Chapter 8

302 10 0
                                    

Malam membahagiakan bagi wanita yang bernama Lee Hyun In, Wanita itu tampak mengulumkan senyuman mengembang dibibirnya sembari menatap pemandangan dari jendela taxi yang dinaikinya malam itu.
Lee Hyun In bahagia, Yah! benar-benar bahagia, dimana malam itu semua yang diinginkannya telah terjadi dan telah terwujud.
Untuk pertama kalinya Lee Hyun In bisa bertemu ibu kandungnya dan memanggil seseorang dengan sebutan 'Eomma'. Setelah sulit dipercaya, akhirnya ia menerima kenyataan yang tak terduga malam itu.
Huuuffsss~~ Deruhan nafas berat sedikit keluar dari mulutnya sembari menyandarkan tubuhnya pada daun kursi taxi dibelakangnya. Tetap tak meninggalan senyumannya, Lee Hyun In tetap tak berpaling ke arah jendela taxi disampingnya.
"Terima kasih tuhan" Lirihnya bahagia seraya menatap pemandangan diluar jendela taxi lagi.
Namun disaat ia memandang pemandangan kelap-kelip lampu dipinggir jalan, tanpa sengaja matanya menangkap kedua orang pria yang saling hantam diatas trotoar jalan waktu itu.
Dan saat itu pula, senyuman Lee Hyun In memudar ketika melihat dua pria yang dikenalinya tengah baku hantam. Satu pria yang tampak mengenakan kemeja putih(Jong Woon) dan satunya lagi pria yang mengenakan mantel hangat berwarna hitam(Yunho). Dalam sesaat Bibir Hyun In ternganga karena terkejut mendapati hal itu.
"Ahjussi!! Berhenti!" tegas Lee Hyun In pada Sopir taksi lalu bergegas turun dari taxi yang dinaikinya.
Karena wanita itu berada dijalur yang berbeda, kini ia terlihat tengah menunggu jalanan hingga tampak sepi untuk menyeberangi jalan yang ramai malam itu. Dan disaat tengah berdiri dan akan menyeberang matanya sama sekali tak beranjak menatap kedua pria yang berada diujung jalan dan saling memukul satu sama lain.
"Kenapa dengan mereka??" Gemingnya cemas seraya menatap kanan kiri untuk menyeberangi jalan malam itu.
Dan ketika belum dapat menyeberangi jalan, Lee Hyun In kembali menutup mulutnya yang menganga tatkala melihat dua pria itu saling memukul lagi dengan bengisnya. Dan saat itu Kim Jong Woonlah yang mendapat pukulan dari Jung Yunho.
"ANDWE!" Pekiknya berharap kedua pria itu mendengar pekikannya.
Tidak! bahkan posisinya saat ini masih cukup jauh untuk menghentikan perkelahian itu.
"Ahh... Bagaimana ini???" Gemingnya kembali khawatir.
Mobil yang berlalu lalang sama sekali tak ada selanya, Hingga Lee Hyun In akhirnya memberanikan diri untuk menyeberangi jalan yang masih ramai dari mobil yang melaju tanpa henti.
TIIIN!
TIIIIN!
tiiiiin! tiin!
Suara klakson dari beberapa mobil yang terhenti mendadak karena aktifitas dari Lee Hyun In yang menyeberangi jalan ditengah ramai, Wanita itu merasa sama sekali tak takut. Asalkan ia bisa melerai kedua pria itu dengan cepat ia rela melakukan hal bodoh itu.
***
"JANGAN BERANI-BERANINYA KAU MENDEKATINYA!!!"
BUGG!!! pukulan Yunho kembali hadir dibibir Kim Jong Woon yang semakin memar dan memerah.
"Hah!" Kim Jong Woon hanya tersenyum sinis kembali saat mendapati hal itu lagi.
Jemarinya kembali mengusap kecil ujung bibirnya yang berdarah.
"Bagaimana, jika ketakutanmu itu terjadi?" Lirih Jong Woon mengancam sinis.
BUUUUG~~~~
Lagi, Kim Jong Woon mendapatkan pukulan keras dari Yunho. Dan membuat lukanya semakin membesar.
Shhhh!!! Jong Woon yang terus mendapatkan hal itu hanya bisa berdesus geram, dan sesaat ia menghadap cepat ke arah Yunho.
BUGG!!!
Dengan keras dan bengis Kim Jong Woon membalas pukulan dari Yunho padanya hingga membuat tubuh Yunho tersungkup dijalan saat itu.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!!"
Tiba-tiba seorang wanita yang tak lain adalah Lee Hyun In dengan nafas tersenggalnya mengumpat marah pada Kim Jong Woon serta Jung Yunho. Sekilas, Wanita itu menatap Jung Yunho yang tersungkup dijalan dan mencoba menolong pria yang juga berstatus sebagai tunangannya itu.
"Gwaenchana???" tanya Lee Hyun In pada Yunho seraya meraih kekasihnya itu dengan lembut.
Srrttt!!!
Kasar! dengan kasar Yunho menepis tangan kekasihnya dari bahunya seraya membangunkan tubuhnya untuk berdiri kembali, dan ketika Yunho berdiri kembali, ia tampak menatap Jong Woon lagi dengan tatapan yang sangat tajam.
"Oppa!" Suara Lee Hyun In kembali berdesis ditelinga Yunho. Dan lagi, wanita itu meraih lembut bahu Yunho dan ingin menenangkan pria itu.
Tetapi bukannya menjawab atau menyapa kekasihnya, Yunho kini terlihat menubrukkan bahunya kasar pada bahu milik Lee Hyun In lalu lekas hengkang dari wanita itu dan juga Kim Jong Woon yang juga masih berdiri disana.
"Yunho Ya!!!" Sudah cukup kesabaran Lee Hyun In waktu itu, terdengar jelas wanita itu tampak memekik keras memanggil Yunho yang memunggunginya. namun kembali sinis, Yunho tetap tak menggubris kekasihnya itu melainkan memasuki mobil yang ia parkirkan sebelumnya ditempat yang tak jauh dari tempatnya saat itu.
Di atas trotoar jalan, tinggal Kim Jong Woon dan Lee Hyun In seorang, keduanya tampak memandang mobil yunho yang mulai melaju dengan cepat dan menjauhi mereka. Dan sedetik kemudian, wajah Lee Hyun In kini beralih menatap Kim Jong Woon yang berada disampingnya dengan tajam.
"Apa yang kau lakukan???" Tanya wanita itu sinis.
Disana Kim Jong Woon berfikir, baru saja ia dan wanita itu berbicara dengan baik-baik didalam butik sebelumnya. Tetapi saat ini, seperti ia yang menjadi biang keladi dari perkelahian malam itu, ia kembali mendapatkan tatapan serta pertanyaan sinis dari Lee Hyun In.
"........." Kim Jong Woon hanya diam dan menampakkan geraham yang seakan mengeras geram pada wanita yang masih menatapnya tajam.
"Kenapa kau diam? Kenapa kalian melakukan ini!!!" tanya Lee Hyun In semakin mengumpat.
"Kenapa kau bertanya padaku??? seharusnya kau tanyakan itu pada calon suamimu!" Balas Jong Woon dengan sinis dan berpaling menjahui tubuh Lee Hyun In.
"KIM JONG WOON SSI!!!!" Suara Lee Hyun In meninggi dan menghentikan langkah Jong Woon saat itu juga.
"JAWAB!!! Apa yang terjadi! Kenapa Yunho mengabaikanku!!! apa yang sebenarnya kau katakan padanya!" Tanya Lee Hyun In pada Jong Woon yang masih berdiri memunggunginya, Sepertinya Lee Hyun In lupa akan kejadian sebelumnya didalam butik, jika saat itu Yunho memikirkan dirinya ada hubungan khusus dengan Jong Woon. Dan Sepertinya Lee Hyun In tak mengingat hal itu dikarenakan kebahagiaan lah yang mendominasi dalam hatinya atas kejadian didalam butik sebelumnya.
Hah! bibir Jong woon tergaris senyuman remehnya lalu perlahan ia menatap kembali Lee Hyun in dibelakangnya dengan datar.
"Kenapa??? kenapa kau tanyakan hal itu padaku??? apa Kau mabuk???" Balas Jong Woon pada Hyun In seraya menahan bibirnya yang terasa sangat perih.
"N...nde???" Sepertinya Lee Hyun In salah bertanya pada pria dihadapannya hingga membuatnya merasa canggung sendiri. Wanita itu tampak menunduk dan mencari balasan untuk pertanyaan Kim Jong Woon.
"Kenapa kau bertanya balik padaku??? Aku... aku hanya ingin tahu, mengapa kalian melakukan hal konyol seperti ini?" Lee Hyun In semakin tak mengerti dan terus bertanya pada pria dihadapannya.
"Bukankah aku sudah bilang??? tanyakan pada tunanganmu!!!" Balas Kim Jong Woon sangat sinis dan memalingkan tubuhnya cepat dari Lee Hyun In.
"Aku Tahu!!!" Suara Lee Hyun In kembali mengentikan aktifitas Jong Woon yang akan melangkah pergi.
"Aku tak berhak menanyakan hal ini pada orang asing sepertimu! Tapi Orang asing sepertimu telah melakukan hal itu pada calon suamiku! jadi apa itu salah??? aku melakukannya karena aku khawatir padanya!"
"HENTIKAN!!!" entah mengapa saat itu Kim Jong Woon tiba-tiba mengumpat dan kembali menatap Lee Hyun In dengan tatapan tajam, telinganya sangat panas mendengar ocehan dari wanita itu padanya.
"Sudah cukup kau umbarkan hubunganmu dengannya, Sekali lagi ku bilang! Hanya Tunanganmu yang tahu alasannya! Kau tak dengar!"
"BOHONG!" cercah Lee Hyun In tak percaya.
"Jika hanya dia yang tahu alasannya, kenapa kau hanyut pula dalam perkelahian itu? apa Kau masih anak-anak?? hingga asal hantam sesukamu."
"Hah!!!" Kim Jong Woon tersenyum remeh pada ocehan Hyun In padanya. "Bukankah Aku sudah bilang! Tanya padanya(Yunho)!" Seolah tak ingin jika dia yang memberitahukan hal konyol itu pada Lee Hyun In, Kim Jong Woon kembali memalingkan tubuhnya untuk pergi.
"KIM JONG WOON!!!" Nafas Lee Hyun In terasa menggebu-gebu karena terus mengumpat pada pria yang mencoba menghindarinya.
"Maka dari itu aku bertanya padamu! Dia akan selalu diam! karena dia tak mau aku mengetahui masalahnya! Tolong, katakanlah" Tanya Lee Hyun In yang saat ini terdengar sangat lirih, Ia berharap jika Jong Woon memberi tahu alasan mengapa mereka saling baku hantam.
"..............." Kim Jong Woon diam seraya menarik nafasnya dalam-dalam dan masih tetap memunggungi Lee Hyun In.
"Semua ini karenamu!" Lirih Jong Woon tetap memunggungi Lee Hyun In.
"M....Mwoo??" Lee Hyun In tersentak tak percaya.
Perlahan, Kim Jong Woon kembali menatap Lee Hyun In yang saat ini terlihat memikirkan sesuatu.
"Dia telah salah faham!" Lanjut Jong Woon, hingga membuat kepala Lee Hyun In kini menatapnya.
"Salah..... Faham???" Tanya Lee Hyun In masih merasa tak percaya.
"Eum!" Geming Jong Woon menjawab.
"Hah!!!" Kini Lee Hyun In telah mengingat ketika sebelumnya Yunho mendengar ocehan ibunya jika ia adalah calon istri Kim Jong Woon.
"Jadi semua tentang itu? Tidak mungkin! Yunho bukan pria seperti itu" Gumam Lee Hyun In yang sama sekali tak percaya pada sikap Yunho.
"lalu, kenapa dia memukulmu???" Lee Hyun In seolah menjadi reporter, wanita itu terus menanyai Kim Jong Woon didepannya.
"Kau bertanya lagi padaku??? Itulah yang seharusnya kau tanyakan padanya" Lanjut Jong Woon lirih dan kembali beranjak pergi.
"Changkaman!" terhitung ribuan kali Lee Hyun In memberhentikan aktifitas Kim Jong Woon yang akan pergi darinya, tetapi Kim Jong Woon sama sekali tak marah melainkan kembali mengarah dan menatap pada Lee Hyun In yang memberhentikannya.
"Ini" Terlihat kini Lee Hyun In tengah mengulurkan tangannya memberikan sebuah sapu tangan pada Kim Jong Woon.
"..........." Kim Jong Woon termangu sekilas, ia berdiam dan hanya menatap sendu tangan Lee Hyun In yang memberikannya sapu tangan untuknya.
Lee Hyun In tersenyum singkat pada pria dihadapannya, Dan Karena tak ada reaksi dari pria dihadapannya untuk menerima sapu tangan darinya, akhirnya wanita itu meraih telapak tangan milik Kim Jong Woon dan diselipkan sapu tangannya dalam genggaman pria itu.
"Gunakan ini untuk luka dibibirmu" Ucap Lee Hyun In sembari tersenyum pada pria dihadapannya.
"Eoh!" Detak jantung Jong Woon sedikit tak terkontrol karena raihan tangan Hyun In pada tangannya sebelumnya.
"Gomawo" Balas Jong Woon tulus dan menerima sapu tangan dari Lee Hyun In lalu ia berpaling lagi untuk pergi. tetapi sekilas, tubuh Jong Woon kembali menghadap wanita itu lagi.
"Kau tak pulang???" Tanyanya saat mengingat jika malam telah larut.
"Eoh???" Lee Hyun In sedikit terkejut karena Kim Jong Woon kembali menatapnya.
"Ne, aku akan naik taksi!" lanjutnya singkat dan tetap menyunggingkan senyuman mirisnya.
"Ini sudah malam, biar aku yang mengantarmu..."
"Ahh..." sela Jong Woon yang terdengar melanjutkan kalimatnya. "Semua ini bukan ada sangkut pautnya dengan kesalah fahaman Yunho, tetapi aku melakukan ini karena kau saudara So Yeon"
Pernyataan Jong Woon saat itu membuat Lee Hyun In menunduk singkat, entah mengapa wanita itu sedikit terganggu karena ada kalimat yang tak ingin didengarnya.
~~'Jadi karena Aku saudara kekasihnya, hingga dia mau mengantarku? Lalu Apakah dia akan menawariku saat aku belum terikat saudara oleh kekasinya?'
Yah kalimat itu seolah menjadi kebimbangan bagi Lee Hyun In untuk menerima tawaran dari Kim Jong Woon untuknya.
Tetapi bukan itu sebenarnya yang ada dihati seorang Kim Jong Woon, demi apapun ia ingin sekali mengantarkan wanita itu pulang dan tak ada sangkut pautnya dengan kekasihnya Park So Yeon. Tetapi ia melakukan itu karena tak ingin kesalah fahaman Yunho padanya semakin merebak luas dan merusak hubungan kedua pasangan itu.
Lee Hyun In tersenyum memaksa atas penawaran Jong Woon padanya.
"Gwaenchana, aku akan menaiki taksi, lagi pula aku harus kerumah Yunho, sepertinya dia juga sakit seperti yang kau rasakan saat ini" Balas Hyun In sangat terdengar jujur.
"Ahh... begitukah??? Baiklah, jaga dirimu?" Seru Jong Woon seraya menghampiri mobil mewahnya yang masih setia menunggunya. dan tak lama, mobil Jong Woon pun melaju dengan cepat menjauhi Lee Hyun In.
***
Lee Hyun In kini mendudukkan dirinya diatas trotoar jalan raya, matanya tak henti-hentinya mencari sebuat taksi yang lewat malam itu, tetapi sayang sekali, malam itu taksi sangat sulit dicari. Memang! hari sudah cukup larut hingga taksi pun tampak tak ada lagi. Sekilas, wanita itu mencoba meraih ponselnya, kini jemarinya menekan-nekan layar dan ingin menghubungi seseorang untuk menjemputnya malam itu.
"????" Ponsel yang digunakan Lee Hyun In untuk memanggil seseorang entah mengapa mati dan tak dapat hidup kembali.
"Aiishhh..." Desus Lee Hyun In ketika mengetahui jika ponselnya telah lowbate.
*
Setengah jam telah berlalu, Lee Hyun In masih tetap duduk di atas trotoar, sesekali wanita itu terlihat menggosok-gosokkan telapak tangannya didepan mulutnya dan meniupi telapak tangannya agar merasa sedikit hangat karena dinginnya malam.
"Dimana kau taksi...." Gemingnya menggigil seraya menatap kanan-kiri disampingnya, ternyata ia juga takut jika ada orang jahil atau pria ingusan mendekatinya.
"Aghhh...Huufffsss" Desusnya menyembunyikan rasa takut dan rasa dinginnya malam itu.
Dan tanpa sepengetahuan dari wanita itu, dari jarak yang cukup jauh seorang pria ternyata memperhatikannya dari dalam mobil yang telah diparkir dipinggir jalan.
Kim Jong Woon, yah! pria itu ternyata tak meninggalkan Lee Hyun In melainkan menjaga dan memperhatikan wanita itu dari jarak jauh.
Sudah cukup lama Kim Jong Woon memperhatikan wanita itu, dan kini ia terlihat melajukan mobilnya dan kembali menghampiri Lee Hyun In yang masih terduduk diatas trotoar.
Ngreeeeng....Ciiiit~
"........." Lee Hyun In terdiam dan menatap heran pada mobil yang tiba-tiba berhenti didepannya.
Blakk~~ Tak lama, akhirnya seorang pria keluar dari mobil dan menghampirinya.
"Jong Woon ssi???" Lirihnya heran.
"Berdirilah! Aku akan mengantarmu" perintah Jong Woon pada Hyun In.
"Gwanchana... aku akan menunggu taksi"
"Apakah Kau akan menunggu taksi hingga besok pagi?"
"AN....ANNIYO" Balas Hyun In terpatah.
"Apa kau juga ingin diganggu orang gila?" Celetuk Jong Woon semakin menakuti Lee Hyun In.
"Tidak!" Balas Hyun In yang sontak membangunkan tubuhnya karena takut.
"Kajja!" Ajak Jong Woon ramah dan akan meraih pintu mobil untuk Lee Hyun In.
"Tidak perlu! kau pulanglah, karena aku akan kerumah Yunho"
"Aku akan mengantarmu kerumahnya" Sela Jong Woon lalu menarik pelan tangan Lee Hyun in hingga memasuki mobilnya.
***
Setelah sulit mendapat kemauan dari Lee Hyun In, kini wanita itu telah duduk nyaman dan menikmati pemandangan malam dari dalam mobil milik Kim Jong Woon. Kecanggungan hadir diantara Lee Hyun In dan juga Kim Jong Woon yang berada didalam mobil malam itu. keduanya hanya diam dan menatap kearah pandangannya masing-masing.
Dan ditengah-tengah perjalanan, Lee Hyun In mencoba mengedarkan pandangannya didalam mobil, edaran pandangannya terhenti ketika tak sengaja ia menangkap selembar foto kecil yang terpajang didalam mobil milik Kim Jong Woon.
Didalam foto itu terlihat Kim Jong Woon bersama kembaran dari Lee Hyun In yaitu Park So Yeon yang tengah berangkulan mesra.
Lee Hyun In menatapnya tersenyum. "Kau pasti sangat mencintainya" Lirih Lee Hyun In pelan. dan suara wanita itu membuat Jong Woon yang menyetir memandang ke arah foto itu juga.
"Eummm" Gumam Jong Woon membalas dan kembali pada aktifitasnya menyetir.
"Bukankah dia begitu beruntung?" Celetuk Lee Hyun In membuat Jong Woon menatap ke arah wanita itu singkat.
"Kenapa dia beruntung?" Tanya Jong Woon dan tetap fokus menyetir.
"Karena dia memilikimu"
DEG! Detak jantung Jong Woon terasa berdetak dengan cepat, perlahan ia menatap lagi ke arah wanita disampingnya dengan sendu.
Dan saat itu, Lee Hyun In juga menatap Kim Jong Woon yang juga menatapnya.
"Ke...Kenapa???" Lirih Hyun In merasa heran pada Kim Jong Woon yang manatapnya.
Kim Jong Woon tak berkutik dan terus menatap ke arah Lee Hyun In hingga ia tak menyadari jika ia tengah menyetir waktu itu, dan karena tatapan sendunya pada wanita disampingnya Kim Jong Woon tak memperhatikan laju mobilnya.
"JONG WOON SSI!!!" Lee Hyun In mengumpat saat melihat mobil didepannya yang behenti karena adanya lampu merah. Dan saat itu Jong Woon pun membanting setir hingga berada ditepian jalan.
Deciiiiit!
DUG!!!
Mobil Jong Woon berhenti dengan mendadak. dan tanpa sepengetahuannya ternyata wanita disampingnya terbentur meja mobil hingga membuat pelipis wanita itu sedikit berdarah.
"Auhhh...." ringis Lee Hyun In kesakitan.
"Hyun In ah~~" Suara Jong Woon kini terdengar khawatir tatkala mendapati ringisan dari wanita disampingnya.
"Kau tidak apa-apa???" Lanjut Jong Woon dengan nafas tersenggal dan juga cemas.
Pria itu seolah takut jika seseorang mengalami hal semacam kekasihnya sebelumnya, sangat terlihat jelas dengan raut wajah Kim Jong Woon, pria itu kini terlihat mendekatkan dirinya pada Lee Hyun In yang memegang pelipis kecil.
"Eumm... Aku tidak apa-apa" jawab Hyun In singkat dan mencoba lebih baik didepan Jong Woon agar pria itu tak merasa khawatir padanya.
Kim Jong Woon menatap sekilas luka pada bagian pelipis Lee Hyun In, dan dengan bergegas pria itu tampak membuka-buka beberapa laci yang ada dibagian depan pada mobil miliknya.
Tak membutuhkan waktu yang lama, kini tangan Jong Woon terlihat menggapai obat serta plester luka pertolongan pertama yang telah tersedia, dan dengan cekatan pria itu mulai menuangkan cairan antiseptik diatas kapas yang ada ditangannya.
Perlahan, Tubuh Jong Woon menghadap ke arah Lee Hyun In, Dan sebelum melakukan pertolongan pertama pada wanita didepannya, pria itu menatap kedua mata Lee hyun in singkat.
"Maaf!" Lirihnya seolah meminta ijin karena telah lancang mengobati luka dari wanita itu.
"Eu....eummmm..." Balas Lee Hyun In bergeming dan mengangguk menyetujui aktifitas yang akan Jong Woon lakukan padanya.
Dekat, dan sangat dekat. Kim Jong Woon menempelkan lembut kapas pada luka kecil dipelipis Lee Hyun In.
DUG~ DUG~ DUG~
Desiran jantung Lee Hyun In sangat terasa peka malam itu, apalagi saat merasakan nafas lembut Jong Woon yang berdesir pula diatas wajahnya.
"Hufffhhh~ Huffffhhh~" Tiupan kecil terus dilakukan oleh Kim Jong Woon diatas luka Lee Hyun In.
Dan saat itu juga Lee Hyun In menangkap luka di bibir Kim Jong Woon. Bahkan pria itu tak mementingkan lukanya sendiri tetapi lebih mengutamakan luka orang lain.
Dan setelah beberapa saat luka Hyun In telah bersih dan mengering, Kini Kim Jong Woon beralih membuka stiker pada plester luka. dan setelah plester luka itu terbuka Jong Woon kembali menempelkan lembut plester luka itu pada pelipis Lee Hyun In yang berdarah kecil.
"Selesai" Ucap Jong Woon tersenyum dan kembali duduk tegap dibelakang setir mobil.
".........." Lee Hyun In terdiam menatap Kim Jong Woon yang akan menstater mobilnya.
"Tunggu!" Lirih Lee Hyun In menghentikan aktifitas Kim Jong Woon yang akan menghidupkan mobilnya.
Tanpa Kim Jong Woon sangka, tiba-tiba Lee Hyun In meraih obat luka yang digunakan Jong Woon sebelumnya dan mengobati bibir berdarah milik pria itu.
"........." Kim Jong Woon terdiam, Ia hanya melihat wajah Hyun In yang sangat dekat didepan wajahnya.
"Ahh..." Ringis Jong Woon pelan tatkala Lee Hyun In tak sengaja menyentuh pada pusat lukanya.
"Maaf!" seru Lee Hyun In melepas usapan kapas pada luka Kim Jong Woon singkat.
"Eumm" Geming Jong Woon merasa tidak apa-apa. dan Lee Hyun In pun kembali membersihkan luka dari Kim Jong Woon lagi dengan lebih pelan.
"Kenapa kau tak menyembuhkan lukamu terlebih dahulu sebelum menyembuhkan luka orang lain?" Tanya Lee Hyun In ditengah-tengah membersihkan luka di bibir Kim Jong Woon.
"........" Kim Jong terbungkam memikirkan pertanyaan dari Lee Hyun In.
~sesakit apapun lukaku.. lebih sakit lagi ketika aku melihatmu terluka~
"Itu.... Itu~...."
"Gomawo" Seka Lee Hyun In seolah mengetahui jika Kim Jong Woon tak akan menjawab pertanyaannya.
"Selesai" Lanjut Hyun In setelah menempelkan plester luka diatas ujung bibir Kim Jong Woon.
"Kemana kau akan pergi? apa kau akan tetap kesana?(rumah Yunho)" Tanya Kim Jong Woon kembali beralih dibelakang setirnya tegap dan mencairkan kecanggungan.
"Eummm~" jawab Hyun In mengangguk singkat.
"Bukankah ini sudah malam?" sela Jong Woon sejenak dan menasehati.
"Anniya! Aku harus menyembuhkan lukanya seperti yang ku lakukan padamu"
"Ahhh... Arrasseo!(Aku mengerti)" balas Jong Woon tersenyum miris dan mulai melajukan mobilnya cepat.
***
Jung Yunho House
Rumah mewah yang bercat dinding putih terlihat sudah didepan mata Lee Hyun In dan Kim Jong Woon, keduanya saat ini masih berada didalam satu mobil, sedangkan Lee Hyun In kini terlihat mulai membuka dan mulai menuruni mobil yang dikendarai Kim Jong Woon saat itu. Langkah Hyun In sejenak terhenti dan menatap kedalam mobil dengan jendela yang masih terbuka.
"Gomawo... Direkt...!Anni! Jong Woon ssi" Ucap Lee Hyun In terpatah dan kembali tersenyum.
Heummm~ hal itu membuat Jong Woon menahan kecil tawanya.
"Jadi, kita sudah berteman???"
"N...nde????" Lee Hyun In yang masih berdiri disamping mobil sedikit terkejut dengan gurauan singkat Jong Woon padanya.
"Eumm.......Mungkin!"Balas Lee Hyun In tersenyum lagi.
"Baiklah, Jallga..(Jaga dirimu)" Lanjut Lee Hyun In berpaling dan mulai memasuki pagar rumah Yunho yang tak terkunci.
Kim Jong Woon menatap punggung wanita itu sendu, Namun saat wanita itu tepat sampai didepan pintu rumah Yunho, Jong Woon pun mulai melajukan mobilnya untuk pergi, karena ia berfikir jika Lee Hyun In telah sampai ditempat yang aman.
Tok tok tok....~
Jemari Lee Hyun In mengetuk pelan rumah keluarga dari Jung Yunho.
~Ngiiiiik~~ Daun pintu rumah mewah itu terbuka secara perlahan.
"Lee Hyun In???"
"Anyeong haseyo Eommeonni" Lee Hyun In membungkuk singkat saat melihat calon mertuanya yang telah membuka pintu.
"Ada apa,Eumm???" Tanya Nyonya Jung sedikit cemas dan membelai pelan bahu Lee Hyun In.
"Yunho....Eoddiekayo?(Yunho.... dimana?)"
"Yunho??? Bukankah dia ada janji ke tempat designer bersamamu dan ayahmu,???"
".........." Lee Hyun In tersentak saat mendengar balasan calon mertuanya padanya.
~Lalu dimana dia??? Apa yang terjadi padanya???~ Lee Hyun In sedikit membatin cemas akan keadaan calon suaminya yang tak pulang malam itu.
"Kau ada masalah dengannya??? lalu kenapa dengan pelipismu???"
"Eoh????" Lee Hyun In kembali tersentak dengan pertanyaan calon mertuanya padanya, Dan ia tak mungkin menceritakan jika Yunho memang sedikit marah padanya.
"Anniyo, kami baik-baik saja, dan untuk ini" Lee Hyun In memegang lukanya singkat.
"Saya tadi hanya terjatuh...." lanjutnya berbohong.
"jika seperti itu. Hyun In akan menemui Yunho, selamat malam Eommeonni" jawab Lee Hyun In segera berlari keluar dari halaman rumah Jung Yunho.
"Hahhhfffsss" Deruhan nafas Nyonya Jung tampak terlihat, ia hanya menggelengkan kepalanya pada sikap calon menantunya dan menutup pintu rumah itu kembali.
Lee Hyun In berlari kencang ditengah halaman rumah milik Yunho, entah dimana itu, ia akan mencoba mencari Jung Yunho.
BRUG~~ Tanpa sengaja Lee Hyun In yang masih berada didepan pagar rumah Yunho terlihat terjatuh dalam duduknya ketika mendapati Hak tingginya patah karena aktifitasnya berlari sebelumnya.
"Aiishhh~~~" Ringisnya mengerang. Dengan bengis wanita itu meraih kedua sepatu hak tingginya dan segera membuangnya disudut pagar rumah Yunho. mungkin tanpa alas kaki lebih baik menurutnya.
Gelap, dan sedikit remang-remang. Lee Hyun In saat ini terlihat kembali berlari tanpa alas kaki menyusuri jalanan malam itu.
tangannya kembali meraih ponselnya yang telah mati sebelumnya, ia mencoba kembali menghidupkan ponselnya. sekilas ia tersenyum singkat saat ponselnya dapat hidup kembali dan hal itu ia gunakan untuk mencoba menghubungi seseorang.
Tuuuut.....tuuuuuut....~
kini wanita itu menempelkan ponselnya ditelinganya untuk menghubungi Jung Yunho dan ingin bertanya dimana pria itu berada.
"Angkat! Kenapa kau tak mengangkatnya???" Hyun In berdesus geram pada panggilannya.
"Haishhh... dimana dia?" Gumamnya geram.
Tuuuuut~ Lee Hyun In kembali ingin menghubungi Jung Yunho lagi.
"_________"
Lee Hyun In terdiam, saat tak ada suara lagi pada ponselnya, sekilas ia kembali memandang layar ponsel miliknya. dan ternyata benar, memang ponselnya benar-benar butuh energi untuk melakukan panggilan itu.
"Aghhh!!!" Geram Hyun In sembari mengoyak singkat anak rambutnya.
"Bagaimana ini???"
Lee Hyun In tampak menebar pandangannya mengelilingi sekitar, tak ada orang dan tak ada taksi malam itu, yang ada hanya mobil pribadi yang berlalu-lalang dijalan raya dan seolah menemaninya malam itu. Wanita itu memondar-mandirkan langkah kakinya diatas trotoar jalan, dan tanpa sengaja kini bibirnya melengkung tatkala melihat sebuah telpon umum yang tak jauh dari posisinya.
Yah! mungkin itu adalah satu-satunya cara untuk bisa pulang malam itu. karena kesialan terjadi padanya malam itu, Lee Hyun In akhirnya mencoba menelfon seseorang. Yaitu sopir pribadinya untuk menjemputnya malam itu.
---------SKIP--------
Kim Jong Woon House
Disisi lain dan ditempat yang berbeda, Kim Jong Woon terlihat baru saja menuruni mobilnya dan beranjak memasuki rumah mewah miliknya, dan dengan santainya pria itu mulai membuka pintu rumahnya sendiri. Tetapi ketika ia melangkahkan satu langkah kakinya memasuki pintu dirumahnya, dan sesaat itu juga tubuh Kim Jong Woon terhenti tatkala mendapati saudara mudanya berada di balik pintu yang telah ia buka dan menatapnya geram.
Yah, pria muda yang tak lain adalah Kim Jong Jin itu tampak menatap tajam saudaranya yang baru saja memasuki rumah. Raut wajah Kim Jong Jin memang sedikit tertegun saat melihat sang kakak yang babak belur malam itu, tetapi yang menjadi masalahnya bukan itu, melainkan Kim Jong Jin sudah seharian menunggu saudaranya itu pulang, akan tetapi hari sudah larut, Kim Jong Woon baru saja terlihat.
"Apa yang kau lakukan!!!" umpat Jong Jin didepan wajah saudaranya menggertak.
"Kau gila! Kenapa kau menyemburku saat aku baru saja pulang?" Sergah Kim Jong Woon tak kalah mengumpat kesal.
"Kenapa kau melakukan ini pada adikmu! berapa kali Panggilan yang ku lakukan untukmu!kenapa kau tak mengangkatnya HAH!!!"
"Tsk....!" Kim Jong Woon bukannya marah mendengar racauan Jong Jin, tetapi tersenyum kecil pada adiknya. "Begitu khawatirnya kau padaku??? Hyung tidak membawa ponsel! dan mungkin ponsel hyung ada didalam koper!" Balas Jong Woon pada adiknya seraya menunjuk koper baju yang masih berjajar seharian karena belum dikemasi setelah ia pulang dari luar kota sebelumnya. Kim Jong Woon perlahan berjalan dan melewati tubuh Jong Jin yang masih meracau padanya.
"Kanapa dengan wajahmu! Kau berkelahi? Sejak kapan Hyung jadi seorang preman???"
Jong Woon memberhentikan langkahnya sejenak dan mendengus tak memandang adiknya.
"Yaakk kim Jong Jin!!! Bisakah kau diam!" Sudah cukup sabar Jong Woon mendengar racauan adiknya hingga membuatnya tak tahan dan kembali mengumpat kesal pada adiknya.
"Baik aku akan diam! Tapi selesaikan masalahmu dengan cara dewasa! Bukankah kau kau katak dewasa??? Tsk..." kim Jong Jin berdecak singkat merendahkan saudaranya sembari berpaling dan melewati tubuh saudara tuanya itu dengan sinis. Dan hal itu membuat Kim Jong Woon semakin kesal pada sikap adiknya.
"Kau belum pernah merasakannya! jadi kau hanya perlu diam dan membisu seolah tak melihatku!" umpat Jong Woon pada Kim Jong Jin yang memunggunginya.
Kim Jong Jin kembali menatap kakaknya sinis. "Yah!!! Aku tahu! karena aku memiliki akal sehat untuk hidupku nanti! dan aku tak akan menjadi pria sepertimu yang selalu menyedihkan!" balas Kim Jong Jin yang bergantian memekik pada saudaranya, namun ia hanya mendapat decakan remeh dari saudaranya tuanya yang kini hanya memunggunginya tak menggubrisnya.
"Aishhhh!!!" giliran Kim Jong Jin yang terdengar mendengus kesal pada dirinya sendiri, bukan itu yang ingin ia katakan, tetapi bagai bertemu lagi pada musuh bebuyutan, ia tetap tak bisa untuk bersikap sayang pada saudaranya, walaupun didalam hatinya sepenuhnya ia sangat menyayangi saudaranya tetapi ia tetap tak bisa jujur pada dirinya sendiri dan selalu saja ingin meracau.
Kim Jong Woon membisu dan saat ini ia duduk disebuah sofa seraya melepas sepatunya dengan raut wajah kesalnya, ia sama sekali tak mempunyai niatan untuk menyapa sang adik yang masih berdiri menatapnya bimbang.
Yah! saudara Jong Woon itu terlihat menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal, ia merasa bimbang dan terus berfikir untuk mendekati saudaranya.
"Aku tahu, kau mengawatirkan Hyung! tapi Hyung bisa jaga diri dengan baik, jadi kau tak perlu khawatir padaku, yang lebih penting adalah, jagalah dirimu sendiri...!" ketika dalam keheningan, Saat ini suara Jong Woon datang dan berdengung indah ditelinga Kim Jong Jin.
".........." Jong Jin terdiam dan menunduk dalam berdirinya. sekilas ia berfikir jika memang yang dikatakan saudaranya sangat tepat untuk dirinya.
"Jangan beritahu Eomma jika Hyung seperti ini" Ucap Jong Woon tetap fokus melepaskan sepatunya.
"Eum~~~" Geming Jong Jin mengangguk singkat dan menurut.
"........."
"........." Keduanya berdiam dan saling canggung tak bicara.
tetapi keluarga tetaplah keluarga dan saat itu Kim Jong Jin mulai menghempaskan nafas gugupnya dan menghampiri saudaranya yang melepas sepatunya. "Kau sudah makan???" Tanya Jong Jin singkat.
Dan benar, pertengkaran singkat itu kembali membaik setelah salah satu dari mereka menyapa terlebih dahulu.
"Apa kau memasak sesuatu?" Balas Jong Woon memandang adiknya yang masih berdiri dihadapannya.
"Tentu! mandilah dulu~ aku akan memasakkan untukmu~" Racau Jong Jin sangat perhatian.
"Tsk..." Jong Woon kembali tersenyum singkat, "Baiklah! tapi untuk malam ini Hyung yang akan memasak!" Balas Kim Jong Woon sembari membangunkan tubuhnya dan beralih memasuki kamarnya untuk membersihkan diri.
Kim Jong Jin tersenyum melihat punggung saudaranya yang mulai menjahuinya, dan Jong Jin merasa lega, karena Jong Woon tak menampakkan wajah kusamnya seperti masa-masa dulunya.

[FF] SEVERELY (YESUNG FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang