Three Challenges

78 5 1
                                    

*HARRY POV*

Aku bangung dan mengerjap-ngerjapkan mata. HAH! Aku tersentak. Kok sudah terang begini? Aku melihat jam dinding kamar dengan seksama. JAM SETENGAH SEMBILAN? Wah, bencana! Aku ada rapat di kantor 1D jam sembilan nanti. Aku langsung belingsatan bangun dari tempat tidur, menyambar Handphone dan kunci mobil.

"Mbaakkk... Tolong pilihin baju kerja saya doong!" teriak Aku ke Mbak Rey begitu membuka pintu kamar. Sementara itu Aku sibuk mencari kacamata hitamku. Sialan! Gara-gara kemarin Aku pulang dari acara si Vivi(Teman Taylor) jam dua pagi, begini deh akibatnya.

Tanpa banyak tanya Mbak Rey langsung datang dan memilihkan baju yang Aku pakai hari ini. White and Blue Polka Dot Long Sleeve Shirt, dan Black Jeans. Semuanya disusun rapi pada gantungan baju yang dibungkus plastik transparan. Untak orang yang lumayan sudah tua, Mbak Rey punya bakat terpendam memadu-padankan baju dalam waktu singkat. Gak salah Aku bawain dia martabak kemarin.

"Saya berangkat ya, Mbak!" ujar Aku sambil berjalan buru-buru ke mobil.

"Harry!!... tunggu!" ujar Mbak Rey.

Aku menoleh. "Kenapa, Mbak?" ujarku gak sabaran.

"Ibu belom bangun dari tadi."

HAH?! Aku langsung kaget. Benar juga! Biasanya kalau pagi Mama pasti sudah duduk di ruang makan, Nyiapin makanan buat Aku. Apa Mama sakit? Aku langsung membalikkan badan menuju kamar Mama. Tapi Mbak Rey, menahan Aku.

"Bapak gak pulang, Har. Tadi jam empat pagi, Ibu nelepon ke HP Bapak, trus marah-marah. Setelah itu Ibu gak keluar-keluar kamar lagi sampai sekarang."

Aku langsung menghela napas berat. Lagi-lagi Bokap! Dan hari ini dia memecahkan rekor. Gak pulang. Dia menghabiskan 27 jam di kantor. HEBAAAT!!!.

Aku melihat ke jam tangan. Tinggal dua puluh menit lagi ke kantor. Aku gak punya pilihan lain.

Aku menghela napas. "Mbak tolong jaga Mama ya. Nanti saya bakal pulang cepet!" ujar Aku penuh harapan. Mbak Rey mengangguk, Aku menghela napas lega dan langsung berlari keluar. Hari ini, bakat terpendam Aku sebagai racer bakal diuji.

***

BITCH! FUCK! MO NGAMUK!

Aku duduk dengan tampang sangar di meja. Kru-kru kantor saling intip dari bilik mereka masing-masing tapi gak ada yang berani mendekat. Mereka tahu saat ini Aku bak lahar yang siap tumpah dan gak ada seorang pun di antara mereka yang rela kutumpahkan.

Tadi Aku sampai kantor tepat waktu, walaupun di jalan Aku harus mendengar sumpah serapah dari berbagai macam mobil yang Aku salip. Aku sempat ganti baju dan Aku yakin beberapa cewek terkesima lihat penampilan Aku yang perlente. Yang terakhir, rapat hari ini sukses. Seharusnya Aku jadi orang yang paling happy hari ini. Tapi semua langsung hilang dalam sekejap begitu Aku buka e-mail.

Sebelumnya, Aku memang lagi bersiul-siu di depan laptop sambil main Game. Tiba-tiba Aku mendapat SMS dari Niall yang berada di ruangan sebelah.

From : Niall
To     : Harry
Text    : WTF Harry?! Baru dipinjemin buku 1 hari, langsung tokcer LOL. Congrats deh!! Kapan undangannya dibagiin niih?

Aku jelas melongo baca SMS si Niall. Apa coba maksudnya?

From : Harry
To      : Niall
Text   : What the heck? Maksudnya apa?! Gak ngerti!!"

Aku langsung mengirim SMS tadi ke Niall dengan seribu tanda tanya besar di kepala. Tokcer apanya? Boro-boro, dibaca aja belum. Sejak Aku tunjukin buku itu ke Ashley dan dalam hitungan kurang dari sepeluh detik dia balikkin ke Aku lagi, buku Niall masih mengendap di tas Aku. Gimana mau baca, liat cover merah ngejrengnya aja Aku langsung sakit mata.

"BE MINE" (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang