salah alamat

2.2K 178 0
                                    

"Demi apa aku harus percaya kata-katamu Soo Hyang?" tanya Ji Ae. Nadanya seperti mengejek.

"benar, aku tidak berbohong. Joshua oppa benar-benar memayungiku malam itu."

"Mungkin kau sudah mabuk Seventeen sampai-sampai kau mengarang cerita seperti itu. Coba ingat-ingat, mungkin saja itu mimpi, biasanya mimpi itu seperti nyata."

"Sudahlah kalau kau tidak percaya." Ucapku pada Ji Ae dan langsung keluar dari kelas.

Sebelum keluar, aku sempat mendengarnya mengumpat padaku "pembohong besar". Bukan aku tidak berani membalasnya, tapi aku hanya mencoba berfikir cerdas. Aku tidak mau hanya gara-gara kejadian lusa kemarin, aku dan dia berkelahi (kami kan sama-sama penggemar Seventeen).

Yunnie melambaikan tangan padaku dari keajauhan koridor. Ia menghampiriku dan menyodorkan sebotol minuman Pocari Sweet.

"Eonni, ku dengar kau berkerja paruh waktu di Café mamanya Kyung Soo oppa, ya?"

"ya, memangnya kenapa?"

"apa disana masih memerlukan pekerja paruh waktu?".

Aku diam berfikir sejenak dan berkata, "sepertinya sudah full.". Wajah imut yang semulanya bersemangat saat bertanya mendadak berubah kecewa. Jujur aku merasa bersalah. "um, nanti kalau kami kekurangan staf aku akan memanggilmu. Sudahlah, jangan sedih."

"janji?" dia mengunjuk jari kelingking. Aku tersenyum dan mengaitkan jari kelingking dan menempelkan kepala ibu jari. Ah, anak ini benar-benar imut.

"apa kau sangat menyukainya?" tanyaku sambil berjalan dan membuka tutup botol.

"a-a-ani—aku hanya tertarik berkerja di Café nya."

"eiii, khojimmal (bohong)" godaku.

Tepat pada saat itu ku lihat Kyung Soo sedang menatap mading.

"Yakk!! Kyung Soo!" seruku sambil melambai-lambai. Dia menatapku dan kemudian tersenyum sambil melambai. Yunnie salah tingkah. Aku menahannya tangannya yang berusaha bersembunyi di belakangku. Aku menghampiri Kyung Soo sambil berusaha menarik tangan Yunnie.

"nama anak ini Kim Yunnie. Kelas satu D. Dan dia penggemarmu."

"hay, Yunnie-ssi, kau sangat manis." ucap Kyung Soo pada Yunnie. Saking salah tingkahnya, anak itu lari. Aku yakin setelah ini dia akan tertawa seperti orang gila. (jelas saja, dia melakukannya.)

"hey. Tentang malam itu.."

"aku sangat berterimakasih kau tidak menjemputku malam itu. Kau tau, aku bertemu Joshua!"

"jinja?. Wah, chukkae (selamat)"

Aku tidak menceritakan padanya bahwa aku berbohong. Aku hanya berusaha menjaga perasaannya agar tidak merasa bersalah. Tapi malam itu adalah sebuah jackpot, dapat nomer handphone Idol, bertemu idol, dan yang paling membuatku gila adalah cowok yang ku pinjami payung hari itu adalah Joshua!. Kalau di pikir-pikir hanya Kyung Soo yang percaya pada ceritaku, bahkan Soo Hyun eonni tidak mempercayaiku dan bilang aku mengarang cerita.

"Jinja eonni! Orang yang ku pinjami payung waktu itu Hong Jisoo! Joshua Seventeen!" ucapku malam itu. Dan Soo Hyun hanya mengorek sela-sela giginya dengan tusuk gigi sambil duduk menonton TV. Benar-benar menjengkelkan.

***

Sepulang sekolah aku berjalan di kerumuhan orang-orang lapar di pasar. Sangat berisik. "ahjumma, tolong kue ikannya 10 tusuk, di bungkus" ucapku agak membesarkan volume. Beberapa saat kemudian ia memberikan pesananku, tapi ku rasa tusuknya sedikit lebih banyak. Aku menatap ahjumma itu bingung.

i'm (not) fanatic fangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang