Ini adalah hari pertama setelah pernikahan aliando dan prilly, keduanya di jodohkan karna ayah aliando dan ayah prilly adalah sahabat sejak kecil, keduanya berjanji akan menikahkan anak-anak mereka jika suatu saat mereka mendapat sepasang putra dan putri.Kini sejak saat putra putri mereka menginjak usia yang pas untuk mereka, mereka kembali di pertemukan.
Dan dalam jarak waktu 1 bulan keduanya di hadapkan pada pesta yang tak keduanya inginkan.Prilly tidak suka pada pria yang lebih muda darinya walau hanya 1 tahun bedanya, namun tentu saja tak memperlihatkannya pada keluarganya.
Setelah pesta pernikahan yang tidak di laksanakan besar-besar seperti orang-orang kaya kebanyakan dan pernikahan ini terkesan disembunyikan digelar, kedua orang tua aliando langsung kembali ke kota asalnya untuk mengurus perusahaan mereka di sana meninggalkan aliando yang masih melanjutkan pendidikannya di jakarta.
"Prilly...mulai hari ini aliando akan tinggal di rumah kita" ucap ibu prilly Semangat.
"Ia ibu" sambil menatap remeh pada juniornya yang mengikuti percepatan dan kini berada satu tingkat dan jurusan yang sama dengannya.
"Aliando sudah menjadi suamimu dan, kamu harus selalu bersama dengannya lagipula bukan kah dia satu jurusan denganmu..??"
"Benarkah...??" Senyum meremehkan Prilly terlihat,
"Prilly , perlakukan suamimu dengan baik ..." Saran ibu ully pada anak satu-satunya itu.
"Ia...ia..ia bu" jawab prilly malas."prilly ali tinggal di samping kamarmu sebelum lulus kami tidak ingin kalian tidur bersama, kami tak mau prilly hamil dan kalian berdua menjadi tidak fokus pada kuliah kalian" ibunya prilly masih berusaha memberi nasehat pada keduannya.
"Baiklah bu...kenapa harus di kamar adik..?"
"Ia prilly...kau tidak akan pernah punya adik lagi, sayangi aliando seperti kau menyaayangi adikmu bahkan lebih"
"Huft...baiklah bu" prilly memutar bola matanya dan kbali kekamarnya seolah tak peduli.Namun langkahnya tak sejalan dengan otaknya, ketika otaknya menyuruh untuk langsung kekamar tetapi kakinya berjalan menuju kamar yang sudah orang tuanya persiapkan untuk calon adik prilly kelak sejak prilly berumur 8 tahun.
Namun hingga saat ini prilly tak kunjung mendapatkan adik yang diimpikannya lagi, keinginan itu pupus seketika saat prilly berusia 10 tahun ibunya mengalami keguguran dan pendarahan yang serius hingga rahimnya harus diangkat.
Ibunya prilly sangat sedih saat mendapat berita menyedihkan itu namun sebagai suami ayah prilly
Lebih tabah, dia menerima apapun yang di berikan tuhan sebagai cobaan pada keluarganya, meskipun sedih ayanya prilly tidak berubah dingin ataupun kecewa pada istrinya ia malah lebih menghargai waktu yang ia miliki untuk terus bersama istri dan prilly, karena hal itulah Prilly begitu manja.Prilly menatap tempat tudur single itu nanar, dinding yang semula berwarna-warni kini berwarna hijau redup polos, Tempat tidur bayi itu hilang bersama dengan mainan-mainan kecil yang berada disana, kini selain tempat tidur dan lemari, sebuah meja belajarpun sudah tertata disana.
Prilly bahkan tidak tahu sejak kapan orang tuanya memindahkan semuanya.
Gadis itu memutar knop pintu diantara kamar adiknya dan kamarnya.
Ya, prilly semasa kecil meminta ayahnya membuatkan pintu langsung yang menyambungkan kamarnya dan kamar sang calon adik, agar dia lebih mudah menjaga adiknya...usulnya.
Ia membuka knopnya segera setelah mendengar bunyi langkah kaki yang kian mendekat.
"Berhenti..." seseorang menghentikan langkahnya
"Apa...?" mata prilly memicing ke arah ali dengan kesal,
"Senang bisa tinggal denganmu, istriku..."
"Kalau kamu ucapkan panggilan itu saat disekolah kubunuh kamu...kamu hanya perlu tidur dan makan di sini dan saat di kelas berpura-pura lah tidak mengenalku, mengerti" prilly masuk ke dalam kamarnya melalui pintu langsung itu.Senyum mengembang di bibir aliando sebelum akhirnya ia kembali merapikan pakaian dan bukunya.
"Kau akan mencintaiku prilly, lihat saja nanti" pikir aliando sambil tersenyum kecil.
"Prilly mulai besok Ayah akan ada pekerjaan ke luar negeri dan Ibu menaksa ingin ikut, kamu tidak apa-apa kan disini bersama aliando...?"
Ujar ayahnya yang datang larut malam, mereka kini sedang sarapan bersama, yang merupakan kegiatan rutin keluarga prilly.
"Apa...? Kenapa harus dengan dia..? Dia ikut Ibu saja ke luar negeri biar sekalian diambil orangtuanya lagi, Aku malas bersamanya""Prilly biar bagaimanapun dia suamimu jangan bertingkah bodoh...kamu harus terima itu...mengerti"
"Baiklah..baiklah aku pergi" jiyeon bangkit tanpa menyentuh sarapannya."Prilly..." prilly kembali ke meja makan setelah mendengar panggilan ibunya kemudian mengecup pipi ibu dan ayahnya, meminum susu sedikit dengan malas dan kembali keluar rumah.
Prilly sebenarnya gadis yang patuh namun kemanjaannya telah melewati batas dan orangtuanya pun tak bisa mencegahnya karena itulah prilly menjadi pribadi yang tidak bisa di atur dan cenderung melawan arus.
Sepeninggal prilly dari rumah itu aliando yang masih menghabiskan sarapannya masih dipenuhi rasa kikuk saat makan bersama keluraga ini, pasalnya saat keluarga ali masih di jakarta, mereka tidak pernah makan bersama seperti ini.
"Aliando Ayah minta maaf...prilly terlalu manja tempramennya buruk, bisakah kamu ikut menjaganya saat kami masih berada di luar negeri...?"
"Tidak apa-apa pah, saya pasti akan menjaga istri saya"
"Terima kasih aliando, kami merasa lega kalau begitu"
"Ia, saya pergi sekarang yah...bu" ujar aliando saat sarapannya sudah beres dan mengendarai mobilnya menuju kampus.~
Dikelas tak pernah sekalipun prilly menatapnya alih-alih menatapnya prilly seolah tidak leduli dan membiat aliando seolah tak ada di sana.
"Prilly...besok kamu mau tidak ikit pesta dengan kami...?" Ujar nayla, disusul anggukan shiren.
"Aku...besok..? Ayo... kebetulan di rumah Ayah dan Ibu sedang tidak ada"
"Benarkah...yess!" Shiren menjerit senang diikuti nayla yang melompat- lompat kesenangan.~~~
###Next###
KAMU SEDANG MEMBACA
~Slave Love~
Fanfictioncast: Aliando syarief Prilly latuconsina sebuah pernikahan yang di lakukan karena sebuah perjodohan, pria sangat mencintai wanitanya tetapi sang wanita tidak mencintai prianya lalu di malam pengantin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan s...