak ada yang tahu kapan ia akan bangun. Aku sarankan ia diberi infus dan di pantau secara intensif Sam"

"Okay Peter, thanks aku akan mengusahakan yang terbaik untuknya" Tuan Brown mengantar temannya keluar dari kamar Melissa.

...

"Wow... Kau yang membuat semua ini" Mataku membulat sempurna saat melihat makanan yang tertata rapi di meja.

" Tidak banyak, let's eat kau pasti lapar kan? We have lot of activity after lunch" Thomas langsung melahap makanan di piringnya

"Apa yang akan kita lakukan setelah ini?" Aku memandanginya bingung.

"Rahasia, kau akan menyukainya, I swear" Thomas tersenyum padaku sebelum akhirnya ia kembali fokus pada makanannya.

-TBC-

Okaaayy....itu dia chapter 2 dari kisah ini (?) jangan lupa buat vote and comment ya biar aku bisa lebih baik lagi buat chapter selanjutnya. 1 vote aja aku udah semangat buat bikin chapter selanjutnya kok. So, jangan lupa vote yaahh ^^


Illusion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang