Chapter 7

319 11 0
                                    

LEE HYUN IN POV
Ku langkahkan kedua kakiku secara perlahan, dengan dua wanita petugas butik disampingku yang menuntunku pelan, perlahan gorden ruangan ganti yang ku gunakan mulai terbuka dan membawaku keluar dari ruangan itu.
"Wahhhhhh.........."
"........????......"
Rasa kagum hadir dari kedua orang pria yang sama-sama kusayangi, keduanya kini tampak menatap kagum pada diriku.
Ayahku serta calon suamiku yang juga mengenakan Tuxedonya malam itu menatapku dengan mulut menganga kagum ke arahku.
Yah, malam ini aku telah mencoba mengenakan sebuah gaun pengantin yang akan ku kenakan di acara pernikahanku nanti.
"Yeoppeota~~" Lirihan Yunho berdengung ditelingaku saat menatapku. dan lirihan calon suamiku itu membuat kepala ayahku menatap ke arahnya tajam.
"Yakkk!!!" sentak Ayah pada calon menantunya.
Sedangkan, Yunho yang mendapat sentakan itu hanya menunduk takut pada ayahku.
"Kau jangan sekali-sekali menatap putriku dengan tatapan nafsu seperti itu! Mengerti!" Umpat Ayah menasehati Yunho.
"Ne... maafkan saya!" Seru Yunho masih menunduk takut pada Ayahku. Sementara aku yang melihat itu hanya menahan tawaku dengan sikap calon suamiku.
"Aiishhh...." Ayah terdengar berdesus singkat dan memutuskan untuk pergi dari antara kami.
"Appa! Mau kemana?" tanyaku sedikit memberhentikan langkah Ayah.
"Kamar mandi! ajari dulu calon suamimu! seorang direktur kok takut pada calon mertuanya" Celetuk Ayah semakin membuat Yunho malu didepanku.
Yunho yang mendapatkan hal itu hanya dapat menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.
"Gwaenchana???" kini aku dengan lembut menenangkan calon suamiku.
"Kenapa dengan ayahmu? apa dia tertular virus bule di Amerika???" Canda Yunho padaku.
"Yakkk!!!" Umpatku tertawa sembari memukul pelan bahu kiri calon suamiku itu. kami pun saling tertawa dan saling bertatap sendu satu sama lain.
"Bukankah satu bulan itu cukup lama?" ucap Yunho padaku lembut. Sepertinya ia tidak sabar akan datangnya hari pernikahan kita.
Heummms.... seruan Yunho hanya membuatku tersenyum sipu.
Brakkkk!!!
Kemesraan antara kami malam itu seketika hancur saat mendengar pintu butik yang terbuka kasar, Dan seseorang wanita baya tiba-tiba masuk ke ruangan Butik tempatku memesan baju pernikahan. Dan entah apa yang dilakukan wanita baya itu, tetapi kini ia terlihat tengah menyingkap-nyingkap baju didalam butik dengan kasar. Sedangkan Aku dan Yunho hanya terdiam mengamati wanita baya itu disudut ruangan seraya bergandengan tangan erat.
"Siapa anda!!!" Ku lihat saat ini kedua karyawati yang bekerja di tempat itu mencoba mengusir wanita baya itu dan ingin menggapai lengan dari wanita baya itu.
"DIAM KALIAN!!! Saya ingin mengambil gaun anak saya!!!" Umpat wanita baya itu membuat kedua karyawati hanya mengkerut takut tak berbuat apa-apa.
Kedua mata wanita itu memutar di dalam ruangan, dan sesaat, kedua tatapannya kini terhenti saat melihat sebuah gaun berderai indah yang telah kukenakan.
Gaun yang kukenakan itu seolah memperlihatkan begitu indahnya gaun yang terpajang disebuah patung. karena sepertinya wanita itu tak tahu jika gaun itu telah menempel ditubuhku.
Tanpa melihat jika gaun itu dikenakan olehku, wanita itu perlahan meraba ujung gaun yang ku pakai dan berserahkan dilantai.
"Ini gaun putriku" Lirih wanita itu semakin mendekati tubuhku berdiri.
Tak ada yang bisa kulakukan saat itu, yang kulakukan hanya menatap wanita itu takut dan bergemetar, sekilas pandanganku sedikit beralih menatap calon suamiku dengan nanar.
Sepertinya Yunho melihat sorot mata yang ku pancarkan untuknya, dan seakan tahu bagaimana perasaanku saat itu, pria itu pun menggapai kasar wanita baya itu.
BRUGGG~
Sesaat, Yunho mendorong tubuh wanita tua itu dengan kasar. "LEPASKAN TANGAN ANDA!" Umpatnya marah.
Sedangkan Mata wanita itu hanya menatap Yunho dengan tajam. namun tak lama, mata wanita itu kembali beralih pada gaun yang masih kukenakan dan tak menggubris Yunho lagi.
"Ini gaun putriku! aku harus membawanya!" Serunya yang terus meraba hingga awak pada gaun ditubuhku.
~PLAKKK!"
Dalam diam, dengan kasarnya aku menampel tangan wanita itu saat mulai menyentuh gaun bagian perutku.
Wanita itu tersentak seketika. sepertinya Ia baru tersadar jika gaun itu telah kukenakan.
Dan secara perlahan, mata wanita baya itu akhirnya menatapku yang telah memakai gaun pengantin tersebut.
"So Yeon????" Lirih wanita itu tiba-tiba.
~So Yeon???~ Aku pun membatin sejenak, nama itu sepertinya sangat tak asing ditelingaku.
sedangkan Yunho yang berdiri disampingku hanya bisa memperhatikan ku dan wanita baya itu heran.
"Park So Yeon!" Lirih wanita itu seraya ingin menyentuh pipiku.
BRUGGG!
"SIAPA KAU!!!!" Dan kembali dengan kasar, Aku dengan keras mendorong dan mengumpat geram pada wanita asing itu hingga terduduk dilantai butik.
"EOMMEONNI!!!"
Disaat ketegangan hadir didalam butik, Seorang pria tiba-tiba datang dan terlihat berdiri diambang pintu masuk pada butik. Mata kami pun dengan serempak menatap ke arah pria yang ada di ambang pintu itu.
Kim Jong Woon??? Yah! tepat sekali, Kulihat saat ini mata pria itu menatap ke arah kami dengan nanar.
Apa yang dia lakukan??? dan mengapa aku baru melihatnya selama sebulan lalu?
Yah, itulah yang ku tanyakan saat ini. Namun sekilas mata pria itu kini beralih pada wanita yang terjatuh karena doronganku sebelumnya. "Eeommeonni! Kau baik-baik saja??" Tanyanya tak menghiraukan keberadaanku dan Yunho yang juga rekan kerjanya.
Lagi, Sedikit tanda tanya seolah kembali muncul dihatiku, mengapa Pria itu datang kemari? dan apakah dia mengenal wanita baya itu?
Dan disaat aku bertanya-tanya mengapa dan mengapa, Kurasakan sejenak calon suamiku melepas gandengannya pelan dari tanganku dan kekasihku itu tampak melangkahkan satu langkah kakinya menghampiri pria yang juga terduduk dilantai menolong wanita baya itu.
"Di....Direktur???" suara Yunho sedikit membuat kepala pria yang menolong wanita baya itu terangkat perlahan menatap calon suamiku yang telah menghampirinya.
"............" Pria dingin itu menatap sejenak ke arah calon suamiku, namun hanya sekilas ia kembali lagi beralih mengurusi wanita baya didepannya dan tak menghiraukan Jung Yunho.
"Mengapa Eommeonni kemari, Eumm?" Tanya Kim Jong Woon pada wanita baya itu dan kulihat Kim Jong Woon kini mendapat balasan tatapan sendu dari wanita baya itu.
"Maafkan aku Jongie Ah~~" Lirih wanita itu lembut dan menundukkan kepalanya.
Sedangkan Aku dan juga Jung Yunho hanya membungkam mulut kami melihat sebuah keharuan dihadapan kami.
"Kenapa Eommeonni meminta maaf, eumm???" Tanya Kim Jong Woon lagi dengan Lembutnya.
"Tak seharusnya Eommeonni menyalahkanmu selama ini...." Sesaat tiba-tiba wanita baya itu merengkuh tubuh Kim Jong Woon erat dan menangis meminta maaf dalam pelukan pria itu.
Entah apa yang terjadi, tetapi yang kurasakan saat ini, seolah aku ikut hanyut dalam keharuan malam itu. Tanpa terduga mataku sedikit berkaca-kaca bagai melihat sebuah drama yang menyedihkan malam itu.
Kriiing~~~ Suara deringan muncul singkat dari ponsel kekasihku Jung Yunho. Suara deringan itu sama sekali tak dihiraukan oleh kedua manusia yang saling berpelukan malam itu.
"Tunggu sebentar!" lirih Yunho sedikit berbisik ditelingaku dan segera keluar dari butik untuk mengangkat panggilan diponselnya.
"Oppa" Lirihku memanggil Yunho, dan panggilan lirihku sedikit membuat Yunho memberhentikan langkahnya sejenak dan menatap ke arahku. ia tampak tersenyum singkat dan seolah memberi aba-aba jika aku akan baik-baik saja.
"Mianhae...." Suara wanita baya itu kembali mengalihkan pandanganku padanya. masih tetap seperti sebelumnya, mereka saling berpelukan layaknya ibu dan anaknya.
"Jongie baik-baik saja Eoemmeonni" ucap pria yang sedikit ku kenal itu seraya menepuk pelan punggung wanita baya dalam pelukannya.
Aku hanya terdiam, tak ada yang bisa kulakukan saat itu, pergi bersama Yunho? Bahkan baju pengantin yang besar ditubuhku membuatku seolah tak bisa kemana-mana, karena petugas butik sepertinya telah kabur dan mungkin mencari atasannya karena keributan sebelumnya yang terjadi. Sedangkan yang kulakukan saat ini adalah tetap mengamati kedua orang yang duduk dilantai dan tetap berpelukan dengan erat.
"JONG WOON AH~~~" Tiba-tiba wanita baya itu melepas pelukannya dari pria itu.
"Lihatlah! So Yeon!!! So Yeon ada disini!!!" Lanjut wanita itu senang sembari menunjuk ke arahku. Kulihat pria itu memandangku sejenak. Dan aku juga melihat jika pria itu tampak berfikir dan tatapannya terlihat begitu teduh saat ia melihatku yang memakai gaun pengantin saat itu.
"Kau salah orang Eommeonni" Balas Pria itu lirih seraya tersenyum sinis ke arahku.
"TIDAK!!!" umpat wanita baya itu sembari menghampiriku lagi.
"So Yeon ah~~~~"
"Park So Yeon......"
Tangan gemetar wanita baya itu kini semakin meraja lela dan meraba lembut kedua pipiku. tak ada yang bisa ku lakukan saat itu, tubuhku kini terasa menegang dan hanya membisu takut.
"Oppa...." Lirihku seolah berharap jika Yunho yang berada diluar butik mendengar geminganku.
"Putriku....." Ucap wanita itu tiba-tiba.
Dan apa yang wanita itu katakan aku hanya dapat tertegun dalam hatiku, aku ingin marah, namun saat melihat air mata wanita itu, aku merasa sangat kasihan padanya.
"Putriku Park So Yeon....." Suara gemetar kembali hadir dari bibir wanita yang masih meraba pipiku lembut. sedangkan aku hanya bisa menggelengkan kepala pelan pada wanita itu seolah berkata 'tidak/aku bukan Park So Yeon'.
"JONG WOON AH~~~" Suara wanita itu kini memanggil pria yang berdiri dibelakangnya dan pria itu pun tampak menatap kami dalam diam.
"Lihatlah calon istrimu Jong Woon ah~~" lirih wanita itu lagi.
Aku kembali tertegun dengan lirihan wanita itu, lirihan itu seolah membuat jantungku terhenti saat itu juga.
"Calon istri???" Tanpa sengaja, ku lihat kini Jung Yunho telah berdiri diambang pintu butik dan sepertinya ia juga mendengar lirihan wanita yang masih meraba lembut pipiku saat itu.
Sekilas aku mendengar lirihan dari calon suamiku. "Ti~~~ Tidak! Yunho ya..." Gumamku kecil dan menggelengkan kepala meyakinkan Jung Yunho.
Tetapi entah apa yang terjadi tubuh Yunho kini menghilang di balik pintu butik. Seolah merasakan jantung dalam dadaku runtuh aku tak dapat berbuat apa-apa kecuali menatap pintu butik yang tertutup dengan tatapan nanar.
"Op...oppa..." Gemingku tak rela.
Dan sesaat itu juga, Mataku kini kembali beralih menatap tajam wanita baya dihadapanku.
BRUUG~~~
Merasa marah dan geram, aku dengan kasar mendorong tubuh wanita baya itu hingga kembali tersungkur dilantai.
"HENTIKAN!!!" Saat ini kudengar suara Kim Jong Woon yang sebelumnya hanya diam, kini terdengar memekik dan mengarah padaku.
"Hentikan!!!" Tegasnya sinis dan menatapku sangat tajam.
Kalimat sinis pria itu seolah membuat jantungku runtuh untuk kedua kalinya. Baru sekali itu aku melihat dan mendengar pria asing itu mengumpat marah padaku.
~~"Apa yang salah denganku???"~ Batinku merasakan sesak dihatiku. dalam sedetik, mataku menjadi memerah dan bibirku bergetar tanpa sebab.
"Aku.... Bukan So... Yeon" Lirihku yang tiba-tiba meneteskan air mata dipipiku.
Aku masih bimbang apa yang harus kulakukan, disisi lain aku merasa kasihan pada wanita baya itu, tetapi disisi lain aku juga marah karena calon suamiku berfikiran buruk tentangku.
Calon istri orang lain??? Siapa yang tak sakit dengan kalimat itu, saat ini aku hanya dapat menahan amarah dan bendungan air mata yang menyatu dalam lubuk hatiku.
"So Yeon ah~~~~" Suara Wanita itu tak henti-hentinya menyebut nama lain ke arahku.
"Eommeonni! Dia orang lain" Ku dengar kini pria yang ku kenal dengan nama Jong Woon itu mencoba menghibur wanita itu.
"Tidak!!! dia Park So Yeon!!! Dia calon istrimu Jongie ah!!!" Suara wanita baya itu semakin membuatku tak mengerti dan hanya meratapi kebingungan.
"Eommeoni!!! Hentikan!" Seru Kim Jong Woon memohon.
"So Yeon ah~~~~" Jemari wanita baya itu terlihat terulur ke arahku.
".........." Aku masih tetap diam dengan mata yang memerah karena tangisanku, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan.
"EOMMEONNI!!! So Yeon sudah mati!!!"
Hening.............
Didalam ruangan itu hanya hening saat mendengarkan umpatan dari Kim Jong Woon yang mungkin terdengar menyakitkan, begitu juga saat terdengar ditelingaku. Aku hanya dapat menutup mulutku melihat sebuah perdebatan dihadapanku.
"M....MWO???" Cercah wanita baya itu pada pria disamping tubuhnya seolah ia tak percaya jika pria itu mengatakan hal itu padanya.
"Hentikan Eommeonni... So Yeon sudah meninggal" Kim Jong Woon dengan lirihnya kembali menghibur wanita baya itu.
"TIDAKK!!!" Wanita baya itu kembali tersentak dan membangunkan tubuhnya cepat.
"putriku! Ayo kita pulang!" tiba-tiba wanita itu menghampiriku dan meraih tanganku dengan kasar.
"Lepaskan aku~" Lirihku ketakutan.
"Eommeoni... dia bukan Park So Yeon, tolong lepaskan dia" Kulihat saat ini pria yang bernama Kim Jong Woon itu sejenak meraih kedua bahu wanita yang masih mengenggam lenganku.
"TIDAK! AKU AKAN MEMBAWANYA PULANG!"
"Andweyo(Jangan)...." Lirihku memohon pada wanita baya itu.
LEE HYUN IN POV END
Disaat keributan terjadi, seorang pria baya tampak memasuki ruangan butik.
"LEE HYUN IN! Kenapa mobil Yunho meninggalkan...........(kita RED)???"
Suara pria baya yang baru saja dari kamar mandi seketika terhenti saat melihat keributan didalam butik.
"Apa yang terjadi?" Tanya pria baya yang tak lain adalah ayah dari Lee Hyun In.
"Appaaaa..." Lirih Hyun In dengan bibir yang bergetar takut.
Wanita yang sebelumnya menggenggam lengan Hyun In kini sedikit merenggangkan genggamannya saat melihat pria baya yang telah memasuki ruangan butik waktu itu.
Kedua orang tua yang seumuran itu tampak saling pandang dan saling bertatapan dengan sendu.
"Park Eun Hee?" Lirih ayah Hyun In pelan dan terkejut.
"Lee Chul Soo???" Balas wanita baya yang tak lain adalah ibu dari Park So Yeon.
Lee Hyun In serta Kim Jong Woon hanya termangu dan memperhatikan ungkapan-ungkapan lirih dari bibir kedua orang tua dihadapannya.
Dari mana mereka kenal? dan sejak kapan mereka saling kenal?
Kedua orang muda yang membungkam mulut mereka hanya berdiam, seolah ingin mengetahui apa yang terjadi.
"Park Eun Hee??" Lirih pria baya yang juga ayah Hyun In itu seraya menatap nyonya Park Eun Hee dihadapannya dengan penuh kasih.
"Appa!" Panggil Hyun In menghentikan keharuan malam itu. Perempuan yang masih mengenakan gaun pengantin itu tak rela jika ayahnya bermesraan dengan wanita asing itu.
Namun sepertinya ayah Hyun In tak menghiraukan putrinya dan semakin menatap wanita baya didepannya lekat.
"Apa Kau benar Park Eun Hee??" tanya Tuan Chul Soo lembut seraya meraih kedua bahu wanita yang tak lain adalah nyonya Park Eun Hee. Dan wanita baya yang telah berada dihadapan pria itu tampak menganggukkan kepalanya pelan seakan berkata 'Ya'.
Kekesalan Lee Hyun In terkuar, ia semakin geram dengan sikap ayahnya malam itu. "APPA!!! HENTIKAN!!!"
"Hyun In ah~~~" lirih ayah Hyun In memanggil anaknya namun tetap tak berkutik memancarkan pandangannya dari Nyonya Park Eun Hee.
"............." Hyun In tetap diam dan terus menatap ayahnya geram.
"Park Eun Hee!!! Lihatlah! Dia putriku, Dia sudah besar bukan!" seru Chul Soo tiba-tiba.
"............."
"............."
"............."
Hening..... semua yang ada didalam ruangan itu membungkam mulut mereka dan melihat kenyataan yang sebenarnya pada malam itu.
"Park So Eun? Apa dia Park So Eun" Lirih wanita baya yang bernama Park Eun Hee itu menatap Lee Hyun In teduh. sejenak, bibir wanita baya itu melengkung singkat pada Lee Hyun In.
Sedangkan Kim Jong Woon yang masih berdiri diantara mereka juga hanya bisa diam melihat kejadian dihadapannya.
"Eoh! dia Park So Eun!" Balas tuan Chul Soo tersenyum pada wanita didepannya.
Rahasia yang seolah terbuka pada malam itu, Dan juga menunjukkan keterangan kuat pada malam itu juga. Seorang Lee Hyun In yang memang memiliki wajah mirip dengan Park So Yeon ternyata adalah saudara kembar sedarah dari pernikahan antara Park Eun Hee dengan Lee Chul Soo.
Mengejutkan memang, tetapi kebenaran ataupun takdir tetap akan terjadi dengan berjalannya waktu.
"apa yang kalian bicarakan?" Gumam Hyun In seolah menahan kemarahannya tak mempercayai semua.
Ayah Hyun In kembali tak mempedulikan putrinya yang terus menggelengkan kepala tak percaya melainkan pria baya itu kembali bernostalgia pada wanita dihadapannya.
Sedangkan pria muda yang memang sedari tadi berada di dalam ruangan itu merasakan dadanya yang amat sesak. Pria yang tak lain adalah Kim Jong Woon itu terlihat berjalan gontai keluar dari butik, Ia merasa tak sanggup melihat semua itu.
"Aghhh" Lirih Jong Woon menahan sesak di dadanya yang sepenuhnya keluar dari butik.
"So Yeon ah~~" Lirihnya menggenggam dadanya yang terasa aneh dan bersandar pada dinding tempat itu.
"Apa ini??? Kenapa rasanya seperti ini So Yeon ah" Lirihnya lagi. Bukan sakit namun rasanya seperti ada tusukan baru dalam hatinya. Dan entah apapun itu, namun yang dirasakan Kim Jong Woon saat ini adalah sulit untuk bernafas.
***
BACK TO BOUTIQ ROOM
"Apa dia putri kita? Park So Eun?" Lirih Nyonya Park Eun Hee lagi.
"Eummmm" Balas Chul soo mengangguk tersenyum.
"Putri???" Gumam Hyun In terus menggelengkan kepala tak percaya dan menatap moment nostalgia didepannya.
"Dimana So Yeon?? apakah dia sudah menikah?" Suara ayah Lee Hyun In kini bertanya pada Park Eun Hee. Namun Pertanyaan dari tuan Chul Soo itu membuat Nyonya Park Eun Hee terdiam dan menunduk. Dan sedangkan Lee Hyun In, ketika ia mendengar ayahnya mengucap nama So Yeon, ia semakin merasa kesal.
Hah! Lee Hyun In mendengus dengan kesalnya, wanita itu tak mengerti, dari mana ayahnya mengetahui semua. "APA INI!!! DRAMA????" Umpat Hyun In merasa geram pada sang ayah.
Namun lagi, sang ayah kembali tak menghiraukannya dan lebih membelai sayang pipi wanita dihadapannya.
"HENTIKAAAAAAAAAAAN!!!!!" Sesaaat Lee Hyun In terdengar mengumpat dan tubuhnya kini tampak terduduk lemas diatas lantai butik.
"Hyun In ah~~~" Tak seperti sebelumnya, kini Tuan Chul Soo terlihat menghampiri putri kesayangannya. "Kau tidak apa-apa....?" Tanya pria baya itu merasa cemas pada putrinya.
"Apa yang sebenarnya terjadi???" Lee Hyun In bertanya lirih pada ayahnya dan menangis dalam geram.
"Siapa dia?" Lirih Hyun In yang terus meneteskan air matanya karena sikap ayahnya yang acuh padanya.
"............" Ayah Hyun In terdiam dan menundukkan kepalanya.
"APPA!!!!" Umpat Hyun In merasa sangat kesal.
"Mianhae..." Lirih ayah Hyun In tiba-tiba.
"Dia Ibumu" Lanjutnya.
Siapa yang tak terkejut dengan itu? Namun kini Lee Hyun In tampak memancarkan mata merahnya pada sang ayah.
Lee Hyun In Bukan marah pada kenyataan malam itu, tetapi dia marah karena ayahnya telah berbohong padanya selama ini.
"Appa mempermainkan putrimu?" Lirih Hyun In sinis.
"Tidak Hyun In ah~~" sela tuan Chul Soo.
"Bukankah appa pernah bilang, Hyun In adalah anak Appa satu-satunya???, Lalu siapa So Yeon!" Sergah Hyun In memotong kalimat ayahnya.
Sejenak, Nyonya Park Eun Hee juga mengampiri Lee Hyun In yang terduduk dilantai. "Park So Eun" Lirihnya.
"AKU BUKAN PARK SO EUN! DAN AKU JUGA BUKAN PARK SO YEON! AKU LEE HYUN IN!!!"
"So Eun Ah~??" lirih wanita baya itu lagi.
"DIAM!!!" Umpat Lee Hyun In frontal seraya menatap Wanita baya itu dengan tajam.
"Kenapa anda tak memanggiku Park So Yeon lagi???" Lirih Hyun In dengan tergaris geraham yang mengeras tertuju pada Nyonya Park Eun Hee.
"Karena aku sudah mengetahui siapa dirimu" Balas Nyonya Park Eun Hee menunduk.
Tatapan Hyun In beralih kepada ayahnya. "Bukankah Appa pernah bilang, jika Eomma sudah meninggal???" Tanya Hyun In semakin tak mengerti.
"lalu kenapa??? Kenapa Appa melakukan ini???" Tanya Hyun In dengan nada bergetar.
"Lalu siapa wanita itu?" Lanjut Hyun In membutuhkan kejelasan.
".............." Ayah Hyun In menutup mulutnya rapat.
"APPA!!!" Hyun In semakin geram dengan sikap ayahnya padanya.
"Jadi ini alasan Appa, mengapa Kau rela hidup tanpa pasangan untuk membesarkanku? apa Kau menunggunya? kenapa kau tak datang padanya Appa!?"
Kalimat dari bibir Lee Hyun In itu membuat nyonya Park Eun Hee terkejut dalam diam. Nyonya Park Eun Hee tak menyangka, jika pria itu melakukan hal itu untuk dirinya. Bahkan saat ini Park Eun Hee sudah menikah dengan orang lain dan memiliki anak dari orang itu. Tetapi ia tak menyangka jika Lee Chul Soo menunggunya.
"Chul Soo ya!" Panggil Park Eun Hee yang terdengar memanggil pria baya didepannya. dan tanpa aba-aba pria itu pun menatap wanita yang memanggilnya nanar.
"Mianhae..." lanjut Nyonya Park Eun Hee merasa menyesal tiba-tiba.
"Aku... aku sudah menikah lagi, Chul Soo ya~"
Tuan Chul Soo merasa sakit hati saat mendengar kalimat dari Nyonya Park Eun Hee. Dan pria baya itu hanya diam membungkam mulutnya sakit.
Hah! Hyun In kembali mendengus sinis. "jadi ini yang appa maksud dengan seorang ibu??? jadi wanita seperti ini yang kau tunggu selama ini? Appa rela hidup sendiri hanya untuk menunggunya? katakan! dia bukan siapa-siapa Hyun In kan?"
"LEE HYUN IN" Ayah Hyun In kini terdengar mengumpat marah pada nada bicara putrinya.
"KENAPA!!! Kenapa Appa marah!"
"Kenapa appa tak pernah menceritakan pada Lee Hyun In tentang semua ini?"
"So Yeon! lalu siapa orang itu??? kenapa semua orang memanggilku dengan nama itu?"
"Appa pikir Hyun In tak lelah dengan semua itu?"
"Siapa dia!" Lee Hyun In hanyut dalam tangisan geramnya.
".................." Ayah Hyun In kembali diam dan memikirkan jawaban untuk putrinya.
"KATAKAN!!!" Hyun In geram.
"DIA SAUDARAMU!!! Dia saudara kembarmu Hyun In ah~~~"
"???" Lee Hyun In kembali termangu, ia tak dapat berkata apa-apa dan hanya menundukkan kepala pasrah.
"Mianhae.... Aku minta maaf pada kalian berdua" tiba-tiba Nyonya Park Eun Hee terlihat berlutut disamping tubuh Lee Hyun In dan Tuan Chul Soo yang salingat.
FLASH BACK
Hari yang sangat membahagiakan memang, Kedua pasangan yang baru saja menyelesaikan acara pernikahan. Bukan acara resepsi yang besar-besaran, tetapi hanya terlihat kedua mempelai yang berdiri didepan pendeta untuk mengucap janji dalam berumah tangga untuk hidup mereka selanjutnya. Kedua mempelai yang menikah tanpa restu orang tua dan saudara-saudaranya. Karena mempelai wanita berasal dari keluaga tak mampu dan yatim piatu sedangkan mempelai pria berasal dari keluarga konglomerat.
Seperti halnya kehidupan umumnya, wanita miskin itu tak diterima oleh keluarga suaminya.
Park Eun Hee dan Lee Chul Soo, Yah! Kedua anak muda itu menikah karena saling mencintai dan memutuskan untuk menikah hari itu juga, walaupun tak mendapat restu dari orang tuanya.
***SKIP***
Park Eun Hee adalah wanita miskin dan tak memiliki orang tua yang mapan, sebelumnya wanita itu telah bersekolah di Seoul karena mendapatkan beasiswa dan akhirnya ia bertemu dengan pria tampan dan kaya yang bernama Lee Chul Soo, Pria baik hati dan tak memandang status pasangannya.
Yah, Lee Chul Soo memang mencintai Park Eun Hee apa adanya, Hingga saat itu ia memutuskan berkeluarga dengan wanita yang di cintainya itu dan mengubah nama marganya menjadi Park Chul Soo. Namun sayang sekali, disaat mereka membentuk sebuah keluarga yang berbahagia, ternyata orang tua Chul Soo tak ingin mengakuinya sebagai putra kandungnya.
Dan beberapa tahun kemudian setelah menjalani hidup yang keras, Mereka telah melahirkan kedua putri kembar yang berjenis kelamin perempuan yang diberi nama Park So Yeon dan Park So Eun.
Kehidupan mereka seolah menjadi rumit dan banyak rintangan yang selalu datang menghampiri mereka setelah melahirkan kedua putri mereka, Mulai dari hutang piutang dan sebagainya. Dan disaat itulah, seolah ada maut yang memisahkan kedua pasangan itu.
Berawal dari dua bulan setelah kelahiran putri mereka, Hidup dalam keluarga Chul Soo semakin keras dan semakin menyulitkan baginya, karena disaat beberapa bulan kedua putrinya lahir didunia, suatu hari salah satu putrinya yang di beri nama Park So Eun mengalami sakit-sakitan dan hingga tak bisa dibawa ke rumah sakit karena sama sekali tak memiliki biaya.
Dan waktu itu, Park Chul Soo ternyata mendapat tawaran dari orang tuanya yang kaya raya. Karena orang tua Chul Soo mengetahui keadaan putranya saat itu. Kedua orang tua Chul pun memberikan sebuah tawaran yang sedikit menyulitkannya.
Meninggalkan istrinya, dan menyembuhkan putrinya serta orang tua Chul Soo akan menganggap putrinya(Park So Eun) sebagai cucu mereka? atau membiarkan salah satu putrinya mati dan tetap tak dianggap anak oleh kedua orang tuanya?
Dan hari itu seolah menjadi sebuah rombakan dalam hidup Park Chul Soo.
Malam yang sangat menyulitkan untuk seorang Park Chul Soo, malam itu ia terlihat terduduk diteras rumahnya seraya menatap latar rumah yang gersang.
"Yeobeo(Sayang)???" Panggil Park Eun Hee pada suaminya sembari mendudukkan diri disamping suaminya.
"Apa yang harus ku lakukan yeobeo??" Balas Chul Soo mengawang bimbang pada istrinya.
Park Eun Hee memang telah mengetahui jika suaminya mendapat sebuah tawaran dari orang tuanya sebelumnya.
"Pergilah... So Eun lebih baik bersamamu dan hidup bahagia denganmu, dia juga akan sembuh jika harus menjalani beberapa operasi" saran Park Eun Hee menatap suaminya nanar.
"Lalu??? Bagaimana denganmu Eumm??? Apa aku bisa meninggalkanmu dengan putriku yang hidup keras seperti ini???" tanya Chul Soo menahan bendungan air matanya yang akan meluap.
"Itulah yang terbaik, Aku akan dapat hidup jika hanya menghidupi So Yeon, percayalah"
"Anniya! Aku tak akan meninggalkanmu dan So Yeon, kalian lah hidupku.." balas Chul Soo menggenggam tangan istrinya erat.
"Bagaimana dengan So Eun??? Apa kita bisa membuatnya hidup lebih baik??? Dia butuh perawatan yeobeo... Pergilah bersamanya, Hiduplah yang tenang bersamanya" jawab Park Eun Hee berbesar hati.
"Apa kau bisa menungguku??? Hingga waktunya tiba, aku ingin kembali padamu Eun Hee ya~"
"Eummm...." Park Eun Hee menganggukkan kepalanya cepat. Dan seketika mereka pun saling berpelukan seolah perpisahan terakhir mereka.
***SKIP***
Park Chul Soo telah resmi meninggalkan sang istri dan salah satu putrinya namun membawa salah satu putrinnya lagi untuk hidup bersamanya.
Dan saat itu, Keluarga Chul Soo kembali menggantikan nama marga Chul Soo menjadi nama kelahirannya, Orang tua Chul Soo tak ingin jika putrannya itu tersangkut pautkan dengan keluarga miskin dari wanita pilihan putranya.
Yah, saat itu juga nama Park Chul Soo berganti kembali menjadi Lee Chul Soo dan putrinya yang bernama Park So Eun diganti menjadi Lee Hyun In.
Semakin lama dan bertahun-tahun, putri yang dibesarkan Lee Chul Soo semakin sakit-sakitan dan bertambah parah. Dan saat itulah keluarganya menyuruh Lee Chul Soo agar membawa putrinya itu ke luar negeri, yaitu Amerika Serikat. Hal itu sama sekali tak disia-siakan oleh Chul Soo agar membuat putrinya sembuh dari sakitnya. Dan Saat itulah, Chul Soo serta putrinya yang bernama Lee Hyun In menikmati masa-masanya di Amerika. Sampai Lee Hyun In sembuh total, Chul Soo tetap tinggal dinegara itu.
Hingga Lee Hyun In tumbuh remaja, Chul Soo tetap tak ingin mencari pasangan dan ingin menunggu bersatu lagi dengan istri dan anaknya di korea.
Tetapi karena orang tuanya menyuruhnya agar tak berhubungan lagi dengan istri miskinnya itu, Ia pun menyembunyikan perasaannya bertahun-tahun dan membohongi putrinya jika ibu dari anaknya itu telah meninggal. Karena itulah yang di inginkan orang tua Lee Chul Soo. Dan di Amerika itu lah, Lee Hyun In berjumpa dengan seorang pria dari Korea yang saat ini menjadi calon suaminya yaitu Jung Yunho.
***
Sedangkan Park Eun Hee???
Setelah bertahun-tahun hidup susah, akhirnya wanita miskin itu telah mendapatkan seorang suami berstatus duda yang memang kaya raya, ia mendapatkan suami ke dua kalinya saat ia bekerja di sebuah perusahaan sebagai bawahan rendah, tetapi karena kebaikan dan kecantikan wanita itu, seorang pria yang berperan penting di perusahaan meliriknya dan meminangnya sebagai seorang istri.
Tak ada rasa cinta memang, tetapi itu lah jalan untuk membahagiakan putrinya hingga dapat belajar yang lebih tinggi dan hidup layaknya manusia.
***
FLASH BACK END
Park Eun Hee masih terlihat berlutu dihadapan Lee Chul Soo serta Lee Hyun In.
"Maafkan aku...."Lirihnya terus menundukkan kepalanya.
Kali ini Lee Hyun In hanya diam, tak berbicara apa-apa setelah mendengarkan cerita dari kedua orang tuanya itu.
"Chul Soo ya! maafkan aku" lirih nyonya Park Eun Hee lagi yang kini menatap Chul Soo disampingnya.
"Jadi... Kau sudah melupakanku???" Tanya tuan Chul Soo merasa kecewa. dan mendapat tatapan nanar dari putrinya.
"Tidak! Sungguh tidak... Aku melakukannya(menikah lagi) demi Park So Yeon, putri kita"
"Aku tak ingin melihat putriku menjadi seorang yang dijahui semua orang, seperti diriku dulu hanya karena aku miskin, aku tak ingin itu terjadi pada putriku". Kalimat Park Eun Hee, membuat Chul Soo menatap wanita dihadapannya kini sendu.
"Aku sempat berfikir, kau yang telah melupakanku..."Lirih Nyonya Park Eun Hee seraya meneteskan air asin dipipinya.
"Ketika So Yeon telah bersekolah, Aku pikir kau akan datang pada kami dan hidup bersama lagi, tetapi yang kutunggu tak jua datang, aku pikir kau sudah memiliki seseorang yang menggantikanku," Nyonya Park Eun Hee kembali menunduk dalam tangisannya, sedangkan Chul Soo hanya menatap lantai dengan nanar.
Namun sekilas Park Eun Hee menatap pria dihadapannya lagi dengan sendu. dan beralih menatap Lee Hyun In yang seolah tak memiliki aura untuk hidup lagi.
"Terima kasih, kau telah menjaga putriku dengan baik..." Lirih Park Eun Hee manatap Lee Hyun In yang juga menatapnya sendu.
"Dan maafkan aku Chul Soo ya... karenaku kau tak bisa melihat So Yeon."
Sesaat, mata sembab ayah Lee Hyun In menatap wanita disampingnya terkejut.
"M.....mwo... apa yang kau maksud???" lirih Chul Soo tak mengerti dengan kalimat Park Eun Hee.
"So Yeon..... So Yeon..." Suara lirih Park Eun Hee terhenti, seolah tak sanggup menjelaskan pada mantan suaminya malam itu.
"Dia telah pergi"
"Tidak mungkin..." Sergah Chul Soo tak percaya.
"Tolong.... Maafkan aku Chul Soo ya~~~" Seru park Eun Hee mencoba menggenggam tangan mantan suaminya.
"Pu....putriku Park So Yeon??? Kenapa??? Kenapa Dia tak menungguku!!!! Aku ayahnya!!! Seharusnya kau bisa mencegah hal itu!!!" kini suara Chul Soo meninggi, ia tak menyangka jika putrinya telah pergi meninggalkannya.
"............" Park Eun Hee membungkam mulutnya tak menjawab dan ia hanya bisa menunduk dan menangis lagi.
"Apa yang terjadi pada putriku!!! Katakan!!!" Tuan Chul Soo dengan kasar mengoyak-oyakkan bahu mantan istrinya kasar.
"Appa..." Sergah Hyun In yang mencoba menenangkan sang ayah agar lebih tenang.
"Ini semua salahku, aku tak melarangnya malam itu...". Nyonya Park Eun Hee semakin tak dapat membendung air matanya.
"Maafkan aku... Chul Soo ya..." Suara bergetar dari Nyonya Park Eun Hee memenuhi ruangan malam itu.
"........" Semua kini membungkam mulut mereka masing-masing, seakan pembicaraan mereka telah berujung pada kesesakan malam itu.
"Maaf!" disaat semua membungkam mulut mereka masing-masing ternyata ada suara yang hadir diantara mereka.
Kim Jong Woon! Yah, kini Pria itu terlihat berdiri diambang pintu butik dengan mata yang memerah dan bibir yang bergetar, perlahan pria itu menghampiri ketiga orang yang terduduk dilantai.
"Maafkan saya..." lirih Jong Woon dan membuat semua orang menatapnya teduh.
"Jongie Ah....!" Lirih Nyonya Park Eun Hee seolah melarang jika Jong Woon meminta maaf.
Perlahan, Tubuh Jong Woon tampak berlutut dan menjatuhkan ujung lututnya pada lantai dengan kasar.
"Kepergian So Yeon bukan kesalahan Eommeonni, tapi itu karena saya..." Lirihnya dengan bibir yang masih bergetar.
"Tidak! Jong Woon ah!!" tungkas Nyonya park Eun Hee disertai dengan air matanya yang meledak malam itu.
~~Kau adalah orang yang pertama kehilangan So Yeon, bangunlah nak~
seolah tak dapat berbicara, Nyonya Park Eun Hee hanya menatap Jong Woon dan menangis. Bukan hanya Nyonya Park Eun Hee, Lee Hyun In pun sepertinya meneteskan air matanya singkat dan menghapusnya cepat melihat kejadian itu.
Sedangkan Ayah dari Lee Hyun In, pria itu bahkan tak mengerti apa maksud dari pria muda itu padanya.
"Siapa kau?" Tanya ayah Lee Hyun In dingin.
"Jeo.....(saya).....Jeo......"
"Appa! Aku harus melepas gaun ini" seolah menyeka jawaban dari Kim Jong Woon, Hyun In kini terlihat membangunkan tubuhnya dan memasuki ruangan ganti pada butik yang sedikit rumit untuknnya berjalan.
Lee Hyun In telah memasuki ruangan ganti saat itu, sejenak ia meluapkan kesesakan hatinya didalam ruang ganti waktu itu, dan kini kedua matanya menatap bayangan dirinya di dalam cermin yang ada didepannya.
Wanita itu meresapi kenyataan yang akan menjadi jalan hidupnya selanjutnya.
"Eomma....." Lirihnya sangat lirih.
Sejak kecil, ingin sekali wanita memanggil satu kata itu. Tetapi apa yang ia dapatkan, bahkan dia telah menjadi seorang anak tunggal tanpa ibu hingga dewasa.
Tetapi dengan waktu yang terus berjalan, akhirnya! Akhirnya Ia bisa berjumpa dengan ibunya. Tetapi sepertinya itu tak dapat ia nalar dengan muda.
Saudara kembar???
Park So Yeon???
Park So Eun???
Ibu kandung???
Park Eun Hee??? Dan
Ayah???
Park Chul Soo, atau sekarang Lee Chul Soo???
Lalu sekarang, datang seorang lagi yang membuatnya semakin sulit mencerna kehidupan.
Kim Jong Woon???
Bahkan semua itu tetap tak bisa diterima oleh Lee Hyun In.
Wanita itu saat ini terlihat mendudukkan tubuhnya lemah pada lantai ruangan ganti.
"Apa yang harus kulakukan,???" gumamnya lirih tak berdaya.
***
"Kenapa kau diam,???"
"Siapa kau??!"
Sedikit suara dengungan-dengungan dari ruangan butik terdengar didalam ruang ganti tempat Lee Hyun In berada.
"............." Tak ada jawaban dari pertanyaan ayah Lee Hyun In yang ditujukan pada Kim Jong Woon.
"Dia menantuku!"
Disaat semua dalam keheningan, suara nyonya Park Eun Hee terdengar iba pada Kim Jong Woon.
"Dia adalah calon suami putriku, Park So Yeon..." Nyonya Park kembali menangis dan menutup mulutnya menahan tangisan.
Hufshhh.... Sedikit desusan datang dari bibir Chul Soo, pria baya itu terlihat membangunkan tubuhnya dan memegang kepalanya yang terasa sangat ngilu.
Pria baya itu tak dapat berfikir secara jernih, hingga ia memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Pria itu terlihat berjalan gontai dan sempoyongan, lalu perlahan ia mulai melewati tubuh Kim Jong Woon yang masih terlihat berlutut.
"Chul Soo Ya!!!" Suara nyonya Park Eun Hee sedikit memekik seraya kedua kakinya mengejar Tuan Chul Soo yang berjalan keluar dari butik.
Sejenak, Nyonya park Eun Hee memberhentikan langkahnyaa saat berdiri tepat di samping tubuh Kim Jong Woon.
"Jongie ah...." Lirih Nyonya Park Eun Hee seraya membelai lembut bahu kiri Jong Woon sejenak.
"Pulanglah... Ini sudah larut" Ucap nyonya Park Eun Hee dengan lembut.
"............." Jong Woon hanya diam dan menatap lantai dengan nanar.
Tak mendapat jawaban, Nyonya Park akhirnya memutuskan untuk keluar dari tempat itu juga dan menyusul Chul Soo mantan suaminya.
"..........." Kim Jong Woon masih tetap terdiam dan tak mengeluarkan suara sedikitpun,pria itu masih tetap berlutut dan menundukkan kepalanya.
Ia berfikir jika pengakuannya tak akan mendapatkan maaf, walau tak sepenuhnya melakukan kesalahan, namun penyesalan tetaplah penyesalan. Andai saja dulu dia menuruti kata sang mertua untuk tak pergi, kecelakaan itu tak akan terjadi. Tetapi bagaikan beribu benalu menggantung bebas dalam tubuhnya, ia tetap merasa pembawa sial bagi orang tersayangnya.
*
OUTDOOR BOUTIQ
Park Chul Soo yang kini berganti nama marga menjadi Lee Chul Soo terlihat mendudukkan dirinya pada kursi umum yang tak jauh dari butik.
Perlahan Nyonya Park yang melihatnya mulai menghampiri pria itu dengan ragu-ragu.
"Mianhae...." lirih Nyonya Eun Hee saat berdiri disamping tubuh Tuan Chul Soo yang duduk dikursi umum.
"Nado mianhae(aku juga minta maaf)" balas Chul Soo tak memandang wanita disampingnya.
"Mianhae...." seketika, kedua tangan Nyonya Park Eun Hee kini melingkar perlahan dileher pria baya dihadapannya.
Hiks~~~ Keduanya terdengar terisak dan berpelukan dalam hangat.
"Aku tak seharusnya menuruti kemauan orang tuaku"
"Aku tak seharusnya meninggalkanmu dan putriku"
"Maafkan aku" Lirih Chul Soo yang mendapat rengkuhan hangat dari mantan istrinya.
Keduanya terus meracau dan saling meminta maaf serta saling bernostalgia haru.
INDOOR BOUTIQ
Seeerrt........
Suara pelan dari gorden ruang ganti seakan memenuhi ruangan tenang didalam butik saat itu, Kedua kaki wanita yang bernama Lee Hyun In telah terlihat sepenuhnya keluar dari ruang ganti tersebut. Kini tubuhnya telah mengenakan baju miliknya sendiri, sekilas, mata sayup wanita muda itu kini kembali terhanyut nanar saat menangkap seorang pria yang menunduk dan dalam posisi berlututnya.
~"Apa yang kau lakukan???"
~mengapa kau masih barada disini???
Hyun in membatin sejenak dan masih berdiri didepan pintu ruang ganti, ingin dan ingin sekali ia bertanya pada pria yang masih berlutut itu.
Tapi tidak, ia bahkan tak memiliki hak untuk bertanya pada orang asing itu. Siapa dia? Itu lah yang membuat Hyun In semakin kukuh mengangkuhkan dirinya pada pria asing itu.
Dengan angkuhnya, wanita muda itu berjalan dan melewati dingin tubuh Kim Jong Woon yang menunduk tak menghiraukannya.
Sejenak, entah mengapa langkah Hyun In terhenti ketika berada satu langkah dibelakang punggung Kim Jong Woon. Sekilas terasa sesak pula saat pria itu tak menghiraukannya apalagi melihatnya.
~~~~So Yeon???~~~~
Yah.... Lee Hyun In rindu dengan panggilan itu dari pria yang masih menunduk saat itu. bahkan sudah terhitung satu bulanan Lee Hyun In tak melihat pria itu. Dan ia merasa sedikit rindu dengan sikap pria itu padanya.
Tidak! Bahkan untuk pertama kalinya Hyun In merasakan hal itu, ada apa sebenarnya dengannya???
Lee Hyun In dengan kasar mencoba menghempaskan pikiran gilanya, dengan bergegas wanita itu keluar sepenuhnya dari butik dan tak menghiraukan Kim Jong Woon.
***
Sebuah butik yang terdapat di pinggiran jalanan raya Seoul, Lee Hyun In kini menatap sendu mobil yang berlalu-lalang didepan pagar butik tersebut.
Masih tetap berada diambang pintu butik yang masih terbuka, mata wanita itu kembali melengkup tajam.
Lagi-lagi ia melihat ayahnya bersama ibunya sedang berpelukan.
Ibu????
Hyun In kembali menggelengkan kepalanya tak percaya, dan entah apa yang terjadi, wanita itu tampak memundurkan langkahnya dan menghilangkan pandangannya dari ayahnya dan wanita yang mengakui ibunya itu tengah berpelukan.
Kini Lee Hyun In telah kembali memasukkan tubuhnya lagi didalam butik dan masih berjalan mundur seraya tetap menggelengkan kepalanya berfikir.
"Jong Woon Ssi..." Suara lirih dan bergetar itu tiba-tiba muncul dari bibir Lee Hyun In yang berada dibelakang punggung Jong Woon.
Dan itu seolah membuat kepala Jong Woon terangkat pelan dari tundukannya sebelumnya.sejenak, kepala Jong Woon kini beralih menatap punggung wanita yang berdiri mematung menghadap pintu utama butik dan memunggunginya.
Perlahan, sikap Lee Hyun In membuat tubuh Kim Jong Woon berdiri dan hanya memandang punggung wanita didepannya tak mengerti.
"Kau lihat semuanya kan??? kau juga dengar semua bukan?" Tanya Hyun In dengan lirihnya.
"................." Jong Woon terdiam dan hanya menunduk tak menjawab.
"Aku tahu pasti kau mengetahui semua tentang kekasihmu"
"PARK SO YEON!"
"Katakan! katakan Jika semua ini tidak benar!" Racau Lee Hyun In lagi.
"................" Jong Woon tetap diam.
"................" Hyun In pun sama terdiam menunggu jawaban dari Jong Woon dibelakangnya.
Dan sesaat, kepala Lee Hyun In menatap kebelakangnya tajam, karena tak mendapat jawaban dari pria yang ditanyainya.
"Jong Woon Ssi!!!" Umpat Hyun In frontal.
"................." Kim Jong Woon membalas tatapan Hyun In dengan tajam.
"Akhirnya kau mengumpat padaku Hyun In ssi!" Sinisnya.
".................." Bukannya membalas, Hyun In hanya bisa mengerjapkan matanya termangu.
"Kenapa kau bertanya padaku??? Pria yang bahkan kau anggap tak waras??? Pria yang kau anggap gila??? Apa kau percaya jika aku memberitahumu???"
".................." Lagi, Hyun In hanya menahan kesesakan hatinya mendapat kalimat sinis itu seraya memikirkan semua yang dikatakan oleh Pria dihadapannya.
Kim Jong Woon yang menatap sinis pada Lee Hyun In kini terlihat berjalan melewati tubuh wanita yang mematung tak bergerak karena perkataannya.
"Apa aku harus mempercayainya???"
Pertanyaan lirih dari Lee Hyun In perlahan menghentikan langkah dari Kim Jong Woon, namun pria itu hanya diam dan mereka berdiri saling memunggungi.
"Dimana dia???? So Yeon! Aku ingin bertanya padanya tentang ini!"
"............." Jong Woon masih diam. Sebelum menjawab, pria itu tampak terlihat menelan ludahnya menyembunyikan kecanggungannya.
"Bertanyalah pada ayahmu, bukankah dia yang mengetahui semuanya, So Yeon??? Untuk dia, aku yakin saat ini pasti terkejut dengan semua ini"
".........."
"............" keduanya terdiam sejenak.
"Hyun In ssi..." Lirih Jong Woon membuka percakapan sembari menatap Hyun In dibelakangnya dan Hyun In juga beralih menghadap pria yang memanggilnya. kini keduanya berdiri dan saling berhadapan
"Pergilah sebelum semua terlambat, Pikirkanlah semua dengan baik-baik, aku yakin mereka menginginkanmu untuk datang diantara mereka."
Kalimat lirih Kim Jong Woon hanya membuat Hyun In menatap pria itu sendu.
"So Yeon! Dia pasti senang jika melihatnya, sering sekali dia bercerita bahwa saat kecil tak pernah memanggil seseorang dengan sebutan 'Appa'. Tapi kau, kau memiliki kesempatan untuk memanggil seseorang dengan sebutan 'Eomma'." Ucap Jong Woon mengingatkan.
"Jadi....." kalimat Hyun In terhenti sejenak saat mendengar pernjelasan dari Kim Jong Woon.
"Kau mempercayai semua ini???"
"Apa kau memiliki bukti???" Racau Hyun In melontarkan semua pertanyaan pada Kim Jong Woon.
"Tidak! Aku sama sekali tak memiliki bukti! Tapi ayahmu! Ayahmu lah yang menyembunyikan bukti itu"
Kim Jong Woon yang seakan mengakhiri percakapannya pada Lee Hyun in kini tampak memalingkan tubuhnya pelan dan keluar dari butik mendahului Lee Hyun In.
Lee Hyun In masih berdiri mematung menerawang semua perkataan dari Kim Jong Woon.
~Kau memiliki kesempatan untuk memanggil seseorang dengan sebutan 'Eomma'!~
Sekelabat, Lee Hyun In mengingat perkataan Kim Jong Woon sebelumnya.
"Tidak! Aku tetap tak mempercayainya" Lirih Hyun In berbohong pada dirinya sendiri, padahal dia mempercayai itu sejak perdebatan antara dia dengan ayahnya sebelumnya.
~Ayahmu! Ayahmu lah yang menyembunyikan bukti itu"~
Lagi, Hyun mengingat kata-kata Kim Jong Woon lagi.
Huffttsss.... Deruhan nafas keluar dari bibir Lee Hyun In, menandakan jika ia tengah bimbang, kini wanita itu mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari butik.
Disaat belum sepenuhnya keluar, Otak Lee Hyun In kembali mengingat sesuatu.
"Lihatlah dia sudah besar!"
"Dia ibumu!!!"
"Park So Eun!"
Sekilas, kini suara sang ayah dan wanita yang mengaku sebagai ibunya menghampiri otaknya.
"Apa yang harus ku lakukan???" Lirih Hyun In merasa bimbang.
Tak ada yang bisa dilakukan oleh Lee Hyun In, Wanita itu tampak kembali melangkahkan kedua kakinya gontai hingga keluar dari butik.
***
Diujung jalan namun tetap dilokasi tempat itu, tanpa sengaja mata Hyun In kembali menangkap seorang wanita yang duduk dikursi umum seraya menatap mobil yang bersimpang siur didepannya. Wanita yang juga telah mengakui jika ia adalah ibu dari Lee Hyun In. Dan sedangkan ayah Lee Hyun In yang sebelumnya bersama wanita itu sepertinya sudah pergi.
Langkah kaki Hyun In terasa bimbang dalam ambang keinginannya, serebak keinginan ia ingin sekali menghindari wanita baya itu. Tetapi tidak bisa! Lee Hyun In kini merasa jika telah menemukan harta berharganya, dan untuk kali ini ia terlihat melangkahkan kakinya menghampiri wanita baya itu.
Setelah sampai dibelakang wanita itu, Mata sendu Lee Hyun In kini menatap nanar punggung wanita baya yang menatap jalanan dengan pandangan kosong malam itu. "Park So Yeon, aku menemukan saudaramu nak...."
Lee Hyun In menghentikan langkahnya sejenak ketika mendengar gumaman gemetar dari wanita dihadapannya.
"Tapi sepertinya dia membenci Eomma"
Kalimat itu membuat Hyun In yang berdiri dibelakang wanita itu meneteskan air matanya dan menggelengkan kepalanya sedih.
"Aku ingin meminta maaf padanya" lirih wanita baya itu menunduk dalam tangisnya.
"Eom...Eomma.." Lirih Lee Hyun In pelan. Ia memanggil wanita itu menandakan jika dia mengakui bahwa wanita baya itu adalah ibunya.
Seolah ada suara yang berdesir ditelinga wanita baya yang bernama Park Eun Hee, kini wanita baya itu menatap sumber suara dibelakangnya.
"So.....So Eun???" Balas Nyonya Park tak percaya. Dengan mata memerah karena tangis, ia terlihat membangunkan tubuhnya pelan dan menghampiri wanita muda disamping kursi yang ia gunakan untuk diduduk sebelumnya.
"Eomma" Lirih Hyun In seraya meneteskan anak sungai dari singgasana matanya.
"Eomma" Lagi, panggilan Hyun In semakin lirih dan semakin bergetar.
"Putriku.." Nyonya Park meraba lembut pipi Lee Hyun In dihadapannya.
Lembut, hangat dan tak pernah dirasakan Lee Hyun In sebelumnya, jika waktu sebelumnya ia merasa risih karena belaian wanita itu, tetapi kini ia merasakan betapa hangatnya belalian dari wanita yang menyatakan bahwa ia adalah ibu kandungnya.
Setelah bertahun-tahun hidup didunia, baru kali ini ia menyebut memanggil orang tersayangnya.
"Mianhae..." Lirih Nyonya Park terus meminta maaf pada Lee Hyun In.
"Maafkan aku, karena ibu tak mengenalmu" lanjut Nyonya Park semakin lirih.
"Eomma..." Lirih Hyun In semakin tak membendung berlian dari matanya.
"Putriku...."
"Eomma." Lirihnya kembali...
"Maafkan aku, So Eun ah..." Balas nyonya Park tak kalah lirih.
Dan entah mengapa saat melihat itu, Lee Hyun In merasakan kepedihan didalam hati wanita dihadapannya. Dengan sekilat mungkin Lee Hyun In meraih tubuh ramping wanita baya itu kedalam pelukannya.
"Aku minta maaf, Eomma! aku tak seharusnya bersikap egois padamu.. maafkan aku Eomma" Lee Hyun In kini yang terdengar meminta maaf.
"Eummm~~" Nyonya Park mengangguk senang didalam pelukan Hyun In membalas ungkapan maaf dari putrinya.
Keduanya saling berpelukan dengan hangatnya, seakan baru saja bertemu seorang yang telah mereka rindukan satu sama lain.
***
Disisi lain, seorang pria baya tampak memperhatikan keduanya. Yah, ayah dari Lee Hyun In tampak tersenyum dari jauhan ketika melihat kedua orang yang disayanginya saling berpelukan sayang.
Dan ditempat itu juga Kim Jong Woon terlihat memperhatikan kedua wanita itu juga, Yah! Pria itu ternyata belum pergi dari tempat itu, saat itu Ia terlihat mengintai kedua wanita yang memadu haru di ujung jalan yang tak jauh dari tempatnya saat ini.
".........." Pria itu berdiam diri diposisinya dan menatap nanar kedua wanita itu dengan nanarnya. Tak lama, Akhirnya tubuhya berpaling pelan dan berjalan memunggungi keduanya.
"lihatlah So Yeon ssi" Lirihnya dengan mata yang memerah seraya menatap bintang berpijar dilangit.
"Apa kau bahagia??? ataukah kau tengah bersedih saat ini???" Lanjut Jong Woon yang kini berbicara dalam hati.
"Anniya So Yeon! kau harus bahagia disana... Kau bilang kau akan bahagia jika aku bahagia bukan?"
"Eummm~" Jong Woon mengangguk berbicara sendiri.
"Aku bahagia..." Celetuknya singkat.
Tetapi, Walau bahagia itu bukan sepenuhnya untuk Jong Woon sendiri namun ia akan tetap bahagia melihat semua orang tersenyum biarpun tak tersenyum padanya. Salah satunya untuk Ibu So Yeon yang sebelumnya membencinya, Akhirnya kini semua terjawab dan wanita baya itu tak membencinya lagi.
Beribu pengakuan ingin sekali Jong Woon panjatkan atas rasa syukurnya akan hal itu. Walau juga bukan lagi menjadi calon menantunya, namun ia senang karena seolah tak ada lagi yang membencinya.
Sekilas, Jong Woon kembali menatap dibelakangnya. memandang lagi kedua wanita berbeda usia tengah berpelukan. "Berbahagialah Eommeonni, dengan kau bahagia, So Yeon juga akan bahagia" Lirihnya tersenyum hangat.
***SKIP***
Gelap yang pekat. hanya silau lampu serta bulan yang menerangi malam itu. Seorang pria yang mengenakan mantel hangat hitam tampak terlihat berjalan gontai tak beraturan pada trotoar jalan.
"PRIA BRENGSEK!" Umpatnya geram.
Jung Yunho! Yah, entah apa yang terjadi pada pria itu, tetapi malam itu ia tampak mabuk dan meracau sesukanya.
"CALON ISTRI??? Tsk!!!" selorohnya menggedikkan pundaknya tertawa.
"SEJAK KAPAN KAU INGIN MEREBUTNYA DARIKU EOH!!!" Umpatnya lagi dan ketika didalam langkahnya yang gontai, mata Yunho menatap sebuah kemasan minuman kaleng dibawah kakinya.
"Haisssshhhh!!!"
BRAAAK!
Kemasan kaleng itu dengan bebas melayang dan mendarat ditengah jalan raya malam itu.
~Decciiiiiiiit~ Sesaat pula tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti mendadak karena aktifitas dari Jung Yunho yang menendang kaleng hingga mendarat dijalan raya.
"MWO YA(Apa Itu?!)" Pengendara mobil yang kaget itu tampak mendengus singkat. Pria yang bernama Kim Jong Woon itu masih merasa heran dengan apa yang barusan dilempar dijalan raya.
Sekelabat Jong Woon melirik sekilas seorang yang telah membuatnya kaget waktu itu. "Apa dia mabuk???" gumamnya singkat. tetapi gumaman Jong Woon saat itu berubah menjadi rasa kaget dibenaknya.
"Bukankah itu Jung Yunho???" gemingnya bertanya-tanya. tanpa menunggu apa-apa lagi, Jong Woon terlihat menuruni mobilnya dan ingin menghampiri pria mabuk dipinggir jalan malam itu.
***
"JADI INI SEBABNYA KAU MENYETUJUI HUBUNGAN KERJA PERUSAHAAN SELAMA INI??? EOH!!!"
"Mendekatinya??? Mendekati tunanganku???"
"Hah!!!" Yunho kembali meracau dan mendengus pada ujung kalimatnya seraya terus berjalan gontai diatas trotoar jalan.
"Yunho Direktur! Apa kau baik-baik saja???" Tiba-tiba Suara Kim Jong Woon hadir dan sedikit menggapai bahu Yunho untuk membantu pria mabuk itu berjalan dengan baik.
Tetapi seolah mendapatkan sebuah tatapan tajam dari pria yang akan Ia tolong, Jong Woon sangat terkejut dengan sorot mata Yunho padanya. Dan perlahan Jong Woon akhirnya melepas pelan tangannya dari bahu Yunho.
sedangkan Yunho, geraham pria itu seolah tergaris sebuah kebencian pada Jong Woon dimalam itu. serta tangannya tampak mengepal didalam ujung mantel hangatnya.
"Di...Direktur? Apa yang terjadi" Tanya Jong Woon sedikit heran dengan tatapan Yunho padanya.
BUG!!!
Keras! Bengis! dan sangat menyakitkan. pukulan keras mendarat kasar diujung bibir Kim Jong Woon hingga Jong Woon terlihat sedikit tak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan terlihat mengikuti arah pukulan dari pria dihadapannya. Kim Jong Woon membangunkan tegak tubuhnya kembali menghadap Jung Yunho seraya memegang ujung bibirnya yang sedikit muncul bercak darah merah.
"Sepertinya kau sedang mabuk Yunho ssi!" serunya sedikit sinis dan melepas sejenak jemari dari ujung bibirnya seraya menatap tak mengerti pada Yunho.
"................" Yunho hanya diam menatap Jong Woon tajam. "Tidak! aku tidak mabuk!" ucap Yunho singkat dan sinis.
BUGGG!!!
Lagi, Tubuh Jong Woon kini tampak terselungkup diatas trotoar jalan dengan ujung bibir yang semakin melebarkan luka. Bukannya jawaban yang didapatkan Kim Jong Woon dari Jung Yunho, namun pukulan bengis kembali hadir diujung bibirnya.
Wajah Jong Woon terlihat berpaling dari hadapan Yunho. matanya kini menatap jalan beraspal dibawahnya karena tubuhnya yang terjatuh, menandakan jika begitu kerasnya pukulan yang didapatkannya dari Yunho.
Senyuman sinis tergaris dibibir merah Kim Jong Woon saat ini, Perlahan pria itu kembali berdiri dengan tegap dihadapan Yunho lagi.
"..............."
"..............."
Keduanya hanya diam, hanya mata mereka yang bicara. geraham Yunho jelas terlihat mengeras marah pada pria didepannya yang saat ini tersenyum sinis seolah meremehkannya.
BUG!!!
Untuk sekian kalinya, Bibir Jong Woon mendapatkan serangan dari genggaman eram Yunho. Jong Woon kembali mengusap darah diujung bibirnya yang telah melebar dan dengan cepat ia kini menatap Yunho dengan sangat tajam serta jemari yang mulai menggenggam geram.
BUGG!!!
Frontal dan keras, Kini genggaman Jong Woon yang mendarat pada ujung bibir Yunho hingga membuat pria itu memalingkan wajahnya mengikuti arah pukulan Jong woon padanya.
"Apa yang kau lakukan!" Tanya Jong Woon dengan geraham yang mengeras.
Cuihh~ Sedikit percikan ludah dikeluarkan oleh Yunho menandakan jika pukulan Jong Woon sama sekali tak mempan baginya. Sama seperti Jong Woon, Yunho kembali berdiri tegak dan menatap Kim Jong Woon tajam.
"LAKI-LAKI BRENGSEK!!!" Umpat Yunho sembari menarik kerah kemeja yang dikenakan Jong Woon saat ini.
"Apa yang kau lakukan!!!" Umpatnya lagi dan semakin membuat Jong Woon tersenyum tak mengerti pada pria itu.
"Calon istri??? Apa maksud dari semua itu!!!! SEJAK KAPAN KAU MENDEKATINYA!!!" Umpat Yunho semakin meracau.
Kim jong woon hanya mengerjapkan matanya singkat, Ia baru tahu, ternyata itu lah alasan mengapa pria itu memukulnya habis-habisan.
"Mw.....Mwo???" Celetukan heran mencuat dari bibir Kim Jong Woon untuk Jung Yunho.
"Csk.... jadi ini masalahnya???" Tanyanya sembari tersennyum remeh pada Yunho.
Tetapi hal itu semakin membuat Yunho geram hingga mengeratkan genggamannya pada kerah Kim Jong Woon erat.
"Shhhh!!!" Yunho Berdesus marah.
BUG!!!
Lagi, lagi dan lagi, Jong Woon kembali mendapatkan pukulan lagi dari Yunho hingga kakinya memundur beberapa langkah dari berdirinya sebelumnya.
"Csk....." Bukannya marah, Jong woon hanya tersenyum remeh menghadapi Yunho malam itu.
"Kau takut???" seloroh Jong Woon meremehkan Yunho seraya kembali menghampiri Yunho lebih dekat.
"BUGGGG!!" untuk kesekian kalinya hantaman datang kembali dibibir Kim Jong Woon dan membuat luka dibibir Jong Woon semakin melebar merah.
"Csk....! Jong Woon mendengus singkat dengan kelakuan Yunho padanya malam itu.
BUgggg!!! Cukup lelah, Jong Woon mendapatkan hal itu sehingga kini ia terlihat memukul Yunho hingga pria itu terselungkup dijalan.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!!"
Suara umpatan seorang wanita yang mereka perdebatkan tiba-tiba hadir diantara keduanya, dan itu membuat kedua pria yang saling hantam akhirnya menatap wanita yang kini ada disamping mereka dengan nafas yang tersenggal.

To Be Continued~~~~~~
Thanks For Reading This Fanfict~~~
Waiting for Next Chapter :)
And Dont Forget, Leaving Your Coment Please :*

[FF] SEVERELY (YESUNG FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang