Six (short ver.)

452 20 3
                                    

Chapter 6

??? POV

Aku menutup lokerku dan menatap kaos yang kupegang dengan tersenyum. Aku segera berjalan keluar kelas hingga aku melihat Irene berjalan sendirian pulang, ah tidak, sepertinya ia tidak berjalan pulang. Harusnya ia kan belok kekiri, tapi ini kekanan. Aku segera mempercepat langkahku untuk mengikutinya secara diam-diam. Dia menuju lantai atas, menuju ruang musik? Memangnya hari ini ada latihan? Bukannya hari ini semua ekstrakurikuler tidak ada jadwal?

Aku membalikkan badanku ketika Irene memasuki ruangan itu. Aku berjalan menuju toilet pria yang tak jauh dari ruang musik. Kuganti seragamku dengan kaos yang tadi kuambil diloker. Kaos polos yang sudah kutulis 'Saranghae Irene-ya' dengan spidol, dan kuambil bunga yang sudah kubeli kemarin. Kurasa hari ini bukan waktu yang salah untuk menyatakan cintaku padanya.

Ya, aku memang bukan tipikal orang yang romantis. Biasanya mereka menyatakan perasaannya dengan sebuah dinner yang dikelilingi lilin, atau dengan sebuah surat yang dikelilingi kelopak-kelopak mawar. Menurutku segini saja sudah cukup, lagipula aku tau betul sifat Irene sejak SMA yang tidak terlalu menyukai keromantis-romantisan. Sifatnya yang konyol itu sangat tidak cocok jika kuberi keromantisan yang berlebihan kkkkk.

Seharusnya aku menyatakan perasaanku saat awal-awal Irene masuk sekolah ini, dengan begitu Sehun dan Kris pasti tidak akan mendekati mereka. Aku menyesal terlalu lama memendam perasaanku, bodohnya aku juga kenapa aku menolaknya dulu. Dan sekarang aku malah mengejar-ngejarnya dengan amat menyesal. Dan sekarang? Irene sudah banyak yang suka, bahkan sahabatku sendiri menyukainya hingga pertemanan kami terpecah belah. Tapi sekarang mereka sepertinya sudah tidak peduli juga dengan pertemanan kami, aku pun sepertinya. Dan ini saat yang tepat untuk Irene tahu bahwa aku mencintainya.

Aku berjalan keluar dari toilet menuju ruang musik, sudah kusiapkan semuanya untuk menyatakan cintaku padanya. Tidak peduli ia menolakku, apalagi dengan hadirnya Sehun dan Kris pasti dia lebih memilih kedua namja itu daripada aku. Tidak peduli jika ia tidak cinta padaku, yang penting aku sudah menyatakannya.

Kuharap tidak ada siapa-siapa diruangan ini, agar aku bisa leluasa menyatakannya. Kupegang kenop pintu ini dan menariknya kebawah dengan semangat hingga pintu itu terbuka dan menampilkan Irene yang dikelilingi dua namja. Namja yang benar-benar sangat tidak kuinginkan untuk ada disitu. Mereka semua menatapku dengan diam, Irene yang tadinya menatapku kini turun kebawah menatap bunga yang kupegang.

Muka ceriaku kini sudah berubah jadi merah, aku kesal, kecewa, dengan hadirnya namja itu. Aku membalikkan badanku dan meninggalkan mereka dengan kesal, tak peduli lagi niat awalku untuk menyatakan cintaku pada Irene. Aku benci Irene, tidak, aku benci Irene dekat dengan mereka. Aku benci mereka, aku benci pertemanan kita. Kubuang bunga ini dengan asal kelantai, Kudengar suara Sehun dan Kris meneriaki nama Irene, kututup telingaku dan berlari.

OoO

IRENE POV

"IRENEEEEEEEE!!!!!" Tak kupedulikan teriakan mereka, aku berlari meninggalkan mereka sampai aku berhenti, menatap bunga itu. Bunga itu terjatuh dilantai, entah sengaja dibuang atau memang terjatuh. Kupungut bunga itu dan mencari larinya namja itu, entah kenapa badanku bergerak meninggalkan Sehun dan Kris demi mengejar namja itu, padahal aku sudah tau pilihanku.

Kulihat ia berlari menaiki tangga, menuju atap? Aku tetap mengikutinya dengan perlahan supaya dia tidak tau. Kini, kita berdua sudah berada diatap. Kutatap punggungnya dari kejauhan.

"Bunganya... Aku suka, cantik." Aku memberanikan bicara dan menghampirinya.

"Yaaa! Jangan terlalu percaya diri, itu bukan buatmu!" Aku mendekatinya dengan senyum mengembang diwajahku. "Lalu itu apa?" Tunjukku pada bajunya, ia lalu membalikkan badannya membelakangiku.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang