Yah, karena insiden itu lah sekarang aku mendapatkan masalah ini. Hutang nyawa dibayar nyawa hutang laptop dibayar laptop tapi aku mana bisa beli laptop dalam sekejab apalagi minta sama mama bisa digantung hidup-hidup aku, jadi terpaksa membuat perjanjian dengan cowok rese ini.
Dia menghampiriku
"Gue nggak bisa beli laptop buat ganti laptop lo yang rusak" aku menunduk tidak berani menatapnya.
" Ok, nggak masalah gue bisa beli lagi yang baru tapi gue punya syarat atas permintaan lo" ucapnya.
"Apa....?"
Back to story
"Woi..jangan lari lo" teriak ruffan langsung mengejarku.
Tadinya aku kira hari ini akan berjalan dengan tenang tapi kenapa cowok satu ini menghancurkan hariku dalam sekejab.
"Mau apa sih" sambil terus berlari dikoridor sekolah.
"Lo lupa? Lo punya hutang sama gue" balasnya masih mengejarku.
"Gue nggak lupa" aku berusaha lari lebih cepat lagi
Tapi tiba-tiba saja tangannya sudah menggapai lenganku dan menariku ke dinding dan mengurngku dengan kedua lenganya
" lo punya hutang yg belum lunas" ucapnya disela napasnya yg ngos-ngosan mengejarku
aku juga mengatur napasku yg tinggal separuh nyawa. "Tapi permintaan lo itu nggak masuk akal" akhirnya aku bisa bersuara juga.
"Kalo gitu mana laptopnya" pinta ruffan.
Aku menarik napas dan menghembuskanya "kasih gue waktu 3 hari" pintaku.
Ruffan mendekatkan wajahnya "Ok, cuma 3 hari tapi ini hukuman buat lo karena buat gue nunggu" tiba-tiba dia mendekat dan mengecup bibirku lalu dia pergi meninggalkanku yg terbengong-bengong. Sialan apa yang dilakukannya tadi kurang ajar berani-beraninya dia menciumku,batinku.
Aku berjalan dengan lunglai menujuh kelasku sesampainya aku langsung menyandarkan kepalaku dimeja
"Kenapa lo?" tanya fio sambil ikut meletakkan kepalanya dimeja menghadapku.
"Hiks...ruffan kurang ajar" sambil memperlihatkan wajah mewek.
"Memangnya kenapa lagi dia?" sambil mengerutkan kening melihatku.
"Masa dia berani-beraninya nyuri ciuman pertama gue" aku menggebrak meja sampai membuat seisi kelas menatapku.
Uupss..
aku kembali meletakkan kepalaku kemeja."Haa..yg bener" kini giliran fio histeris tampak tak percaya mendengarnya, membuat seisi kelas lagi-lagi menatap kami.
Bel jam pelajaran berbunyi, pak dodi guru matematikaku datang "Selamat pagi anak-anak" sapanya memasuki kelas.
*****
"Aku minta sambal donk, Fi" saat ini aku dan fio ada dikantin setelah 4 jm pelajaran matematika yg menguras tenaga dan pikiranku dan langsung diteriaki protes perutku yg minta diisi
"Nih, lo nggak takut sakit perut?" tanya fio sambil menyodorkan semangkuk sambal kearahku
"Nggak"
Saat aku akan menyantap makananku tiba-tiba, Braakk. Seorang gadis berperawakan akuh menggebrak meja kami
"Lo yg namanya selma?" tanyanya sinis.
"Iya gue selma" aku mungurungkan niat untuk memakan makananku.
"Gue vero dan gue mau memperingatkan elo buat ngejauhin ruffan, ngerti" ucap vero sambil menudingkan telunjuknya didepan wajahku. Rasanya ingin kugigit itu telunjuk biar putus sekalian.
"Sorry lo siapanya ruffan,yah?" tanyaku.
"Gue calon ceweknya ruffan" jawabnya bangga.
Aku tersenyum "masih calon kan belum jadi ceweknya" sungguh kalo gue jadi dia malu banget orang masih calon aja belagu.
"Lo ternyata rese juga yah" dia mengambil teh panas pesenan fio dan langsung menyiramkannya ketubuhku, aku reflek berdiri fio juga ikut berdiri terkejut dengan apa yg dilakukan vero padaku.
"Lo apa-apan sih" fio mendorong bahu vero.
" nyiram temen lo yang rese ini buat bangun dari mimpinya buat dapetin ruffan"
vero langsung pergi meninggalkan kantin yg mulai sedikit heboh karena ulah vero barusan, Semua menatap kearahku dan aku hanya terkejut dengan apa yg barusan terjadi tanpa mempedulikan bahwa seragamku sudah memperlihatkan warna bra dibaliknya. Fio yg melihat itu langsung menutupi bagian depan tubuhku dengan jaket yg dibawanya setiap saat
"Lo nggak pa-pa? Sel" tanya fio khawatir.
Aku menggeleng meskipun rasanya panas dan perih banget.
"Kita keUKS aja dikasih salep sepertinya sakit minuman tadi kan masih panas" sambil menggandengku menujuh uks. Sesampainya diuks fio langsung mencari salep buat luka bakar biar nggak melepuh, aku mengolesnya perlahan rasanya perih.
"Kurang ajar banget tuh cewek seenaknya nyiran lo pakek air panas, minuman gue lagi".
Aku hanya tersenyum melihat fio yg uring-uringan padahal yg kena siram kan aku.
*****
Dia bagai malaikat yang turun mencari kekasihnya dibumi meskipun kekasihnya tidak mengenalinya lagi.
"Lo punya hubungan apa sama cewek yg namanya selma itu?" tanya angga, saai ini mereka sedang bermain game dirumah ruffan. "Eh iya tadi dikantin heboh banget, Fan!".
"Heboh kenapa?" tanya ruffan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.
"Vero ngelabrak selma" kata angga masih dengan gamenya.
Saat itu ruffan langsung menghentikan permainannya yg akhirnya membuatnya kalah
"yes, gue menang" seru angga girang karena biasanya angga selalu kalah bermain dengan ruffan
"Apa lo bilang? Vero ngelabrak selma ngapain?" ruffan langsung mengubah posisi duduknya menghadap angga.
"Lo seperti nggak kenal fans fanatic lo itu" ucap angga menyelesaikan permainannya.
"Dan lo tau apa yg dilakuin vero ke selma? Dia nyiram selma sama minuman panas""Apa.." ruffan membelalak shock, "gila...!! kurang waras tuh cewek" ruffan mulai emosi.
"Dia emang kurang waras gara-gara elo" angga beranjak kedapur untuk mengambil air minum.
"Gue nggak peduli, tapi kalo selma sampai kenapa-napa jangan harap dia bisa lari"
Angga mengerutkan kening mendengar ucapan ruffan "lo ada hubungan apa sama dia?"
"Lo nggak perlu tau nanti juga lo tau sendiri"

KAMU SEDANG MEMBACA
You and Me
Teen FictionTerima lah seseorang apa adany maka orang itu juga akan menerima mu apa adanya juga.