To Be Continued

984 130 33
                                    

Tidak ada salahnya jika sesekali kita harus mengulang membaca buku yang telah kita baca, dan terlebih kalau itu telah masuk ke dalam 'list favorite'. Tidak ada salahnya kita mengulang, jika memang kita sendiri bahkan belum mampu untuk membeli buku keluaran baru guna pengganti buku sebelumnya.

Jadi, menurutku tidak ada salahnya jika kita masih menaruh harapan pada sang mantan jika kita bahkan masih belum mampu untuk mencoba move on dan mencari penggantinya. - Clarrisa Crystabelle


--------------------------------------------------------------------------------------------

Hingga kini, aku masih memegang prinsipku dengan teguh, yaitu mencoba mengulang kembali lembaran cerita yang sebelumnya pernah kubaca, menulis kembali sequel dari cerita yang sebelumnya telah kucoba perbaiki dan berniat untuk membuat akhir yang lebih baik selanjutnya.

Sama halnya dengan ceritaku. Saat ini yang aku inginkan tidak lain hanyalah kembali ke dalam dekapan sang mantan. Tidak perduli dengan apapun caranya, sekalipun itu dengan cara memalukan aku pasti akan tetap mencoba meluluhkan kembali hatinya.

Walaupun aku tahu, keluarga dan teman-temanku selalu menghalang segala prinsipku dan melarangku untuk balikan dengan si mantan.

Namun aku tidak mengambil pusing, aku sudah terlanjur jatuh pada sang mantan, yang sebelumnya sudah mengisi hari-hariku penuh warna.

Apa aku terlihat bodoh? memang. Lebih baik jika yang lain terus mengatakan hal itu kepadaku daripada aku harus memaksa diri untuk membohongi perasaanku sendiri.

Ah tidak usah munafik, jika memang masih sayang, kenapa harus gengsi untuk mencoba meminta kesempatan.

Jika itu yang diinginkan demi kebahagiaan, maka buanglah jauh-jauh gengsi di hatimu dan lakukan apapun sebisamu. Karena hidup ini terkadang lucu. Tidak ada yang di bawah akan terus berada di bawah, dan tidak ada yang di atas selalu berada di atas.

***

Hari ini tepatnya sudah 14 hari setelah hari dimana aku diputuskan oleh dia, si manusia berkepala batu dan dingin itu, Devian Danuwinata.

Entahlah, pada awalnya aku juga tidak tahu pasti sebenarnya, mengenai hal apa yang sampai-sampai bisa membuatku jatuh ke lubang yang terlalu dalam, hingga dengan polosnya pemikiranku langsung berkata, kalau hanya ialah yang dapat membantu dan menarikku keluar.

Ia tampan? tentu saja. Tapi itu menurut pandanganku sendiri. Kenapa? karena temanku selalu mengatakan hal-hal seperti 'aku rasa matamu buram' 'aku rasa otakmu sudah terbentur'. Dan berbeda dengan keluargaku yang jika kutanya mereka hanya akan diam dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

Kenapa sih? mereka selalu menyebut salah dalam seleraku.

Padahal aku memang benar-benar mengatakan yang sesungguhnya, kalau Devian itu memang tampan! Ia juga baik, dan perhatian! Tapi lagi-lagi aku dikatakan salah, dan kalian tahu? bahkan lebih sadisnya aku dikatakan buta oleh mereka.

Oke biarkan saja, mau bagaimana lagi. Karena cinta itu sifatnya memang membutakan! Ya, aku buta terhadap wajah tampan dan kulit putih mulus miliknya itu selama ini, terlebih lagi saat sudah melihat tetesan keringat bercucuran dari lehernya sehabis dia bermain futsal. Arghh

Ya, aku juga buta terhadap sikap dinginnya yang kadang mencuekkanku saat aku mengomel, tapi yang ada aku malah melihatnya semakin tampan!

Oke dan lagi aku juga buta terhadap sikapnya yang terkadang keras kepala itu, namun ia masih juga pandai dalam membujukku yang tengah merajuk, dan terkadang bahkan keahliannya yang selalu meluluhkanku yaitu ia suka memberi perhatian padaku secara diam-diam. Oh Dev!!!

Tidak bisakah aku segera meluluhkan hatimu untuk kembali padaku?



***

To Be ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang