Tiga

29 1 0
                                    

Saat aku sedang berkumpul dengan teman-temanku dikelas tiba-tiba dia datang dan menarik lenganku, semua mata menatap kearahnya. Apa lagi teman-temanku yg tadinya menggosip langsung diam saat ruffan datang

"kemana..?"tanyaku

" makan gue lapar.." sambil terus memaksaku berdiri.

Aku mengerutkan kening "Lo bisa makan sama teman-teman lo kan"

"Gue maunya makan sama lo dan...." ruffan mendekatkan wajahnya ketelinga selma " ngebahas hutang lo yg belum kelar" bisiknya. Dengan hembusan napasnya ditelingaku membuatku begidik ngeri jantungku rasanya mau copot.

Deg.

Semua mata semakin intens menatap kearah kami, aku sampai salah tingkah.

Akhirnya aku menyerah "Fi, gue kekantin bentar ya! Mau nganterin cowok rese ini dulu"

"Ok, lama juga nggak pa-pa" ucap fio sambil tersenyum lebar.

"Ok, thanks ya fi" jawab ruffan menarik tanganku.

Lo kira gue nggak bisa jalan sendiri apa pakek digeret-geret segala,gumamku dalam hati.

Sesampainya dikantin

"Bagaimana sudah dipikirkan..?" ucap ruffan menatap gadis didepannya yg sedari tadi mendiaminya.

"Syaratnya nggak bisa yg lain aja, kayak jadi babu lo satu bulan gitu?!" aku coba untuk menawar

"Gue heran sama pikiran lo itu? Lo dikasih syarat yg bahkan Buat semua cewek iri dan lo lebih pilih jadi babu gue" ruffan tersenyum sinis merasa tersinggung.

"Kalo suatu saat gue jatuh cinta sama cowok lain bagaimana?" aku mengucapkannya tanpa bisa menatap ruffan, entahlah aku bingung dengan perasaanku sendiri.

"Itu terserah lo" ucap ruffan sambil menyantap makanannya yg sedari tadi belum tersentuh.
"Tapi--"

Aku menatapnya menunggu apa yg akan katakanya?!..

"Gue nggak jamin ada orang lain yg nantinya bisa rebut lo dari gue" ruffan tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

Oh, shit

"Lo sebenarnya cinta atau cuma main-main sih sama gue?" tanyaku penasaran, bagaimana bisa cowok nembak cewek dengan cara nggak gentle gini apa takut ditolak jadi memanfaatkan keadaan.

"Kalo nggak cinta!? Gue nggak akan kasih syarat lo harus jadi cewek gue,bego" jawab ruffan sambil memakan makanannya.

Sialan gue dikatain bego,aku langsung memukul keras lengannnya.

Uhuk..uhuk..uhuk..

Rasain biar mampus aja sekalian.batinku

Ruffan langsung meraih gelas minumannya dan langsung menenggaknya sampai tinggal setengah gelas. "Lo mau bikin gue mampus, Haa"

"Emang salah sendiri ngatain gue bego, terus soal laptop lo itu bagaimana?" tanyaku

"Udah rusak mau diapain lagi" jawab ruffan sambil melanjutkan makannya.

"Kenapa harus lewat laptop dulu lo bilang cinta sama gue?" aku masih ingin menguji keseriusannya, karena ini masalah hati, perasaan jadi gue nggak mau buat jadi mainannya dia.

Ruffan menghela nafas "Gue harus ngapain lo bisa percaya kalo gue cinta sama lo?!" ruffan menatapku lekat-lekat seolah-olah menunjukkan dia bersungguh-sungguh mengatakan itu. "Awalnya emang nggak ada niat buat syarat itu, tapi gue pikir-pikir ada untungnya juga lo ngerusak laptop gue supaya lo bisa jadi cewek gue" ucap rufan. tersenyum puas dengan idenya.

"Haa.. bilang aja lo takut gue tolak" aku menahan senyum.

Ruffan menggeser piring dan gelasnya, lalu melipat kedua tangannya dimeja kemudian mendekatkan wajahnya padaku, aku terbelalak melihat wajahnya begitu dekat denganku menatapku dengan intens. anehnya aku tidak menghindar. Aku juga menatap mata hitamnya lekat-lekat.

"Tapi gue jamin lo nggak akan bisa nolak gue" bisiknya padaku sambil mengedipkan sebelah matanya. Jaraknya yg terlalu dekat diwajahku sampai-sampai aku bisa merasakan hembusan nafasnya yg segar dibibirku. Aku mengerjapkan mata, menolehkan kepalah kiri-kanan menatap sekitarku yg mulai ramai dipenuhi siswa lainnya yg ingin mengisi perut. Untungnya mereka sibuk dengan kegiatan mereka.

"Ruffan..!?" gumamku.

"Hmm" masih dengan senyum nakal diwajahnya.

"Lo bisa jauh-jauh sedikit nggak?" sambil kudorong pelan bahunya.

"Kenapa?"

"Lo nggak liat ini dikantin"

"Ooh cuma lokasinya lo nggak suka, maunya dimana? Taman?"

"Issh..dasar otak mesum, udah gue balik" aku beranjak pergi meninggalkannya yang masih dengan senyuman diwajahnya.

"Nanti gue anter pulang, ya?" teriaknya






~~~~~~~~~~
Maaf ini pertama kalinya buat cerita jadi kalo jelek mohon maaf
Yaaa;))

You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang