"Apa terjadi sesuatu sebelum aku tertidur dan berakhir di tempat ini?"...
"Melissa, wake up..." Suara Thomas begitu lembut terdengar di telingaku. Perlahan aku membuka mataku dan langsung kulihat sosoknya yang menatapku dengan senyuman yang terukir manis di bibirnya.
"Good morning Tommy," ucapku sambil bangkit duduk.
"Aku sudah membuatkan sarapan, kau mau aku membawakannya?" Thomas beranjak berdiri. Aku menahan tangannya dan membuatnya memandangku bingung.
"No, let's have breakfast together," aku tersenyum padanya dan langsung turun dari kasurku.
Thomas menggandeng tanganku menuju ruang makan. Aku tersenyum tipis memandang punggungnya. Masih tersisa sedikit rasa bersalah di dalam hatiku.
Andai saja aku bisa membalas perasaanmu Thomas, aku juga menyayangimu.
"Silahkan duduk," Thomas menarik kursi untukku dan mempersilahkan aku duduk.
Aku langsung mengambil posisi duduk. Mataku tertuju pada makanan yang sudah tertata rapi di meja.
"Kau menyiapkan ini semua?" Mataku memandang tidak percaya semua hidangan di hadapanku.
"Yap, aku bangun pagi hari ini," Thomas tersenyum bangga.
"Uhh...aku kalah denganmu, tommorow I'll be the one who wake up first!" Aku sedikit memicingkan mataku.
"Hahaha..okay, Aku juga tidak mau bangun pagi lagi. Aku butuh banyak tidur," Thomas merentangkan tangannya seperti kucing yang baru saja bangun tidur.
Aku hanya bisa tersenyum menatapnya. Jujur saja Thomas selalu membuatku nyaman ketika aku berada di dekatnya.
"Thomas, sudah berapa lama kita hidup bersama?" Matanya memicing mendengar pertannyaanku.
"Satu setengah tahun, why?" Thomas menatapku bingung.
"Aku merindukan orang tuaku," aku mengarahkan pandanganku ke bawah.
" I know that, me too" Thomas mengusap punggung tanganku, membuatku lebih tenang.
Aku terdiam sejenak memikirkan laki-laki yang selalu hadir di mimpiku akhir-akhir ini. Harry? Apa dia begitu berarti untukku?
...
"Kita hanya bisa mengharapkan keajaiban Sam," ujar seorang laki-laki pada tuan Brown.
"Sudah satu setengah tahun puteriku tidak terbangun Peter, aku takut dia tidak akan kembali," Tuan Brown mengacak rambutnya frustasi.
" Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk Melissa," kata laki-laki itu menenangkan.
"Aku tidak tahan melihat Nan bersedih," Tuan Brown tertunduk sedih memandang foto keluarganya.
...
"Melissa?" Tegur Thomas membuyarkan lamunanku.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Ahh...nothing," aku berbohong.
"You such of liar huh?" Thomas mengetahui gelagatku.
"Okay fine, aku memikirkan Harry," aku memutuskan untuk jujur padanya.
"Do you miss him?" kali ini sorot mata Thomas menjadi redup.
Aku hanya menggeleng karena jujur saja aku masih tidak memiliki ingatan tentang Harry.
"Thomas, what will happen if someday we're wake up?" aku menatapnya dengan serius.
"Hmm... I'm gonna find you again," Thomas menjawab dengan santai.
Aku tersenyum mengambang menatapnya. Tapi bagaimana jika saat dia menemukanku dia akan terluka lagi?
-TBC-
Hahhh...maafkan keterlambatan publish ini >< seorara sedang stuck maaf kalau hasilnya gaje, vomment yahh janji deh chapter selanjutnya bakal lebih panjang, thanks~
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion
FanfictionMelissa Brown terjebak dalam tidur panjangnya selama 3 tahun. Kedua orang tuanya berusaha dengan segala cara untuk membangunkannya. Namun dalam tidurnya, ia berada di dunia lain yang membuatnya enggan untuk terbangun. ©seorara