Niall POV
Orang asing itu melawan aku juga, "Ini rumahku, enak saja!" "Kalau begitu apa alamat rumah ini?" aku melawannya lagi. "Jalan Gogo 17 nomor 67. Jelas?" Aku berpikir. Itu sebenarnya bukan alamat rumahku, tapi aku kan sudah melewati jalan yang benar. Aku menjawab lagi, "Kalau begitu, apa tempat wisata terkenal disini?" Dia menjawab, "Ada banyak dong! Ada Animal Park, Jurassic World, dan bioskop GMC. Masa kau tidak tau? Kamu turis ya?" Saat itu aku benar - benar terkejut. Aku pernah mendengar nama - nama itu saat masih sekolah, saat pelajaran sejarah. Waktu itu kami mempelajari sejarah Inggris, dari dulu sampai sekarang. Tentu saja nama - nama itu disebutkan. Aku pun kembali bertanya padanya, "Ini tahun berapa?" Dia sudah mau membentakku, tapi aku sempat membekap mulutnya. "Jangan begitu dong! Bilang saja ini tahun berapa! Aku sudah tau ini tahun berapa, tapi hanya kupastikan saja kalau aku benar." Lalu dengan susah payah orang itu mengangguk. Akhirnya tanganku kulepaskan darinya. Dia menjawab, "2015, kenapa?" Wow! Aku hampir pingsan mendengarnya! Memang nama tempat wisata yang disebutkannya ada di tahun 2015, yaitu 10 tahun yang lalu. Itu artinya aku telah kembali ke masa lalu. Hebat! Pantas saja semuanya berubah. Tapi bagaimana bisa tiba - tiba saja aku sampai di tahun 2015? Aku kan hanya pergi ke kampus seperti biasa, yang tiap hari kulakukan. Ah, tidak tau! Yang penting sekarang aku harus bisa masuk ke rumahku itu.
"Bisakah aku mampir ke rumahmu sebentar?" tanyaku. "Memang kamu siapa? Kamu darimana?" bantahnya. Aku menenangkannya, "Dengar, tapi jangan beritahu siapa - siapa. Aku hanyalah seorang mahasiswa biasa. Aku datang dari tahun 2025." Dia hampir saja berteriak lagi, tapi sempat kubekap lagi mulutnya. "Bisakah kau tidak berteriak?" Dia menangguk. Aku melepaskannya. "Mengerti yang kubicarakan tadi?" tanyaku. Dia mengangguk lalu bertanya, "Bagaimana kau bisa berpindah ke tahun ini?" Aku mengangkat bahu. "Aku hanya ingin masuk ke rumahku, eh rumahmu. Pada tahun 2025, inilah rumahku!" Tanganku sudah siap untuk membekap mulutnya kalau dia mau teriak lagi. Tapi ternyata tidak. "Oh ya! Berapa umurmu?" lanjutku. "23," jawabnya singkat. Aku mengangguk. Dia belum juga mengajakku masuk. Sejenak kita berdua diam. Aku menunggunya mengajakku masuk, tapi dia diam saja. Tiba - tiba dia bertanya lagi, "Kalau kamu umur berapa?" "22," jawabku singkat juga.
"Apa hobimu?" tanyanya.
"Main sepakbola, golf, dan... jangan kaget ya!"
Dia mengangguk.
"Makan, dan..."
"WWAAAAAWWWWWW!!!! Makan bukan hobi!"
Aku lupa untuk menyiapkan tangan pembekap mulutnya. Huh, rupanya hobinya teriak - teriak. Tiba - tiba seorang ibu - ibu keluar dari dalam rumah. "Louis, mengapa kau teriak - teriak? Eh, siapa ini?" tanyanya. Mungkin itu ibunya. "Maaf deh bu... aku hanya kaget saja. Ini... mm... aku tidak tau namanya," jawab anak yang dipanggil Louis itu. "Siapa namamu?" tanya ibu itu. "Aku Niall, salam kenal," jawabku memperkenalkan diri. Curang sekali ibu itu! Menyuruhku memperkenalkan diri, padahal aku juga belum tau apakah anak itu benar - benar bernama Louis.
"Oh Niall, salam kenal juga! Silakan mampir kalau mau. Ini anakku, yang bernama... ayo perkenalkan dirimu!" kata ibu itu sambil memukul punggung anaknya. "Yahh, kan aku sudah pernah bilang bajwa ibu tidak boleh melihatku berkenalan dengan orang," katanya memohon. Lalu ibu itu mengatakan sesuatu dengan tidak jelas dan pergi.
"Mm... mm... namaku..." anak itu terbata - bata sekali. Siapa namanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Future & The Past [Niall/Liam/Louis]
FanfictionNiall and Louis and Liam fanfiction. Niall datang dari masa depan Louis ada di masa sekarang Liam datang dari masa lalu ketiga anak itu secara tiba - tiba saja bertemu di masa sekarang. pertamanya mereka kaget, tapi setelah itu bisa membiasakan diri...