Perbudakan

9.3K 208 0
                                    

Pagi harinya...
"Hoahm...aissh..." prilly mengernyit karena pening tiba-tiba menyerangnya, sepertinya pengaruh alkohol kemaren, pikir Prilly.
Prilly meraih ponsel diujung meja lampunya mengecek twitter dan notifikasi lainnya yang berjubel ketika ia
mengecek katalknya,
matanya terbelalak saat ia melihat fotonya sendiri yang Shiren kirim tengah malam dengan caption 'ini
kenang-kenangan semalam, kau pasti ingin menyimpannya, btw laki-laki itu mungkin sudah kembali ke inggris besok".

'gadis itu,' bisik Prilly,
kalau ibunya sampai melihat foto-foto ini, Prilly tidak yakin ibunya masih hidup... lalu Ayahnya? Ayahnya
pasti langsung menendangnya dari rumah dan membiarkannya hidup dijalanan bersama kucing liar.
apalagi Aliando dan keluarganya... ia pasti akan dihina dan diceraikan dengan tidak hormat ... TIDAK.

"Astaga... Tunggu dulu..." Prilly menyingkap selimutnya dan betapa terkejutnya ia saat tubuhnya hanya terbalut
pakaian dalam saja,
"tenang... tidak ada apapun, mungkin saat mabuk aku kepanasan dan membuka pakaianku, ayolah orang
mabuk bisa melakukan hal bodoh." Prilly berargumen dengan dirinya sendiri dengan entengnya ia
melenggang menuju kamar mandinya berganti pakaian dan bergegas menuju dapur untuk mengisi perutnya
dengan sarapan.

"pagi, ib... Bodoh... hari ini Ibu dan Ayah tidak ada," Prilly terkikik sendiri memikirkan betapa bodohnya
ia memanggil orang tuanya yang sedang dalam perjalanan bisnis.

"pagi istri." sapaan itu membuat senyum dibibir Prilly hilang,
"buatkan aku sarapan." titah Prilly seolah bos
"kenapa harus aku? kamu buat saja sendiri... kedua tanganmu masih utuh kan? berhenti memperlakukanku
seolah aku budakmu. aku suamimu, seharusnya kamu yang melayaniku." ucap Aliando santai mengambil
sereal dan memasukannya kemangkuknya mengambil susu dingin dikulkas dan mencampurnya dengan
sereal.

"kenapa harus aku? dan kenapa kamu berani padaku?"
"kenapa harus takut."
"kau... kamu bisa berani padaku karena tidak ada orang tuaku bukan? dasar parasit sialan! lihat saja aku akan
meminta Ayah untuk memasang cctv disetiap sudut rumah ini, sehingga Ayah dapat melihat kamu yang tidak
baik padaku. dan membuatku cerai denganmu."
Prilly menantang Aliando dengan tangannya telah terlipat
didadanya penuh kekesalan.

"lihat saja kalau kamu berani..." ucapan Aliando barusan benar-benar menyulut kemarahan Aliando.
"apa maksudmu? kamu pikir aku tidak berani." Prilly mendekat kearas Aliando ingin sekali gadis ini menghajar
bocah tengik ini.
"tidak, jika aku perlihatkan ini pada Ibu atau Ayah." Aliando mengirimkan foto-foto mabuk Prilly melalui pesan Kakao talknya ,
Katalk
Katalk
katalk


“apa seorang wanita telah menikah pantas berlaku liar seperti itu?” tanya Aliando
“kamu… bagaimana?” Prilly memucat bibirnya mengatup
“kamu ingin aku berikan ini semua pada ibu dan ayah, atau ibu dan Ayahku? aku yakin ibuku
pasti marah sekali dan menghendaki perceraian kita, dan hubungan ibu dan ibu mertua, kedua sahabat
itu rusak hanya karena istriku yang berciuman 1 hari setelah pernikahan dengan pria lain di sebuah pesta
dengan sangat liar.”
“Tidak!” jerit Prilly
“aaa…aku mohon jangan berikan itu pada Ibu dan Ayah begitupula ibu dan ayahmu…. kalau tidak aku
pasti akan mati,
apapun… apapun yang kamu inginkan aku pasti berikan… berapapun yang kamu minta dan
barang apapun yang kamu inginkan aku pasti akan berusaha memberikannya padamu asal jangan berikan itu pada mereka kumohon~.” Prilly memohon pada Aliando.

“baiklah aku akan mempertimbangkannya, asalkan kamu mau menjadi budakku.”
“budak…”
“iya dalam semuanya, kamu milikku.
Aku memilikimu secara absolut aku
TUANMU,
MASTERMU… PEMILIKMU.
bagaimana?”
“aku …”
“kau menolak dan lebih memilih orangtua kita memiliki semua foto-foto ini? atau … ah… aku memiliki ide
lebih baik, bagaimana kalau foto ini kusebarkan saja lewat website kampus? itu pasti lebih menarik.”
wajah Prilly terlihat lebih pucat sekarang..
“baiklah! apapun akan aku lakukan asal jangan… jangan sebarkan foto-foto itu, aku mohon…”
“kalau begitu tugas pertamamu adalah membuat Nasi goreng, Cepat.”
"Apa?”
“Cepat cepatt.”
“Iya…”
“dan setiap kamu melakukan apapun panggil aku Tuan, ‘baik tuan.’ ‘akan saya lakukan segera tuan,’ anggap
aku tuanmu, apa jika kamu bicara dengan Tuanmu kau akan bicara dengan bahasa tidak formal?”
“maafkan aku Tuan.”
“bagus, cepat buatkan.”
“baik, akan saya segera buatkan untukmu Tuan.”
“uhm.”

Aliando segera meninggalkan dapur dengan seringaian jahatnya menuju ruang tengah dengan sereal
ditangannya menonton acara yang paling ia sukai, sesekali suara tawa Aliando terdengar hingga dapur
membuat bulu kuduk Prilly meremang ketakutan.

“bagaimana dia bisa tahu… apa kemarin saat mabuk aku melakukan sesuatu dengan Aliando? atau….
bagaimana ini… aku melupakan semuanya.”
“PRILLY MANA MAKANANNYA~” teriakan Aliando membuat Prilly kembali terfokus pada
masakannya.

Setelah masakannya siap Prilly membawa sarapan Aliando keruang tengah, matanya tak mampu menatap
langsung mata Aliando
“i.. ini.. sampai kapan?” tanya Prilly dengan suara bergetarnya,
“huh?”
“sampai kapan aku menjadi budakmu?” Prilly mengangkat wajahnya sedikit demi sedikit.
“sampai aku bosan padamu,”
“j jadi ini tidak ada batasan.”
“uhm…”
“lalu aku akan selamanya terbelenggu olehmu? ”
“kau istriku, milikku… ingat, jadi jangan mencemaskan itu. dan diamlah aku sulit makan dengan kamu yang
bicara hal yang tak penting.” Prilly mengepalkan tangannya kesal, “kamu jangan kemana-mana saat aku
makan, lihat saja aku… setelah aku selesai makan kamu boleh makan.”
“Psyco.” bisik Prilly kesal
“ya?”
“tidak tuan.”
“bagus.”

Setelah selesai makan, Aliando kembali kekamarnya meninggalkan Prilly sendirian,

‘hei Shiren kamu… kenapa mengirim foto-foto itu padaku huh?’
‘memangnya kenapa?’
‘kalau seseorang yang melihatku seperti itu, aku bisa malu apalagi jika Ibu atau Ayah yang melihatnya
mereka akan langsung serangan jantung dan mati, kau mau melihatku menjadi anak yatim piatu huh?’
‘mianhae… kenapa kamu marah, kamu hapus saja dan semuanya beres.’
‘aish… susah bicara denganmu.’
‘ish… pemarah…. ah, Prilly … ada yang ingin kutanyakan padamu, kenapa Aliando ada dirumahmu?’
‘dia menumpang dirumahku sudah.’
‘K, bye.’
TUT…

“ish…” Prilly menatap ponselnya kesal,
ini saatnya ia menyusun rencana bagaimana caranya agar ia dapat menghapus foto-foto itu dari ponsel
Aliando,
‘bagaimana kalau aku campurkan obat tidur dalam makanannya lalu saat ia tertidur pulas, aku bisa
mengambil ponselnya dan ku hapus semua foto sialan itu dalam ponselnya, hahahaha… kau pintar
Prilly.’
puji Prilly pada diri sendiri.

Prilly berusaha sebisa mungkin untuk membuat makanan seenak mungkin lalu mendatangi kamar Aliando
dengan wajah yang super manis.
Tok tok tok
“masuk.”
“Tuan, makan siang sudah siap… anda ingin makan sekarang atau biar kuantar kekamarmu?” tanya Prilly sopan.
“biar aku yang kesana, sekarang… ikut aku.”

Aliando berjalan menuju kamar mandi.

“mandikan aku."
“HAH?!?!!”
Prilly membulatkan matanya sejadi-jadinya.

#To Be Continue...#

~Slave Love~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang