Seminggu setelah kepergian Lily,Greys masih murung di kamarnya. Greys yang banyak bicara berubah menjadi pendiam. Hedra tahu Greys sangat terpukul sekali, Hendra juga sangat merasa kehilangan. Pertemuan terakhirnya dengan Lily di cafe, membuat Hendra menyadari kebodohannya. Andai saja Hendra bisa lebih peka, ia memaki dirinya sendiri. Seharusnya Hendra yang mengantarkan Lily pulang, tidakmembiarkan Lily menyetir sendiri.
Greys menghampiri Hendra di kamarnya, ia ragu masuk ke dalam tapi kakaknya sudah terlanjur melihatnya dan menyuruhya masuk. Greys sendiri tidak tahu perasaan Kakaknya tapi Greys tahu Kakaknya sangat menyayangi Lily sama seperti Kakaknya menyayangi dirinya tapi bukan itu yang Greys ingin tahu.
"Kakak tahu kamu marah sama Kakak."
Greys menggeleng. "Aku nggak marah sama Kakak, kenapa aku harus marah sama Kakak?"
"Andai saja waktu itu Kakak nurutin kamu untuk cegah Lily pindah ke Bandung tapi Kakak malah nggak tahu apa-apa. Waktu itu Kakak terlalu sibuk sampai Lily tidak bilang apa-apa tentang kepindahannya ke Bandung. Kakak merasa bersalah sekali, Greys." Mata Hendra sudah berkaca-kaca. "Kakak merasa disaat Lily butuh Kakak tapi Kakak nggak ada tapi disaat Kakak butuh Lily, Lily selalu ada. Sampai saat terakhir-pun Kakak nggak bisa berbuat apa-apa, seharusnya Kakak mencegah Lily atau setidaknya Kakak yang mengantar Lily pulang."
Bukan hanya Kakaknya saja yang merasa bersalah, Greys juga sangat merasa bersalah. Waktu itu harusnya Greys melarang Lily pulang karena hari itu sudah larut malam. Greys memberikan sesuatu untuk Kakaknya. "Sebelum Kak Lily pulang, Kak Lily kasih kunci apartemenya lagi, Kak. Mungkin ada yang Kak Lily tinggalkan di sana. " Greys tahu ini sangat terlambat tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Hendra membuka pintu apartemen Lily, teringat cerita Lily tentang cinta seorang perempuan yag selalu pupus. Hati Hendra makin tidak karuan, apakah yang dimaksudnya adalah dirinya sendiri. Hendra mengacak-ngacak rambutnya mengapa ia bisa tidak sepeka ini?
Saat membuka pintu apartemen Lily, semua kenangan dengan Lily terputar begitu saja bagai rekaman film. Ruang depanyang dijadikan ruang tamu sekaligus ruang santai tempat dimana biasanya Hendra, Lily dan Greys menonton dvd. Ruang tengah tempat meja makan dan dapur dimana Hendra dan Greys sering makan masakan Lily. Hendra dan Greys yang bermaksud membantu Lily memasak ternyata malah membuat kacau. Greys yang mengupas bawang saja sudah membuat matanya berair dan hendra yang tidak bisa membedakan mana garam dan gula.
Hendra masuk ke dalam kamar Lily. Disamping ranjang tidur ada foto Lily dan kedua orang tuanya, Lily bilang kalau tidak bisa tidur ia hanya perlu memandangi foto itu dan Lily akan tertidur pulas. Di meja kerjanya ada beberapa bingkai foto Lily, Greys dan Hendra. Ada secarik amplop di atas meja kerja Lily berwarna biru, warna kesukaan Hendra. Hendra meraih ampop itu dan perlahan membacanya.
Tak ku sangka kautinggalkan aku
Akhiri semua yangtelah berlalu
Tanpa satu ada kesempatan
Ku harus relakehilanganmu
Begitu perih yang kurasakan
Lalui hari tanpahadirmu
Mencoba tuk melupakan
Kaulah yang terdalammenghiasi hidupku
Biarlah kini serpihan hati
Menemani air mataku
Hingga habis dayaku
Untuk selalumencintaimu
'Rela Kehilangan –Sammy Simorangkir'
Ya, Hendra tahu Lily sangat menyukai lagu itu tapi Hendra tidak begitu mendalami liriknya. Ternyata lagu itu sangat mewakili perasaan Lily, ah bodohnya Hendra yang pernah mengejek Lily karena suka lagu-lagu cengeng. Hendra kembali meneruskan kembali membaca suratnya.
Kalau aku tidak bertemu Greys mungkin aku tidak akan bertemu denganmu. Saat Greys menceritakan dengan bangganya tentang Kakaknya. Aku rasa aku telah jatuh cinta, jatuh cinta pada pendengaran pertama. Dan ketika aku berkenalan denganmu, jantungku sepertinya amnesia bahkan merambat ke bagian lain. Lidahku kelu, aku bahkan salah tingkah. Tidakkah kau menyadarinya saat itu, tidakkah kau dapat membaca arti tatapan mataku saat melihatmu?
Saat kau bilang waktu itu kau menyukai perempuan yang suka memasak seperti Ibumu yang selalu membuat masakan yang enak untukmu dan Greys, aku pun berusaha menjadi seperti maumu. Saat kau bilang kau menyukai perempuan yang berambut panjang, aku berusaha memanjangkan rambutku yang biasa aku biarkan pendek. Tapi kau juga tidak menyadarinya.
Aku bingung apa yang harus aku lakukan hanya untuk kau tahu perasaanku sampai suatu saat aku seperti baru bangun dari tidur yang panjang. Kau bercerita tentang seorang perempuan, betapa hancurnya perasaanku tapi saat aku melihat perempuan yang kau ceritakan aku jadi sadar kalau dia-lah yang terbaik bukan aku.
Aku takut kehilanganmu. Kau tahu saat kau keluar dari apatemenku malam itu, aku kembali menangis di dalam kamar mandi. Tapi semenjak kau dan Greys yang merawatku saat sakit, aku menyadari sesuatu. Aku tidak akan kehilanganmu, kau tetap peduli padaku. Cinta benar-benar membuatku buta dan aku akhirnya memutuskan untuk menjauh darimu agar aku bisa melupakan perasaanku ini. Bagaimanapun persahabatan ini jauh lebih berharga dari segala-galanya sekalipun itu menyangkut perasaanku. Aku tidak ingin menyesal dua kali.
Memang benar katamu, menyatakan atau tidak menyatakan kau akan tetap menyesal bukan? Penyesalan memang selalu datang belakangan tapi ketika aku memutuskan untuk menjauh dan melupakan perasaan ini aku rasa aku tidak akan meyesal. Aku lebih memilih kau memandangku sebagai sahabat daripada aku harus menerima kenyataan kalau kau berubah hanya karena aku mempunyai perasaan untukmu. Begini jauh lebih baik bukan? Aku tidak ingin kehangatan sikapmu berubah hanya karena aku mengatakan ini. Kau bisa abaikan perasaanku, acuhkan saja, anggap aja kau tidak pernah membaca ini. Kau tidak akan berubah bukan? Percayalah aku akan bahagia jika melihatmu bahagia. Tentang perasaanku padamu mungkin akan memudar. Waktu pasti berputar dan kau tidak perlu khawatir.
Hendra terkulai lemas, betapa besar perasaan Lily terhadapnya tapi Hendra tidak mengetahui apa-apa. Saat melihat Lily menangis di dalam kamar mandi seharusnya ia tahu tapi mengapa ia malah mengabaikannya. Inikah yang namanya penyesalan? Mengapa ia baru menyadari semuanya sekarang? Setelah semuanya terlambat, ada yang Lily tidak ketahui. Tentang Sansan, Hendra memang pernah mencintai Sansan tapi Sansan lebih memilih untuk menjadi seorang teman baik saja dan Hendra menerima keputusan Sansan dengan lapang dada.
Hendra tidak menceritakannya kepada Lily. Waktu itu Hendra pikir Lily sedang ada masalah jadi Hendra tidak ingin menambah beban Lily. Tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang? Lily sudah pergi dan tak akan mungkin kembali. Sekarang yang Hendra rasakan hanyalah kosong dan hampa setelah ia menyadari perasaan yang sebenarnya menghantuinya akhir-akhir ini adalah perasaan yang ia yakini itu adalah cinta. Cinta yang datang terlambat, Hendra tidak bisa melakukan apa-apa untuk meraih bahkan menggapai cinta Lily yang begitu besar terhadapnya. Hendra sekarang mengerti apa itu arti penyesalan yang pernah Lily rasakan dan rasanya itu menyakitkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
DiversosKamu pernah jatuh cinta pada pendengaran pertama? Aku pernah.... Aku tidak tahu seberapa kuat aku tetap berada diposisi seperti ini? Aku masih menyimpan suatu perasaan yang aku sendiri tidak berani mengungkapkannya. Aku takut kisah lalu terulang k...