Part 2

272 4 0
                                    

Beberapa hari setelah aku menyadari perasaa itu
Aku mulai merasa sesak
Pikiran ku di penuhi pertanyaan yang berkaitan tentang nya

Menyendiri dalam diam dan keheningan membuat ku bimbang

Perasaan ini terus mendorong ku untuk terus mencari tahu hal yang sejujurnya enggan ku pertanyakan pada mereka.

Karena aku malu. Ya, betul malu..

Haruskah aku membocorkan siapa MoodBooster ku dan membiarkan teman-temanku tertawa dan aku mendapatkan informasinya atau haruskah aku tetap menyimpannya sendiri tetapi aku tidak memgetahui satu pun informasi tentang keberadaannya?.. Aku ingin melihatnya kembali, menebar senyum pada nya. Aku benar-benar tidak mengira jika hari itu adalah hari terakhir kami bertemu, meyapa dan melempar senyum padanya

Beritahu aku tuhan...
Bagaimana caranya agar aku bisa menemuinya
Sebagian temanku berkata bahwa sebagian dari mereka ada yang dipindahkan ke cabang lain atau mungkin sedang mengikuti pelatihan.. Aku sungguh sangat penasaran.
Akan kah terselip namanya pada daftar mereka yang di pindahkan.. Aku benar-benar ingin tahu. Tapi apa daya ku jika aku tak mampu menyebut namanya. Ini adalah kebodohanku. Kebodohan yang seharuanya tidak terjadi.

Kini hanya tinggal hayalan belaka untuk mengharapkannya. Entah berapa lama ia kembali dan aku dapat melihat wajahnya yang selama ini aku rindukan.

Tingkah lucunya yang kadang membuat aku tak sadar tertawa sendiri.

Setiap pagi...
Di bangku ini...
Aku duduk menanti dirinya muncul dari arah tangga.
Tapi, entahlah!!
Tak setitik pun aku melihat bayangannya.

Seakan hati ini terus berteriak menyebut namanya. Berharap ia datang pada ruang hatiku yang menggema.

Sajak Rindu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang