Chapter 4

205 21 0
                                    

"Aku takut dia tidak akan bangun Sam" Nyonya Brown menangis di sebelah tubuh Melissa yang tertidur dengan senyuman di wajahnya.

"Aku yakin dia akan baik-baik saja, lihat bahkan puteri kita tersenyum sangat manis dalam tidurnya" Tuan Brown berusaha menenangkan istrinya.

"Ini sudah setahun, dan puteri kita belum juga bangun" Nyonya Brown memandangi wajah puterinya dengan sendu.

"Percayalah dia akan segera bangun, cepat atau lambat" Tuan Brown memeluk tubuh istrinya.

...

Sudah satu tahun kulalui di tempat ini. Aku sudah terbiasa dengan kehupan di dunia ini bersama Thomas.

Dia memperlakukanku sangat baik. Terkadang aku bersyukur karena telah dipertemukan denganya. Seorang pria yang bisa membuatku tersenyum dan kesal sekaligus.

"Missy hurry up! Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu" Thomas berteriak dari arah dapur.

"Baiklah, wait a minute i'll be there" Aku segera memakai pakaianku dan menyusulnya di dapur.

"Mengapa kau senang sekali membuang waktu dengan mandi?" Thomas melipat tangan di dadanya dan memandangku dengan tatapan menghakimi.

"Heeeyy...aku kan sudah bilang kalau aku ingin menyiapkan sarapan" Pandangnku langsung tertuju pada bubur yang telah tersaji di meja makan.

"Kalau kau ingin membuatnya, maka jangan buang waktumu di kamar mandi" Thomas mengacak rambutku dan tertawa puas. Ia langsung duduk di meja makan dan menyantap bubur buatannya.

" Menyebalkan!" Aku duduk dihadapannya dengan wajah kesal

"Hey don't make that kind of silly face" Thomas protes melihat raut wajahku.

"Nevermind, this is my face right?" Aku langsung melahap bubur dihadapanku dan oops panas sekali

"Hahahaaa...sini berikan padaku" Thomas menarik mangkuk buburku dan memberikanku miliknya.

"Makanlah, aku sudah mendinginkanya" Thomas kembali fokus meniupi bubur di hadapannya.

"Baiklah..." Jawabku singkat dan langsung melahap bubur dihadapnku

"I want to ask you something" Thomas memecahkan keheningan diantara kami.

"Katakan saja," Jawabku sambil memandang ke arahnya.

Tiba-tiba Thomas menyentuh tanganku. Ia menatapku begitu dalam. Jantungku berdetak tak karuan. Wajahku terasa panas dan tibuhku sulit sekali digerakkan. Aku semakin membeku ketika tiba-tiba Thomas menggenggam erat tanganku.

"Apa kau bahagia bersamaku?" Thomas melontarkan pertanyaan yang 1000 kali lebih sulit dipahami daripada soal aljabar.

"M-maksudnya?" aku menjawab dengan terbata. Thomas tertawa melihat tingkahku dan mungkin saja wajahku memerah saat ini.

"Apa kau bahagia tinggal di pondok ini bersamaku Melissa?" Thomas mengulangi pertanyaannya dengan senyuman yang terukir sempurna di wajahnya.

"Of course, tentu saja aku bahagia" aku berusaha menjawab senormal mungkin.

Thomas beranjak dari tampat duduknya lalu mencondongkan tubuhnya hingga wajah kami saling bertemu. Ia bahkan belum melepaskan genggaman tangannya

"Wait, mau apa kau?" aku menatap kedua matanya dengan sedikit takut.

Thomas tidak mendengarkan perkataanku, ia malah semakin mendekatkan wajahnya.

Chup~ ia mengecup singkat bibirku dan langsung kembali ke posisi duduknya. Aku masih terpaku diposisiku dan tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi.

"Missy, I think I love you"

-TBC-

Wohooooo....kira-kira gimana ya kelanjutanya, ditolak atau diterima?
Okay jangan lupa vote and comment ya buat tau kelanjutannya, chu ^^

Illusion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang