Chapter 5 : Liam Payne

76 11 1
                                    

Liam POV

Aku diperkenalkan dengan keluarga... anak itu. Anak berambut hitam itu. Aku belum tau siapa namanya. Jadi waktu aku hanya bertiga dengan kedua anak asing itu, aku menanyakan tentang mereka.

"Namamu siapa? Umurmu berapa? Apa hobimu?" tanyaku pada anak berambut hitam.

"Aku Louis, Louis William Tomlinson. Umurku 23 tahun. Aku suka bermain sepakbola dan juga berpetualang," kata anak yang mengaku bernama Louis itu.

"Kalau kamu?" tanyaku pada anak satunya, si pirang ganteng imut.

"Aku Niall, Niall Horan. Umurku baru 22 tahun. Hobiku... ah sama saja dengan Louis!" jawab pirang itu.

Niall POV

Kulihat Louis mencibirku saat aku menjawab pertanyaan Liam tentang diriku, dan aku tau maksudnya. Louis kan sudah tau hobiku ada lainnya lagi, yaitu main golf serta makan. Tapi lalu aku menaruh jari telunjukku di depan mukutku untuk menyuruhnya diam dan tidak membocorkan rahasiaku.

Louis POV

Niall anak nakal!

Suka rahasia - rahasiaan!

Sok rahasia!

"Tunggu! Lagi, namamu siapa?"

Aduh aku ini benar - benar pelupa. Masa baru sebentar sudah lupa nama anak baru itu. "Liam James Payne. Umurku juga 22 tahun. Dan hei, hobiku juga main sepakbola! Serta menulis puisi juga!" jawab anak itu bangga. Aku hanya meng - oh dan mengangguk.

Niall POV

Sombong ya?

Louis POV

Seketika itu aku teringat sesuatu. Kalau namaku 3 kata, nama Liam 3 kata, nama teman - teman dan keluargaku juga 3 kata, masa nama Niall hanya 2 kata? Aku mendekati Niall dan Niall terkejut.

"Kenapa sih?" tanya Niall.

"Ayolah Ni! Jujur saja! Benarkah namamu Niall Horan?"

"Tentu saja! Untuk apa aku bohong?"

"Namamu hanya Niall Horan?"

"Haizz baiklah! Kalau mau lengkap namaku Niall James Horan. Puas?"

Lalu aku duduk kembali. Terbukalah satu rahasia lagi tentang Niall. Hip hip hore!

Author POV

Malam itu ketiga anak itu tidur bersama dalam satu kamar.

Keesokan harinya...

Author POV

Pagi itu Liam bangun sangat pagi. Dia bangun jam 5. Yang lainnya masih tertidur pulas. Yang pertama dilakukan Liam adalah minum, lalu ke toilet. Setelah semua kencing dikeluarkannya, dia menuju ruang keluarga Louis. Tapi sebelumnya dia masih sempat ke kamar lagi untuk mengambil bolpoin dan secarik kertas. Kertas yang diambilnya hanya kecil, ya maksudku tidak kecil sesemut. Kurang lebih seperempat kertas HVS.

Di ruang keluarga, Liam menuliskan sebuah kalimat di kertas itu. Menggunakan apa? Menggunakan tinta, atau spidol? Hadeh, bukankah sudah kubilang dia mengambil bolpoin. Ya pasti pakai bolpoin lah, masa pake es krim?! Itu namanya orangedan! Sudah ada bolpoin malah nulisnya pakai es krim.

Liam POV

I love you! ^-^

Itulah yang kutulis di secarik kertas tadi. Mau tau kenapa aku menulis seperti itu? Dan untuk siapa itu? Lihat saja nanti! Sekarang tulisan I love you ini harus kuhias sebagus mungkin. Hiasannya kuberi tema makanan. Aku menggambar banyak jenis makanan di kertas itu. Ada hamburger, hotdog, telur omlet, perkedel, orak - arik sayur, udang goreng, cumi goreng, dan masih banyak lagi makanan - makanan yang bikin ngiler.

Nah, akhirnya selesai juga membuat tulisan I love you. Aku melipat kertas utu menjadi dua lalu kembali ke kamar. Kertas itu kubawa ke kamar dan kumasukkan ke bawah bantal Niall. Untung saja ada tempat. Ternyata sudah jam 5.30. Aku tidak mau tidur lagi karena nanti bangun kesiangan. Yang bisa kulakukan adalah bermain HP sampai Niall dan Louis bangun.

Hehehe, penasaran kan kenapa aku menulis seperti itu?

Sori updatenya lama. Alasannya akan kutulis di bab selanjutnya.

The Future & The Past [Niall/Liam/Louis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang