IT'S A DATE?!

71 2 1
                                    

*ASHLEY POV*

Kakiku sakit, pegal, dan ngilu. Gara-gara ramalan kartu Adis, kami sekelas dihukum pompa (berdiri setengah jongkok) selama sepuluh menit.

Saat ini, hal yang sangat kubutuhkan adalah tidur dengan posisi telentang di kasurku... TAPIII... mengingat janji dengan Luke, tidur gak masuk dalam planning-ku hari ini. Lihat! ini List-nya

Hal yang harus dilakukan saat bel pulang berbunyi:

1. Mengarang alasan untuk Kendall.
Luke sudah mewanti-wanti, dia gak mau Kendall tahu kami mencari kadonya bersama-sama karena itulah Aku mengunci bibir rapat-rapat. Padahal Aku pengin banget Kendall tahu.

2. Mengarang alasan untuk teman-teman lain.
Soalnya gak ada jaminan teman-temanku gak akan membocorkan pada Kendall. Yang ini lebih sulit. Susah banget berusaha tetap gak norak, padahal kamu tahu akan pergi dengan cowok superkeren. Pengin banget pamer dan lebih pengin lagi menyaksikan tampang-tampang iri mereka yang mendengarnya.

3. Langsung keluar kelas sesudahnya.
Ini tindakan darurat untuk mengurangi titas kebohongan.

4. Cari taksi.
Supaya gak ketahuan Kendall, Luke gak bisa jemput Aku. Jadi Aku harus sendirian ke Mall. (Ini nih yang bikin lemas, uang sakuku langsung berkurang drastis.)

HASIL: Memuaskan! Keempat poin di atas dapat kukerjakan dengan baik. Kendall percaya saja Aku mau pergi dengan Papa, sementara teman-temanku yang lain gak terlalu ambil pusing. Aku berlari dengan sangat kencang saat keluar gerbang sampai-sampai satpam sekolahku kebingungan dan Aku berhasil mendapatkan taksi dalam waktu singkat. Tarif lama, lagi... hehehe....

***

Aku turun dari taksi dan masuk ke Mall. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Tiba-tiba,.. efek pegal-pegal di kakiku menjalar ke suluruh tubuh. Ditambah debaran jantung kayaknya... Dari eskalator Aku melihat Luke berdiri menatapku. Dia semakin mendekat... Mendekat... Dan sekarang berdiri di hadapanku. Ini bukan mimpi, kan? Aku mencoba menutup mata dan menghitung sampai tiga. Kalau cuma fatamorgana, biasanya hilang di hitungan ketiga... SATU... DUA... TI...

"Kamu kenapa sih, Ash?"

He! Aku terkejut. Aku membuka mata dan Luke berdiri tegak di hadapanku. Dahinya berkerut bingung. HOREEE... DIA GAK HILANG!
Akhirnya Aku cuma bisa nyengir menatapnya. Bingung mau jawab apa.

"Kamu sendirian, Ash?" tanya Luke.

Aku mengangguk.

"Kendall gak tahu kan Kamu pergi sama Aku?" tanya Luke lagi.
Aku menggeleng. Pesona Luke masih membiusku, jadi Aku belum sanggup mengucapkan kata apa pun.

Niko menaris napas lega. "Sori ya, jadi ngerepotin kamu, habisnya Aku bingung Kendall suka apaan,.." tambahnya sambil tersenyum ramah. Kayaknya Aku mau pingsan melihat dia senyum kayak gitu. "Ngomong-ngomong kamu tadi ke sini naik apa?"

Nah, behubung pertanyaan kali ini gak bisa dijawab dengan cengiran, anggukan, ataupun gelengan, dan supaya Luke gak berpikir dia berhadapan sama orang gagu, maka Aku harus memikirkan sebuah jawaban...

"Taksi." Yup! Cukup satu kata. Singkat dan padat.

"Duh, sori ya, Ash. Bukannya Aku gak mau jemput kamu... selain supaya Kendall gak tahu, Aku juga grogi..."

He? Aku melongo. "Grogi kenapa?" tanyaku. Kemajuan. Bisa dua kata.

"Habis sekolah kamu kan cewek semua..."

Keteganganku seketika mencari. Hehehe... jadi pengin ketawa! Ini bener loh! Gak semua cewek yang taku melihat gerombolan cowok. Ternyata cowok juga bisa taku melihat cewek-cewek pada numplek.. Habis, cewek-cewek lain kalau dikumpulin selama bertahu-tahun dengan spesiesnya, malah jadi sangar. Apalagi temanku Mayra. Tiap ada cowok kece yang melewati gerbang sekolah dia langsung teriak, "COWOOKKK!!! I LOVE YOU..." bertubi-tubi. Cowok mana yang gak kabur coba?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"BE MINE" (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang