13 November 2013
“wait for me!”
“come on Cam. I aint got no time for this anymore”
“sorry. Here you go” ucap Cameron sambil bawa 3 bacon dibalut tissue di tangan kanannya.
Hari ini hari kelulusanku dari Stonehedge High School. Aku lebih tua setahun dari Cameron, jadi walaupun kita satu sekolah tapi tetap aja aku yang lulus duluan. Jelas itu. Baju hitam panjang dan topi yang juga warna hitam ini seriously ngganggu. Kenapa? Masalahnya adalah aku udah pakai dress warna pink muda, ya bisa dibilang peach lah yang simple didalamnya. Meskipun simple tetap aja namanya dress, sedikit susah sih jalan pakai ini. Lebih lagi, Mom suruh aku buat pakai high heels nya. Tau kenapa? Karena high heels ini punya Mom dan tepatnya dulu dipakai Mom dihari kelulusannya. Mom memang perawat yang baik, kalau sepatu ini punyaku mungkin dalam jangka waktu 4 tahun udah rusak. Mungkin kulit bagian luarnya juga sudah akan mengelupas.
Mom dan Dad duduk di barisan ke 3 dari depan, aku bisa lihat senyum bahagia mereka yang bangga karena aku lulus. Ya. Lulus. Cam? Biasa, namanya juga anak muda dan dia juga murid di sekolah ini jadi ya dia duduk bersama teman-temannya. Karena memang yang hadir hari ini bukan cuma keluarga dan siswa angkatanku aja tapi semua angkatan. Aku? Yang jelas aku duduk di deretan kursi murid-murid yang hari ini bakal resmi jadi alumni Stonehedge Highschool. Sendiri? Oh nggak dong, memangnya aku se cupu itu. Aku duduk bareng 4 teman dekatku. Dean,Abigail , Conor, dan Lucas. Mirip cerita novel sih tapi ya memang begini adanya, kita ber 5 udah dekat dari SD. Awalnya cuma aku dan Abigail karena dulu rumah kita dekat, ya walaupun sekarang dia udah pindah. Lalu kita kenal Dean gara-gara waktu itu dia berantem dengan Lucas. Biasalah, Lucas memang jail. Kerjaannya dulu cuma mengambil alat tulis anak perempuan di kelas. Anak perempuan yang lain udah maklum sama Lucas tapi entah kenapa Dean yang bisa dibilang anak paling pintar dikelas ini sensi banget dan waktu itu nangis nggak berhenti-berhenti. Jadi aku sama Abigail berusaha nenangin dia, ngeliat itu si Lucas ngerasa bersalah. Dia minta maaf ke Dean dan janji nggak akan ngulangin itu lagi......ke Dean doang tapi. Ke anak perempuan lain sih tetap aja. Tapi semenjak saat itu Aku, Abigail, Dean, dan Lucas jadi sering bareng. Baru di SMP aku sama Abigail pisah kelas, Dean juga nggak sekelas sama aku. Satu satunya yang sekelas sama aku Cuma cowok jail nggak ketulungan. Lucas. Berhubung waktu itu Lucas punya teman dekat baru, jadi secara reflek dan manusiawi aku ikutan dekat sama teman barunya itu. Conor. Conor itu cowok manis yang baik banget, dan berbeda 180 derajat sama Lucas. Hukum alam sih, jadi sampai sekarang kita berlima dekat.
“Abigail Rosie Sweendenh” kepala sekolah manggil nama murid pertama.
Abigail maju dan layaknya graduation-graduation biasanya, dia naik ke atas panggung yang nggak terlalu tinggi itu, berjabat tangan sama beberapa guru dan kepala sekolah. Kemudian tali di topi hitamnya diputar arah, kemudian Abi dapat gulungan kertas warna merah yang digulung dengan pita biru tua dan satu map berukuran A4. Dan orang tua nya senyum dari kursi tempat mereka duduk, dan orang-orang tepuk tangan dan yah layaknya hari kelulusan yang lain.
Satu persatu nama dipanggil sampai akhirnya namaku juga dipanggil
“Leah Alison Twingdale” dengan rasa sok percaya diri ya aku melangkah menaiki tangga kecil ke atas panggungnya. Dan ya, sama seperti murid murid yang lain. Bedanya, yang tersenyum bukan Cuma Mom dan Dad tapi juga Cameron. Beruntung? Bukan main.
YOU ARE READING
Yours Sincerely
FanfictionIt's crazy how God already saved someone for us. How God have something for us which is out of our mind. How God made a story of two people since they were born. How God put these two people in distance. How finally these two people can meet up and...