5 ~ Cinta Datang Terlambat

644 27 0
                                        


"Ini untuk kakak dari Kak Lily." Greys menyerahkan kunci pada Kakaknya yang baru saja pulang dari rumah sakit dengan wajah kesal.

"Untuk apa ini, Greys?" Tanya Hendra bingung.

Greys mengangkat bahunya. "Aku nggak tahu, Kak Lily cuma bilang kalau ada teman kakak atau aku yang mau kos bisa di tempatnya Kak Lily."

"Maksudnya apa sih, Greys?"

Greys kesal sekali dengan kakaknya itu, semakin merusak mood-nya. Kepergian Lily tadi pagi membuat Greys uring-uringan. Tidak ada lagi temannya mengobrol, tidak ada lagi yang memasak untuknya dan tidak ada lagi yang menemaninya kalau Kakaknya pulang larut malam.

"Kenapa Kak Lily pindah mendadak sih ke Bandung?" Greys menangis, daritadi ia menahannya.

"Kakak juga kenapa nggak cegah Kak Lily untuk tetap tinggal? Aku pikir dengan semalam Kak Lily menemui kakak di rumah sakit, kakak bisa merubah pikiran Kak Lily."

Hendra tidak percaya mengapa kepergian Lily mendadak seperti ini? Semalam Lily memang menemuinya tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Apa karena semalam Hendra langsung menyuruhnya pulang. Hendra bodoh sekali, ia memaki dirinya sendiri di dalam hati. Hendra tidak mengerti jalan pikiran Lily, sebenarnya Lily sedang ada masalah apa? Seharusnya setelah dia sakit kemarin, Hendra harusnya mencari tahu tapi kemarin ia sibuk sekali dengan pekerjaannya.

Hendra tahu kehadiran Lily punya arti tersendiri untuk Greys, selama lima tahun ini Greys mungkin bergantung padanyq. Lily yang selalu menemani Greys jika Hendra tidak ada, mungkin Greys sudah menganggap Lily seperti Kakaknya sendiri. Kalau seperti ini Hendra merasa menjadi kakak yang tidak berguna. Hendra meninggalkan Greys di ruang tengah sendiri, ia pergi ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Hendra mencoba menghubungi Lily, mencoba meminta penjelasan darinya. Memang tidak salah jika Lily pergi ke Bandung untuk tinggal bersama keluarganya lagi tapi Hendra harus tahu alasannya. Hendra gagal menjadi sahabat yang baik untuk Lily, selama ini Lily selalu baik dengan dirinya dan Greys.

"Halo, Hend maaf aku jawabnya lama. Aku baru saja sampai di Bandung." Terdengar suara riang Lily dari seberang sana.

"Kenapa mendadak pindah ke Bandung? Kenapa kemarin malam kamu nggak bilang sama aku?" Tanya Hendra langsung to the point.

"Sebenarnya kemarin malam aku ingin bilang sama kamu, Hend tapi kamu keliatannya sibuk banget. Aku nggak mau ganggu kamu." Dusta Lily. Sebenarnya ia takut, entah apa yang ia takutkan.

"Aku mau bicara sama kamu, kasih alamat kamu di Bandung."

"Untuk apa, Hend?"

"Aku mau bicara sama kamu sekalian aku mau pulangin kunci kamu."

Lily kecewa saat mendengar Hendra ingin memulangkan kuncinya. Lily tidak tahu bagaimana cara mengatakannya, hanya lewat itu Lily berani menumpahkan perasaannya yang selama ini selalu ia pendam. Lily hanya ingin Hendra tahu, itu saja cukup. Yang Lily takutkan hanyalah kenyataan setelah itu, setelah Hendra tahu semuanya.

"Lily,aku sedang berbicara padamu."

Lily segera menguasai pikirannya. "Iya maaf, Hend." Lily diam sejenak memikirkan apa yang seharusnya dilakukan agar Hendra tahu perasaannya.

"Lusa aku ke jakarta kok, ada kerjaan di kantor yang masih harus aku selesaikan jadi kamu nggak perlu kesini. Nanti lusa aku telepon kamu lagi."

"Kamu sedang tidak marah padaku, kan?"

"Untuk apa aku marah?"

"Greys keliatan murung, dia sangat kehilangan kamu."

Lily agak kecewa, apakah hanya Greys yang merasa kehilingan dirinya apakah Hendra tidak? "Itu hanya sementara, nanti ia juga terbiasa."

Tidak seharusnya Hendra menyalahkan keputusan Lily untuk kembali ke keluarganya. Selama ini bukankah Hendra yang selalu membujuk Lily untuk berdamai dengan Ibunya.

"Bukannya kamu pernah bilang, Hend apapun yang terjadi keluargalah tempat kita kembali. Kamu yang selalu memberikan pemahan yang baik untukku agar aku kembali kerumah. Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Ibu, bagaimanapun surgaku ditelapak kakinya."

"Aku bukan tidak setuju kamu pindah kesana, hanya saja kamu tidak bilang apa-apa padaku. Itu membuatku berpikir kalau aku melakukan kesalahan yang mungkin membuatmu marah. Tapi aku lega mendengarnya, setidaknya hubungan kamu dan Ibumu sudah membaik. Sampaikan salamku pada Ibumu, lusa jangan lupa kita bertemu."Hendra menutup pembicaraan, ia lega telah mendengar semua dari Lily. Selama ini ia hanya berpikir yang tidak-tidak, ternyata yang ia takutkan tidak terjadi. Setidaknya ia lega, waktu itu Lily menangis bukan karena dirinya dengan Sansan.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang