"O-onii - chan! Kenapa kau disini? " tanyaku jengkel.
Diam sejenak
"Uh.. aku khawatir denganmu.. ayo kita pulang.. " ucapnya sambil mengusap kepalaku.
Aku hanya mengangguk dan mengikutinya..
"Hari ini mendung.. tch! Aku tidak bawa payung... Suzuki, apa kau membawa payung?"
"Eh.. tidak.. aku tidak bawa" pertanyaannya memecahkan lamunanku.
"Kau ini kenapa?" Bisik Onii - chan.
"E-ehm..tidak... tidak apa - apa. "
Sambil senyum paksa.
"Apa kau masih memikirkan kejadian tadi siang? Di atap?"
"Eh.. uhm.. uhm... " aku mengangguk. "Onii - chan.. apa aku ini indigo. Kupikir hanya aku yang dapat melihat pria tadi. " ucapku pelan.
"Yaa.. mungkin imouto ku yang manis ini memiliki kemampuan itu.. ahahaha" tarik hidung suzuki.
"Ittai... nee.. onii-chan.. aku serius.."
"Aahh.. baik.. baik.. mungkin saja seperti itu.. "
Terdengar gemericik air hujan yang mulai turun . . .
"Sial!!! Hujannya turun!!! Doushiyo??!!" Kataku bingung..
"Kita bisa menunggu di sekolah sampai hujannya reda kan?" Kata onii-chan santai.
"Aahh.. terpaksa aku menunggu disini lagi. Dengan onii-chan lagi.. gweehh" gerutuku dalam hati.
"Ekhheemm... aku tau yg kau pikirkan.. " kata Onii-chan
"Tch.."
"Ahahahaha... hmm.. langitnya gelap sekali.. kau mau masuk ke dalam?"
"Ehm.. ide bagus." Ucapku.
Aku berjalan ke lobi dan duduk di bangku panjang. Sambil melihat rintikan air hujan di luar sana..
"Kau lapar? Ini.. aku punya roti. " tawar onii-chan
"Arigatou.. " *smiles*
Beberapa jam Makoto dan Suzuki menunggu.. hujan tak kunjung reda..mungkin sekitar 4 jam mereka menunggu di sekolah. Dan setiap menit orang-orang yang berada di sekolah mulai menghilang. Sekarang hanya ada mereka berdua yang ada di sekolah. Dan jam telah menunjukkan pukul 8 malam.
"Kapan kita pulang!!???" Rengekku
"Sabarr.. tunggu sebentar lagi.. "
Pyaaarrr...
"A-apa itu onii-chan!?" Aku mendekat ke onii-chan.
"Mungkin cuma kucing.. "
Tap...tap..tap...
"S-suara itu lagi... " bisikku.. "onii - chan.. ayo kita periksa dan pastikan apa itu.. "
