4 ~ Cinta Datang Terlambat

694 29 0
                                    

"Kakak sedang menunggu siapa?" Suara anak kecil perempuan itu menghentikan kegiatan Lily yang sedang asik membaca novel.

Lily menyingkirkan novelnya kemudian memperhatikan anak kecil yang menyapanya. "Kakak lagi nunggu dokter Hendra, kamu lagi apa di sini? Kok kamu nggak istirahat di kamar?" Lily tahu karena anak kecil itu memakai baju pasien rumah sakit.

Anak kecil itu bersusah payah naik ke tempat duduk tepat di samping Lily. Lily pun membantu anak kecil itu duduk di sampingnya. "Kakak tutupin aku ya?" Anak kecil itu menempel pada Lily entah apa yang dilakukannya. Lily hanya tersenyum gemas melihat anak kecil itu yang diperkirakan Lily baru berusia empat tahun. "Nama kamu siapa, Sayang?"

"Namaaku Cerry, Kak." Jawabnya dengan bisik-bisik.

"Kakak pacarnya dokter Hendra, ya?"

Lily hanya tertawa geli, apakah ia terlalu jelas sampai seorang anak kecil menyangka kalau ia adalah pacarnya Hendra. Belum Lily menjawab, Sansan datang menyapanya. Lily pikir Sansan tidak ingat kepadanya.

"Lily, kamu sedang menunggu Hendra ya?"

Lily beranjak dari duduknya untuk membalas sapaan hangat dari Sansan tapi Lily bingung karena anak kecil itu malah berusaha mengumpat di belakang tubuhnya."Iya, San aku bawa makan malam untuknya."

"Beruntungnya si Hendra punya tetangga jago masak." Goda Sansan yang membuat Lily jadi salah tingkah.
Seharusnya Lily yang mengucapkan itu, Sansan-lah yang beruntung karena mendapatkan perhatian lebih dari Hendra. Jago masak saja tidak cukup membuat Hendra berpaling ke Lily. "Kamu yang beruntung mendapatkan hati Hendra." Goda Lily, ia berusaha berkata sesantai mungkin agar tidak terdengar nada cemburu.

Sansan tidak menanggapinya, ia hanya tersenyum kemudian menyuruh Cerry untuk keluar bersembunyi dari balik tubuh Lily. Sansan segera menghampiri Cerry yang masih tidak mau keluar dari persembunyiannya. Sansan menggendong Cerry dan mencubit pipi kanan Cerry yang terlihat menggemaskan sekali. "Ini sudah malam, waktunya kamu tidur, Peri Kecil. Besok kita lanjut lagi mainnya ya!"

Cerry mengangguk pasrah karena dokter Sansan menemukannya, biasanya dokter Sansan selalu kewalahan mencarinya tapi kali ini dokter Sansan yang menang.

"Aku pamit dulu ya, Ly mau antar Cerry ke kamarnya. Kapan-kapan kalau ada waktu kita lanjut lagi ngobrolnya. Oh iya, kapan-kapan aku boleh kan belajar masak dari kamu? Aku sering menyicipi masakanmu yang kadang suka Hendra bawa."

Ternyata hubungan Sansan dan Hendra sudah sejauh itu, buktinya Hendra sering berbagi makanan dengan Sansan. Haruskah ia berhenti berharap? Semoga jalan yang ia pilih sekarang adalah jalan yang terbaik. Sudah hampir seminggu terakhir ini Lily ragu apa jalan yang akan ia pilih tapi sepertinya memang seperti ini jalan yang terbaik. Mungkin benar kata pepatah, mencintai bukan berarti harus memiliki. Dan seharusnya kamu merasa bahagia melihat orang yang kamu cintai bahagia walaupun itu bukan dengan kamu.

"Kamu harusnya nggak perlu repot-repot malam-malam kesini. Kamu naik apa, Ly ke sini?" Komentar Hendra saat aku menemuinya di ruang kerjanya.

Lily tidak menjawab, Lily sibuk memperhatikan sekeliling ruang kerja Hendra. Ini pertama kalinya dia masuk ke ruang kerja Hendra di rumah sakit. Biasanya kalau Lily mampir ke rumah sakit untuk mengantar makanan, Hendra hanya mengajaknya ke kantin atau ke sekitar rumah sakit.

Saat melihat bingkai foto di meja kerja Hendra, Lily sedikit terkejut saat mendapati foto Hendra berdua dengan Sansan. Tidak ada foto dirinya berdua di meja Hendra, hanya ada foto kita bertiga dengan Greys saat kita liburan ke taman hiburan di Bandung. Ahh, ternyata dua masih berharap seperti ini bukankah ia sudah memutuskan untuk tidak berharap lagi?

"Lily aku sedang bertanya padamu, kamu naik apa ke sini?" Hendra mendapati Lily sedang terdiam memandangi bingkai foto di meja kerjanya.

Lily segera tersadar dari lamunannya. "Maaf aku sedang tidak konsen, aku naik angkutan umum ke sini." Lily mengeluarkan kotak makan yang ia bawa. "Anggap saja ini tanda terima kasihku karena kau kemarin telah merawatku saat sakit tapi aku baru sempat berterimakasih padamu hari ini."

Empat hari Lily tidak masuk kantor, Hendra dan Greys-lah yang bergantian merawatku. Dan aku baru sempat mengucapkan terimakasih kepada Hendra karena lima hari kemarin juga aku sibuk dengan pekerjaanku yang menumpuk karena aku akan resign dari kantor tempatku bekerja.

Hendra melihat jam tangannya, sudah menunjukan pukul setengah sepuluh. "Sudah malam, Ly lebih baik kamu pulang. Aku panggilkan taxi untukmu ya?"

Perasaan kecewa kembali menyelinap di hatinya karena Hendra menyuruhnya pulang padahal dirinya masih ingin mengobrol lama dengan Hendra. Ada yang ingin ia bicarakan dengan Hendra tapi sepertinya ia tidak perlu memberitahu Hendra, mungkin ini bukan hal yang penting untuk Hendra.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang