Tap...tap...tap..
Aku dan Onii-Chan berjalan perlahan menuju sumber suara. Dan betapa kagetnya kami saat melihat cairan kental berwarna hitam tercecer di ubin yang berwarna putih bersih.
"N-nani kore?" Aku menarik lengan baju onii-chan ku
"Tunggulah sebentar.. akan kuperiksa.. "
Saat Oni-chan memeriksa cairan itu.. aku tertarik pada suatu hal yang terlihat janggal. Yaitu.. saat kami mendengar suara barang yang jatuh dan pecah. Namun, saat aku kami memeriksanya.. kami tidak menemukan barang apa pun yang jatuh ke lantai. Hanya cairan kental berwarna hitam itu tadi.
"Suzuki... cairan ini mengarah pada sesuatu. Bagaimana kalau kita ikuti?"
"Uhm..." aku berpikir.
"Jika kau takut.. tunggulah disini. "
"Tidak!! Aku ikut. Kemungkinan juga saat aku sendiri aku akan ditemui oleh pria itu lagi"
"Souka.. ayo.."
Kami mengikuti kemana ceceran darah itu nengarah..
Menuju ruangan tersembunyi yang selama ini belum pernah kami temukan. Ruangan dengan tembok besi dan pintu berjeruji besi. Bau amis menyeruak di sekeliling ruangan.
Aku memegang lengan onii-chan.
"K-kowaii.. a-ayo pulang saja...." rengekku.
"Sebentar.. aku ingin memastikan sesuatu.."
Brukk!!!
Tiba tiba pintu itu terbuka dengan cepat. Sontak aku kaget bukan main. Namun di mata kakakku penuh dengan misteri dan tanda tanya. Tatapannua lurus dan tajam ke depan.
Terlihat ceceran darah itu mengarah ke dalam ruangan besi itu.
Perasaaku tidak enak.
Gemericik air dari pipa menambah hawa dingin yang membuatku merinding sedari tadi. Kami tetap terdiam di depan ruangan itu.
"Ayo pulang.. mou.. yada yo.. "
"Hmmpph.. baiklah.. "
Kami berjalan kembali..
TIBA TIBA
Cesssss
Sesuatu yang dingin menggenggam kaki ku. Aku tak bisa bergerak. Hanya menarik-narik lengan onii-chan. Berharap dia mengerti.
"Nii-chan.. b-bisakah kau melihat apa yang menahan kakiku?"