Free class

71 7 0
                                    

*ASHLEY POV*

Aku sampai di sekolah jam tujuh lewat tiga menit. Matilah Aku! Buat kepala sekolahku, lewat satu menit saja sudah pelanggaran besar.
"Karena satu detik saja negara sebuah negara bisa hancur!!" Ujar bu berlian berulang kali.
Aku menghela napas penuh derita, bersiap melangkahkan kaki memasuki ruangan eksekusi. Aku bahkan sempat berdoa, semoga Aku tuli sejenak selama dua puluh tiga menit ke depan.
Tapi Tuhan memang Maha pengasih. Pagi ini Bu Berlian tampak sibuk mondar-mandir di ruangannya. Dan ketika Aku muncul di depan pintu dengan sangat manis Dia mempersilakan Aku masuk ke kelas. AJAIB! AMAZING! IMPOSSIBLE! Dalam sekejap Aku langsung menganggumi beliau hari ini. Aku bahkan melihat fatamorgana, ada lingkaran kasat mata di atas kepala Bu Berlian dan sayap malaikat di belakang punggungnya.
Aku menuju kelas dengan langkah gagah. Memang sih, Aku harus menghadapi satu tantangan lagi yaitu hukuman dari guru yang sedang mengajar. Namun, setelah terbebas dari kemungkinan dipatuk ular piton, sudah gak ada lagi yang Aku takuti.

Aku hampir-hampir gak percaya dengan penglihatanku. Sekali lagi nasib baik berpihak padaku entah malaikat mana yang sedang obral kebaikan. Ruangan kelasku tampak hiruk pikuk. Guru belum datang.

"Plok! Plok! Plok! Ashley datang!!" Kendall langsung bertepuk tangan begitu Aku datang melonggokan kepala ke kelas.

"Bu Endah mana, Ken?" tanyaku bingung sekaligus surprise. Jarang-jarang dua keberuntungan terjadi dalam satu kesempatan begini.

"Aaaahhh... telat banget, Ash... Hari ini bakal ada kunjungan pengawas Depdiknas ke sekolah kita, jadi guru-guru sibuk menyiapkan penyambutan di aula. Sooo... kita bisa santai sampai jam istirahat."

Ooohh! Aku ngerti sekarang! pantesan! Ada baiknya kalau pengawas Depdiknas berkujung sedikitnya tiga kali dalam seminggu ke sekolahanku.

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas semua wajah menampakkan air muka penuh kemerdekaan. Apalagi mengingat isi kelasku cewek semua, suasana kelas sudah tentu jadi ribut kayak terminal.

Di meja ketiga dari depan, anak-anak sedang mengerubungi Sharron, si bidadari kelas yang sedang bercerita dengan berapi-api tentang acara keluarganya di kafe kemarin.

"Lo tahu gak sih? Ternyata di kafe itu ada orang yang baru jadian. Mereka berdua ciuman... mesraaa bangeeet! Trus sambil ditepuktanganin sama orang-orang di kafe itu lagi. Gilaaa! Romantis Bangeeet!? ujar Sharron sambil mendesah. Yang lain ikutan.

Dinnar lain lagi, si seksi itu sedang ber-dance ria di depan kelas sambil pamer MP3 barunya. Mayra, si tomboi sedang asyik melempar dart, menjadikan wajah Adam Levine sebagai sasaran tembak. Salsha dan Sarah yang pendiam memilih untuk baca Wattpad, satu handphone berdua. Mereka persis kembar siam. Ran si pemalas langsung ambil posisi enak dan tidur di pojok ruangan. Sedangkan Adis si peramal memulai aksinya, Dia mengeluarkan kartu Tarot kebanggaannya dan dalam sekejap langsung menghilang di tengah kerumunan teman yang minta diramal.

Itu baru ulah sebagian anak loh! Belom lagi kalau kalian liat suasana kelasku yang semarak dan cewek banget. Di pintu kelas kami ada cermin Hello Kitty. Di whiteboard ada sepuluh kupu-kupu mainan aneka warna yang ditempel dengan double tape. Poster besar Legolas-si peri tampan dalam film Lord of the Rings-terpampang menutupi lemari guru. Di sudut ruangan tampak kalender berisi tampang dua belas cowok ganteng di setiap bulannya. Dan di dinding belakang terdapat mading kelas. isinya puisi cinta, lirik lagu yang lagi ngetop, foto-foto kami, and also foto gebetan-gebetan kami.

"Eh, Ash... Sini!" Kendall langsung menarikku mendekat. Dia mengeluarkan amplop dari laci. "Mau liat gak?"

Waaah!! Wajahku langsung berubah sumringah. Pagi-pagi Aku sudah mendapat vitamin mata. Di amplop itu ada berbagai macam pose foto Luke. Luke sedang bermain keyboard. Luke tampak depan, Luke tampak samping, Luke tampak bawah. Ehh.. tampak bawah? Gimana cara ngambilnya nih?

"Hehehe... Aku salah ngeset kamera tuh! jadi kebalik deh gambarnya" ujar Kendall sambil ketawa cekikian. Aku langsung membulatkan mulut membentukan huruf O. Kirain Dia ngambil fotonya dari kolong punggung. Niat banget!!!

"Eeh!" Kendall tiba-tiba merebut foto-foto itu dari tanganku.

"Sebelumnya Aku mo nanya dulu. Kamu udah dapet izin dari Papa kamu, kan? tembaknya langsung.

"JANGAN BILANG KALAU KAMU GAK BOLEH?!" jerit Kendall, seisi kelas langsung menatap kami. Adis yang sedang meramal dengan kartu Tarot sampai lupa kalau tadi lagi ngeramal apa.

"Kenapa sih lo?" Mayra misuh-misuh, dart-nya tertancap di bahu Adam Levine.

"Meleset nih! Gue lagi ngincer bibirnya!" ujarnya lagi.

Kendall cuma nyengir kuda. Aku cepat-cepat Kendall untuk duduk.

"Jangan marah dong, Ken! kan Aku belom selesai ngomong..."
Kendall memandangku dengan tatapan siaga satu. Aku langsung memikirkan kata-kata terbaik untuk menenangkannya.

"Sebenernya Aku udah nyoba ngomong berkali-kali, Ken, kemarin. Tapiiii..."

Aku menghela napas jengkel. "Kamu tahu tante Amy, Kan? Dia mengganggu saat Aku lagi mau ngomong ke Papa!"

Kendall langsung meremas-remas tangannya dengan geram. "Dia lagi?? Hhhh.. Dia ngapain sih, Ash? Ngeganggu banget!"

"IYA! EMANG NGENGANGGU TU ORANG! BETE BANGET SAMA DIA!" jeritku langsung.

Pletak! Penghapus Ran langsung mendarat dengan sukses di kepalaku.

"Woi! Lo berdua kalau ngomong jangan bikin orang jantungan dong," protes Ran. "Gak tau gue lagi tidur apa..."

Aku memegangi kepala sambil nyengir liat muka bantal Ran. "Sori! Refleks!".

------------------------------------------
Hello.✌🏻️
Maaf update sedikit doang😔
Bc, tomorrow is monday.😔
Don't forget to vomments☺️
Don't be siders ok?😘
All the love.N

"BE MINE" (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang