Chapter 5

420 13 0
                                    

MOUSE RABBIT CAFFE

Kim Jong Woon serta sang manager tampak berada diruangan VIP dari sebuah kafe milik keluarga dari Kim Jong Woon sendiri, kini keduanya terlihat sibuk dengan layar laptop didepan mereka masing-masing. Sembari menunggu tamu pentingnya datang, keduanya hanya berdiam pada kesibukan mereka.
Tuk Tuk Tuk......
Suara sepatu kulit terdengar menghampiri tempat Jong Woon dan manager Choi berada, tetapi keduanya tetap tak menggubris dan tetap memperhatikan laptop mereka masing-masing.
UHUM!!!
Akhirnya suara deheman seorang pria membuat keduanya mengarah pada orang itu cepat.
Mata manager Choi tersentak terkejut saat melihat orang yang telah berdiri dan memberikan tanda salam untuknya. Sedangkan Jong Woon, pria itu sedikit memicing berfikir dengan wajah orang yang tak asing menurutnya.
"Direktur! Berdirilah,! Beliau adalah tamu kita" Seru Manager Choi sedikit bergeming dan membangunkan tubuhnya sopan.
"oh???" sontak! Jong Woon pun langsung berdiri dan memberikan salam pada tamu pentingnya.
"Annyeong haseyo!" Sapa Jong Woon ramah dan dibalas dengan sapaan pria didepannya dengan ramah pula.
"Jung YunHo imnida!" balas pria gagah itu sembari mengulurkan tangannya pada Kim Jong Woon.
Sejenak, Kim Jong Woon nampak melamun menatap uluran tangan pria dihadapannya, tetapi tak lama akhirnya ia menjabat uluran tangan dari Jung Yunho padanya.
"Kim Jong Woon imnida!" balas Jong Woon tersenyum sembari menatap pria dihadapannya tajam.
Kedua tangan mereka menyatu dan saling berjabat, menandakan jika kedua pria itu akan bekerja sama dalam urusan pekerjaan mereka. Ketiganya tampak berbicara dengan serius dan selalu tersenyum ditengah-tengah perbincangan mereka.
(Anggap mereka bicara masalah pekerjaan *Bow)
"Baiklah! Besok saya akan datang pada rapat di perusahaan anda!" Suara Yunho menyetujui persetujuan antara kerja sama pada hubungan perusahaan keduanya.
Ketiganya mulai berdiri dengan serempak. Sekilas, ketiganya tampak saling membungkuk memberi hormat satu sama lain,  pertanda jika pertemuan mereka malam itu telah usai dan akan berhubungan baik untuk selanjutnya.
***
IN THE MORNING
KJW OFFICE BUILDING
Semua pekerja diperusahaan tengah sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Tak terkecuali dengan pemuda yang bernama Kim Jong Jin, pemuda tampan itu terlihat membawa berkas-berkas ditangannya untuk diserahkan pada pimpinan perusahaan.
Sebagai pekerja bawahan di perusahaan KJW, Kim Jong Jin sangat terlihat rajin, walaupun itu perusahaan kakaknya sendiri. pria itu terlihat berjalan gontai karena berkas-berkas yang ia bawa tampak besar-besar dan menutupi arah jalannya.
"Maaf,,, Ruang rapat berada dilantai berapa???"
Sesaat kedua kaki Kim Jong Jin terhenti saat mendengar suara wanita yang bertanya dimeja informasi yang baru saja ia lewati sebelumnya. Sejenak, ia pun menengok ke arah belakang tubuhnya dan memicingkan tatapannya pada wanita yang mengenakan baju atasan putih dengan celana hitam sebagai bawahannya.
"Hyun In Noona???" serunya heran.
Sedangkan wanita yang masih berdiri didepan meja informasi pun menatap Kim Jong Jin yang memanggil namanya. "Kau??? Bagaimana kau bisa disini???" Tanya wanita yang bernama Lee Hyun In itu dengan akrabnya. Kini Lee Hyun In merasa tak berbasah-basih dan menghampiri pria muda itu.
Kim Jong Jin dan Lee Hyun In tampak bicara dengan serius, sedangkan petugas informasi dan orang-orang yang melihat Lee Hyun In sedikit merinding karena mereka berfikir jika wanita itu adalah kekasih Kim Jong Woon yang telah meninggal.
"Saya bekerja disini!" Kim Jong Jin menjawab pertanyaan Hyun In sebelumnya.
"Lalu, ada perlu apa Noona kemari???" lanjut Jong Jin bertanya.
"Apa kau bisa menunjukkan ruang rapat diperusahaan ini?"
"Mwoo......???" nada Jong Jin sedikit meninggi karena tak percaya.
"Kenapa??? Noona adalah perwakilan dari perusahaan Jung yang kini bekerja sama dengan perusahaan ini, ada yang salah???" Tanya Hyun In menyeringai.
Kim Jong Jin sedikit terkejut dengan pernyataan dari wanita dihadapannya, pria muda itu bahkan tak tahu jika kakaknya telah bekerja sama dengan perusahaan milik tunangan dari Lee Hyun In. Tetapi saat itu Kim Jong Jin memutuskan untuk pura-pura tak tahu apa yang telah terjadi.
"Tidak! Tentu tidak salah! Saya juga akan menuju keruangan direktur! Jadi kita satu tujuan, Mari kita pergi bersama-sama" Kim Jong Jin dengan santainya mengobrol ria pada Lee Hyun In yang memang tak tahu jika itu adalah perusahaan Kim Jong Woon.
Keduanya tampak berjalan bersama menyusuri koridor perusahaan, Sesekali Kom Jong Jin tampak mendengus karena keberatan dengan barang-barang yang dibawanya.
"Ya Ampun! Kenapa kau tak meminta tolong padaku!". Tiba-tiba Lee Hyun In merebut setengah dari barang-barang yang dibawa Kim Jong Jin sebelumnya.
"Hehehe....." Kim Jong Jin hanya terkekeh kecil karena kecanggungannya.
"Bukankah kita hanya orang asing,? Jadi mana mungkin saya meminta pertolongan Noona!" Lanjut Jong Jin malu-malu.
Csk.... Hyun In berdesis, "jika kau meminta pertolongan lagi, bahkan ini bukan yang pertama kalinya!" Ledek Hyun In pada pria muda disampingnya.
"Hey!!! Bukankah kau belum pernah menyebutkan namamu pada Noona??". Lanjut Hyun In mencairkan suasana antara keduanya.
"Hehe.... Begitukah???" Balas Jong Jin berfikir dan menghentikan langkahnya sejenak.
"Saya Kim Jong Jin! Pria Tertampan dari dua saudara, senang bertemu kembali dengan Noona!" Racau Jong Jin lalu melanjutkan jalannya.
Cara perkenalan Kim Jong Jin membuat Lee Hyun In terkekeh renyah. Tetapi senyuman renyah dari Lee Hyun In terhenti saat melihat orang-orang yang berlalu lalang tampak memandangnya aneh.
"Hey! Kenapa semua orang menatapku dengan tatapan aneh??" Sela Hyun In ditengah-tengah jalan mereka.
~~~"Itu Karena kau mirip dengan kekasih Hyung yang pernah bekerja disini juga," Sekelabat, Jong Jin menjawab pertanyaan Hyun In didalam hati.
"Mungkin karena Noona sangat cantik!" celetuk Jong Jin menyembunyikan sesuatu.
"Csk..... Kau pandai sekali menghibur orang!," balas Hyun In kembali tersenyum dengan mengembang.
"Jong-jin ah~"
"Eoh??? Noona memanggil namaku???" Celetuk Jong Jin menampakkan wajah imutnya.
dan itu kembali membuat senyuman Hyun In kembali terkuar. "Apakah atasanmu baik???" lanjut Hyun In bertanya lagi pada Kim Jong Jin.
"Eummm........" Jong Jin hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Lee Hyun In.
"Jinjja??? Jika seperti itu Kau beruntung! karena Noona pernah bertemu dengan atasan killer!" balas Hyun In kembali terkekeh dan kini keduanya tampak memasuki lift bersama.
~ Dia tidak seperti itu, Dia Baik! dan Sangat baik! Jika Noona mengenalnya, Noona pasti merasakan betapa hangatnya saat berada disampingnya.~ Kim Jong Jin tampak melamun setelah berdiri didalam lift.
"Lantai berapa kita akan pergi?"
"................." Kim Jong Jin terdiam melamun tak menjawab pertanyaan Lee Hyun In.
"Hey!!!!!" Hyun In mengagetkan Kim Jong Jin seraya menyenggol pinggul Jong Jin menggunakan sikuya.
"Lima! Kita akan pergi kelantai lima". Tungkas Jong Jin langsung menekan tombol lantai pada lift. Sedangkan Hyun In yang melihat tingkah Jong Jin hanya menggelengkan kepalanya heran.
MEETING ROOM OF KJW OFFICE
Setengah jam waktu telah berjalan, sementara tamu utama saat itu belum juga datang dalam rapat hari itu. Semua pekerja penting di perusahaan KJW terlihat tetap setia menunggu tamu utama yang belum juga datang hari itu.
"Aigoo... Kenapa Tamu Utama lama sekali" geming para pekerja pada pekerja lainnya.
"Sebentar lagi, mungkin beliau masih dalam perjalanan." Sela manager Choi yang ternyata mengetahui gemingan dari pekerja lainnya.
"Mungkin dia tidak akan datang!" geming Pemimpin rapat yang tak lain adalah Kim Jong Woon. Pria itu tampak pasrah akan keadaan rapat pada hari itu.
"Tidak mungkin Direktur! Beliau sudah berjanji pada kita..."
~Ceklek~
Suara pintu masuk pada ruangan Meeting terbuka. Dan suara pada pintu itu seakan memutuskan kalimat dari manager Choi untuk Kim Jong Woon sebelumnya, serta semua mata tertuju pada pintu masuk di ruangan rapat saat itu.
"Anyyeong haseyo!" ternyata bukan tamu utama Jung Yunho yang datang melainkan seorang wanita cantik yang telah memasuki ruangan pertemuan saat itu.
Lee Hyun In, yah! Wanita itu kini tampak tersenyum mengembang dan menatap semua pekerja yang telah datang pada rapat saat itu. Namun seketika, matanya melebar sayup saat menangkap seorang pria yang duduk sebagai pemimpin pada rapat hari itu, tetapi bukan hanya dari sisi wanita itu yang terkejut, melainkan pemimpin rapat juga tampak menatapnya tak percaya.
~Ceklek~~
Pintu ruangan Meeting kembali terbuka, kini semua orang beralih lagi menatap pintu yang telah terbuka diruangan itu, kecuali Kim Jong Woon dan Lee Hyun In, karena keduanya saat ini masih saling pandang dengan herannya.
Sedangkan, yang tengah membuka dan memasuki ruangan Meeting setelah Lee Hyun In adalah Kim Jong Jin. Pria muda itu kini dengan bergegas memasuki ruangan meeting dan menghampiri kursi kosong disamping saudaranya.
"Annyeong haseyo!" sapa Jong Jin singkat lalu mendudukkan diri disamping kakaknya. sekilas, Mata Jong Jin menatap sejenak dua anak manusia yang saling terkejut satu sama lain dan masih saling berpandangan.
"Oh!!! Noona!!!" Umpat Jong Jin tiba-tiba dan membuat semua memandangnya serempak,  termasuk juga Lee Hyun In serta Kim Jong Woon. kini semua mata tertuju pada pria muda yang berdiri tanpa sungkan itu.
Yah, memang Kim Jong Jin melakukan itu hanya untuk memalingkan kecanggungan dalam ruangan rapat hari itu.
"Kenapa semua tampak canggung seperti ini??? Kenapa kalian tidak menyambut tamu utama dari Perusahaan Jung???"
"Hoh????"
"?????"
Semua orang didalam ruangan rapat sedikit heran dan memicing pada wanita yang masih berdiri bimbang didalam ruangan Meeting.
"Ohhh!!! Annyeong haseyo! Silahkan perkenalkan diri anda dihadapan kami!" Suara Manager Choi kini melanjutkan tugas dari Kim Jong Jin.
"Ne..... Annyeong Haseyo..." Sapa Lee Hyun In memulai memperkenalkan diri, dan membuat semua beralih memandangnya lagi.
"Nama saya Lee Hyun In! Saya adalah wakil direktur dari perusahaan Jung, karena Direktur utama kami tidak bisa datang untuk rapat hari ini, di sebabkan ada sesuatu yang tak dapat ditinggalkannya, Maka dari itu saya datang untuk mewakilkannya, Mohon harap dimaklumi, Terima kasih"
Semua orang bukannya mendengar perkenalan dari Lee Hyun In melainkan saling bergumam pada orang-orang disampingnya.
"Bukankah dia tunangan Direktur???"
"Mana mungkin! Noona So Yeon sudah meninggal!"
"Bukankah ini begitu aneh???"
Semua tampak berbisik satu sama lain, sedangkan Kim Jong Woon yang selaku sebagai pemimpin rapat, ia bahkan tak bisa menetralkan pikiran dan matanya saat ini. Semua keluh pilu dan kesesakan dihatinya seolah tertuju pada wanita dihadapannya.
"Uhumm!!!!" Suara deheman Kim Jong Jin kembali mengagetkan semua anggota rapat.
"Apakah Rapat ini bisa dimulai!" umpatnya marasa kesal.
"Ya! Mari kita memulai rapat untuk hari ini!" suara Manager Choi membuat semua bersikap tegap dan saling berdehem menghilangkan kecanggungan mereka.
"Wakil Direktur dari perusahaan JUNG silahkan duduk!" lanjut Manager Choi mempersilahkan Lee Hyun In untuk duduk.
"Gamsha hamnida!" Balas Lee Hyun In mendudukkan diri pada kursi yang disediakan, dan Posisi Lee Hyun In yang selaku sebagai tamu utama kini ia menduduki kursi yang berhadapan lurus pada direktur utama Perusahaan KJW,.
Lee Hyun In melihat sorot tatapan Direktur yang selalu mengarah padanya, namun untuk saat ini ia tak bisa marah ataupun mengumpat kesal pada pria yang terus menatapnya itu, Lee Hyun In kini hanya bisa menunduk dan mencoba tidak canggung dimata semua orang yang berada diruangan rapat.
***
Lee Hyun In mulai melakukan pekerjaannya sebagai pimpinan dari perusahaan JUNG.
"Kami telah berkonsultasi pada perusahaan asing dan dapat memasarkan produk dari perusahaan ini"
"Semua distributor kami sangat siap jika bekerja dengan perusahaan kalian. Jadi, jika para pekerja serta direktur mengijinkan, kami akan mengambil alih atas pemasarkan produk anda ke luar negeri"
seolah menyetujui kalimat dari Lee Hyun In, semua hanya dapat mengangguk kagum dengan apa yang dilontarkan oleh Lee Hyun In didalam rapat.
___SKIP___
Semua telah melakukan rapat layaknya rapat pada umumnya, Lee Hyun In telah melakukan Rapat itu dengan sempurna, akhirnya hubungan antara Perusahaan JUNG dan Perusahaan KJW resmi bekerja sama.
Karena Rapat dihari itu telah usai, semua anggota rapat satu persatu telah meninggalkan ruangan rapat. Dan kini hanya tersisah, Kim Jong Woon, Kim Jong Jin, Manager Choi dan Lee Hyun In selaku tamu utama.
Kim Jong Woon dan kedua orang tangan kanannya masih terduduk menunggu tamu utama mereka yang masih terlihat membereskan berkas-berkas rapatnya hari itu.
Ke empat orang didalam ruangan rapat itu membungkam mulut mereka masing-masing, Kim Jong Woon, Kim Jong Jin serta Manager Choi tampak menatap sendu seorang Lee Hyun In yang sibuk dengan aktifitasnya, Manager Choi yang berada ditengah-tengah mereka merasa canggung dan salah tingkah sendiri.
"Uhumm!! Saya permisi dulu Direktur!" Seru Manager Choi pelan namun tak mendapatkan jawaban dari Kim Jong Woon melainkan anggukan dari Kim Jong Jin sebagai perwakilan kakaknya.
Kini didalam ruangan rapat tinggal tiga orang muda yang membungkam mulut mereka.
Sekilas, Kim Jong Jin yang ada di sana menatap tatapan kakaknya pada Lee Hyun In yang masih sibuk dimejanya.
"Noona!" suara Kim Jong Jin membuat kepala Lee Hyun In terangkat dan menatap pria muda itu dengan tersenyum ramah. Tetapi sekejap, senyuman ramah Hyun In musnah tatkala matanya beralih pada pria disamping Jong Jin yang memandangnya sendu.
Kim Jong Jin mengetahui itu. perlahan, pria muda itu terlihat mendekati meja Lee Hyun In dengan akrabnya.
"Noona! Kau begitu mengagumkan! Bahkan selama rapat aku hanya bisa mengagumi setiap kata-kata dari bibirmu"
Heuummms.... Hyun In sedikit tersenyum malu seraya memasukkan berkas-berkasnya didalam tas. "Bukankah kau begitu berlebihan???" seru Hyun In menyeringai.
"Anniyo... Memang kau sangat mengagumkan!" Seru Jong Jin lagi, Mereka sepertinya lupa jika ada seseorang didalam ruangan itu.
Yah, Kim Jong Jin tahu itu, tetapi Kim Jong Jin melakukan itu seakan ia memberikan cara pada kakaknya untuk mendekati wanita itu.
Dasar bodoh!Jong Jin bahkan tak tahu apa yang sebenarnya saudaranya sembunyikan darinya, Yah! Jong Woon memang tak ingin mendekati wanita itu karena keinginan seseorang padanya, yaitu keinginan Lee Hyun In itu sendiri.
"Berhentilah seperti itu! Kepala Noona akan mengembang terus-menerus jika kau terus meracau mengagumi Noona!" seru Hyun In mulai meletakkan tas pada bahunya, menandakan jika ia akan pergi dari ruangan rapat.
Sejenak, Hyun In menatap pria yang masih memperhatikannya saat itu, dan sejenak pula, Ia membungkukkan badan seolah memberikan tanda hormat pada rekan kerja barunya itu.
"............" Jong Woon masih tetap bungkam dan hanya melihat apa saja yang dilakukan oleh Lee Hyun In.
Tak berselang lama, Lee Hyun In yang di ikuti oleh Kim Jong Jin telah keluar dari ruangan rapat. Ternyata Kim Jong Jin memutuskan untuk mengantar Lee Hyun In sampai didepan gedung perusahaan.
"Kenapa kamu tak bicara jika perusahaan ini pimpinan saudaramu?" Suara Lee Hyun In yang berjalan dikoridor perusahaan membuka perbicangan antara ia dan Kim Jong Jin.
"Maaf, aku hanya ingin Noona mengetahuinya sendiri" balas Jong Jin sedikit menunduk merasa bersalah.
Huufffshhh...sekilas deruhan nafas muncul dari bibir Lee Hyun In, "Bukankah dunia begitu kecil??? Siapa yang menyangka jika Noona dan Hyung mu itu akan bekerja sama"
"Menurutku itu adalah takdir!"
DEG....
Jawaban Jong Jin membuat jantung Hyun In terhenti sejenak, namun sedetik kemudian, Hyun In kembali mencairkan pembicaraan lagi dan melupakan jawaban Kim Jong Jin.
"Tsk... Mungkinkah seperti itu???" tanya Hyun In kembali bergurau.
"Hehe..... Meolla..." Balas Jong Jin menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Keduanya kembali berjalan dan nampak sangat akrab, walaupun mereka hanya beberapa kali bertemu. Tetapi keakraban mereka seperti sudah mengenal sejak lama.
Lee Hyun In dan Kim Jong Jin telah sampai pada pintu masuk perusahaan KJW.
"Ohh...Noona tak membawa mobil?" tanya Jong Jin membuka pembicaraan lagi sebelum Hyun In sepenuhnya pergi.
"Anni... Sebelumnya Noona kesini di antar seseorang" balas Hyun In tersenyum.
"Apakah dia tunangan Noona???"
Pertanyaan Jong Jin membuat kepala Hyun In menghadapnya kaget.
"Hummms........" Namun Hyun In tersenyum lagi mendengar jawaban Jong Jin yang sangat ceplas-ceplos.
"Anniya! Tapi Sopir Noona yang mengantar Noona" Balas Hyun In menahan tawanya.
"Ahh... Mian..." Seru Jong Jin menunduk malu.
Kini Lee Hyun In menghadapkan tubuhnya sejenak pada Kim Jong Jin yang berdiri disampingnya dan melihat pria muda itu menunduk malu karena racauannya.
"gomawo... Tanpa adanya dirimu, mungkin Noona sudah tenggelam dalam kecanggungan hari ini" seru Hyun In berterima kasih.
"Nde???" Pernyataan Hyun In membuat kepala Jong Jin kembali tegak.
"Benarkah??? Wahhh... Saya senang mendengarnya," balas Jong Jin tersenyum lebar.
"Kau tahu,,, Kau sangat berbeda dengan saudaramu!" seru Hyun In lagi.
Kim Jong Jin sedikit menunduk memikirkan sesuatu.
"Anniya! Noona belum mengenal Hyung dengan baik, jadi Noona tak tahu"
"Ahhh Jong Jin ah! Noona pergi dulu....." seperti menghindari pembicaraan yang lebih serius, Hyun In tampak menyeka kalimat dari Kim Jong Jin, seraya berlari kecil menuju taksi yang telah berjajar menunggu penumpang.
~~~"Ketahuan sekali, jika Noona menghindari percakapan ini" Batin Jong Jin menatap Lee Hyun In yang mulai menaiki taksi.
***
MEETING ROOM
Kim Jong Woon tetap tak berkutik pada duduknya sebelumnya, Ia masih membayangkan gerak-gerik Lee Hyun In pada saat rapat hari itu.
Ingin! Ingin sekali ia menyapa, mengulurkan tangan sebagai persetujuan bekerja sama atau yang lainnya, bahkan semua itu tak bisa dilakukannya dan hanya dilakukan oleh managernya, karena selama rapat ia hanya diam dan mengangguk setuju tanpa memikirkan sesuatu.
~Ceklekk!
Pintu ruangan rapat yang telah sepi kembali terbuka, ternyata Kim Jong Jin memasuki lagi ruangan tersebut.
"Kenapa Hyung tak tidur saja dirumah!" cercahnya pada saudaranya yang masih melamun.
"Sebagai tamu utamamu hari ini, harusnya kau mengantarnya keluar sebagai tanda kehormatan atas kerja sama perusahaan kita dan perusahaannya!"
"Kkaaah(keluar)" Bukannya menjawab, tetapi seruan lirih Kim Jong Woon terdengar mengusir sang adik.
"Hyung!!! Bangunlah Hyung! Bukankah ini yang Hyung inginkan, Tuhan menjawabnya Hyung, bahkan dia datang menemuimu tanpa kau minta."
"AKU BILANG KELUAAAAAR!!!!"
BRAKKKK.....
Umpatan kasar disertai dengan berkas-berkas yang terjatuh di lantai membuat bising didalam ruangan rapat itu. Kim Jong Woon sangat geram dan ingin marah pada saudaranya saat itu hingga ia terlihat membangunkan tubuhnya kasar dan menyapu berkas-berkas didepannya hingga berserahkan dilantai.
Jong Jin sedikit terkejut dengan sikap saudaranya saat itu. "Hy...Hyung???" lirihnya takut.
"Bukankah kau yang menyuruhku tak mendekatinya, dan bukankah kau yang juga menyuruhku menjahuinya!!! Kenapa!!!! Kenapa sekarang kau bersikap seperti ini! Bukankah kau begitu menjenggkelkan!"
Sejenak, Jong Jin menunduk dan mencerna kalimat yang mengumpat dari mulut kakaknya.
((Bukan kau,,, tapi Lee Hyun In,, dan kini aku mencoba menjahuinya, namun wanita itu bahkan datang menemuiku, sangat menjengkelkan bukan?)*Kim Jong Woon Pov))
"Yah!!! Memang aku yang melarangmu menemuinya, dan memang aku yang menyuruh hyung untuk menjahuinya, Tapi sekarang aku sadar Hyung, sepertinya ini adalah rencana tuhan untukmu" setelah lama berfikir, akhirnya Jong Jin mendapat jawaban untuk pernyataan kakaknya.
"Rencana yang begitu menyulitkanku! Aku bahkan tak menyukai rencana tuhan ini." ungkap Jong Woon tanpa menatap sang adik.
"Hyuuung???"
"Keluarlah!" Lirih Jong Woon memerintahkan adiknya.
Tak berlama-lama membuat saudaranya lebih kesal, Jong Jin akhirnya keluar dari ruangan rapat saat itu.
Didalam ruangan rapat tinggal Kim Jong Woon seorang, kini Pria itu terlihat mendudukkan kasar tubuhnya pada kursi yang ada dibelakangnya seraya kedua tangannya mendarat kasar pada meja rapat dihadapannya.
Brakkk~ Brakk~ Brakk~
Kasar dan bengis Jong Woon memukulkan kepalan tangannya pada meja rapat dihadapannya. bibirnya tampak bergetar dan air matanya tampak keluar deras dari pelupuk matanya.
~~Sakit!!! Bahkan menyembunyikan ini ternyata lebih sakit dari pada melihatnya bersama pria lain.
Sekuat apapun yang pria itu lakukan, namun semakin sakit pula kepedihan dalam hatinya. Pria itu tampak berseduh-seduh dalam tangisannya didalam ruangan rapat hari itu. Suara mengaung-ngaung dari tenggorokannya sangat mendandakan jika ia ingin mengeluarkan semua kepedihannya saat itu.
Tidak! Ia tak akan mengeluarkan kepedihannya untuk saat ini. Selama itu ia akan tetap menahannya, ia akan menahan dan akan tetap menunggu hingga saat itu tiba. Saat wanita itu tersenyum padanya dan bahkan berubah mencintainya.
Gila??? Yah! Siapa yang tak menganggapnya gila, jika ia memutuskan untuk menunggu wanita yang berstatus akan menikah dengan orang lain.
Kim Jong Woon sangat mengetahui itu, masa bodoh apa yang dikatakan semua orang, namun hingga saat ini perasaan itu akan tetap bersembunyi dan tak akan ada yang tahu.
***
Hari telah menjelang sore, Kim Jong Woon kini terlihat mengayun-ayunkan kedua kakinya berjalan pada trotoar di sekitar gedung perusahaannnya, sebisanya ia akan melupakan sakit hatinya pada hari itu, terlihat jelas mata pria itu masih memerah karena tangisannya sebelumnya.
~~~
Baby everyday you make negyote issojul sesang geu muotboda sojunghan sonmul geudemane sarangin-gol yaksokheyo Yes I do I can' t stop loving you
(Singing Loving You FROM K.R.Y)
__________________
Disaat berada ditengah-tengah jalannya, kedua kaki Kim Jong Woon sejenak terhenti ketika melewati sepasang anak muda yang memadu kasih disebuah kursi umum, dengan sang pria memainkan gitar dan bernyanyi untuk sang kekasih yang duduk disampingnya.
Bibir Jong Woon tersenyum kelu ketika melihat hal itu, ia kembali mengingat masa-masa pertama jadian dengan Park So Yeon saat itu. Jong Woon juga menyanyikan lagu itu didepan kekasinya.
*
Huffsss... Deruhan nafas Jong Woon terhembus berat, ia tak ingin lagi bernostalgia pada kenangan-kenangan yang perlahan telah menghilang, kedua kakinya kembali berjalan-jalan pelan diatas trotoar dan tak tentu arah tujuan.
Angin terus bersemilir kencang dihari yang akan menjelang sore itu, kabut dilangit juga bergumbal membentuk awan hitam pada sore itu, sepertinya memang hari itu akan datang hujan.
Namun tak peduli dengan itu, Jong Woon yang kini mengenakan kemeja putih dengan dasi yang tak beraturan tampak terlihat tetap berjalan-jalan menikmati udara mendung sore itu.
Sayup-sayup matanya memandang sendu sepatu hitam yang ia kenakan saat ini, bahkan sepatu hitam yang sebelumnya mengkilap kini berubah kusam seperti hatinya.
Sejenak, Jong Woon memberhentikan langkahnya, entah apa yang dilakukannya, pria itu tampak berjongkok dan ternyata ia membersihkan sepatu kusamnya dengan tisue miliknya, agar sepatu itu tak kusam seperti hatinya lagi.
"Sepertinya debu telah menutupi rupa aslimu," lirihnya seolah bicara pada sepatu hitamnya.
Mungkin hal itu adalah salah satu hiburan untuknya.
Kritik-Kritik-Kritik.....
Hujan tiba-tiba turun dan membuat tubuh Jong Woon terbangun dari jongkoknya cepat, sejenak, pria itu terlihat mengedarkan pandangannya menatap kanan kiri mencari tempat untuk berteduh, dan saat itulah ia baru tersadar jika ia telah berjalan jauh dari kantornya. sekilas Mata pria itu memicing saat melihat sebuah Halte yang tak jauh dari posisinya saat ini.
Sekencang-kencangnya, pria itu terlihat berlari dan ingin berteduh melindungi tubuhnya dari air hujan.
Kini Kim Jong Woon telah sampai disebuah halte bus yang memang sepi dari pengunjung, "huuufffshhh...." Deruhan nafas Jong Woon keluar dengan berat, seraya mengosok-gosokkan telapak tangannya didepan mulutnya, saat itu ia mencoba mengurangi kedinginan yang seolah merasuki tulangnya.
Sekilas mata Jong Woon menangkap kedua sepatunya yang kini tak kusam lagi karena air hujan. Dan itu membuat bibir pria itu terulum singkat,  "bahkan kau bisa bersih hanya dengan percikan air hujan, aku juga ingin sepertimu" lirihnya tersenyum pilu.
*
"Ahhhh.... Kenapa harus turun sekarang!!!"
Sekilas, telinga Jong Woon mendengar desusan wanita yang baru saja menghampiri Halte dan berdiri disampingnya, dan hal itu membuat tubuh Jong Woon menegang tiba-tiba, perlahan Ia mengangkat kepalanya pelan dan sangat pelan kini ia menatap seorang wanita yang berdiri disampingnya untuk berteduh.
Benar! Ternyata wanita itu adalah Lee Hyun In, Yah wanita itu saat ini terlihat mengibas-ngibaskan bajunya yang basah karena air hujan sembari membawa sekantong belanjaan ditangannya. Sepertinya wanita itu telah berbelanja setelah melakukan pekerjaannya di kantor perusahaan KJW sebelumnya.
Wanita itu kembali terdengar berdesis kesal karena turunnya hujan hari itu. "Ahhh.... Kenapa semakin deras...." racaunya menatap hujan dihadapannya, dan disaat memutari hujan didepannya, tanpa ia sadari matanya menatap seorang pria disampingnya, dan saat itu juga mata Lee Hyun In melebar terkejut karena melihat pria yang berdiri disampingnya dekat.
Bahkan ia baru tersadar jika ia berteduh dari hujan bersama pria yang selama ini memang dihindarinya.
Lee Hyun In menatap sendu wajah Kim Jong Woon yang menatapnya tanpa berkedip.
Dengan segera, Hyun In pun memalingkan wajahnya cepat dari pandangan pria disampingnya,  sebisa mungkin wanita itu ingin mencoba menghindar, dan benar! Tanpa mempedulikan jika hujan masih turun lebat, ternyata Hyun In ingin keluar dari halte saat itu.
"Ahhh... Mungkin aku harus mencari taksi segera!" Gumamnya mencari alasan lalu melangkahkan salah satu kakinya untuk keluar dari halte.
Namun disaat Hyun In akan keluar dari halte, tanpa di duga salah satu tangannya tertahan karena genggaman pria yang berada disampingnya. Lee Hyun In terkejut dalam degupan jantungnya, Ia bahkan tak bisa menatap pria yang ada dibelakangnya saat ini. Gugup ataukah rasa tak suka pada pria itu, Hyun In merasa bimbang saat ini.
"Bertahanlah disini," Suara pria itu akhirnya berdesus didalam gendang telinga Lee Hyun In.
Hanya diam, Lee Hyun In tetap pada posisi satu kaki yang akan melangkah dan tetap tak membalas pria yang masih menahan lengannya.
"Tetaplah disini, karena aku yang akan pergi"
Suara Kim Jong Woon kini membuat kepala Lee Hyun In mengarah padanya, dan saat itu juga Lee Hyun In melepas dingin genggaman tangan Kim Jong Woon dari lengannya.
"Terima kasih! Tapi aku akan pergi!" balas Hyun In memalingkan tubuhnya cepat dan memutuskan untuk keluar dari halte. Namun di saat wanita itu akan keluar sepenuhnya dari halte, ia tak menyadari sesuatu
Tiiiiiiiiiin...........
Suara klakson sebuah mobil berdecit keras saat melihat tubuh wanita yang tiba-tiba akan menyebrang didepan mobil itu.
ANDWE!!! Kim Jong Woon mengumpat terkejut saat melihat mobil yang melaju cepat.
SSSRRTTTT!!!
Disaat sebelum tubuh Lee Hyun In dimakan oleh maut, Pria yang tak lain adalah Kim Jong Woon ternyata menarik tubuh Hyun In ke dalam pelukannya sebelum mobil itu menerjang tubuh ramping wanita itu sepenuhnya.
Hangat! Bahkan pelukan tak terduga antara keduanya itu terasa sangat hangat dari sisi keduanya.
Kim Jong Woon dengan erat seraya memejamkan matanya tetap mendekap tubuh Lee Hyun In. "Gwaenchana...! Kau akan baik-baik saja, Percayalah" Gumam Jong woon lirih dan tetap mendekap tubuh Lee Hyun In erat.
Tak dapat melakukan apa-apa Lee Hyun In seolah semakin hanyut dalam dekapan pria itu, matanya hanya terkejut heran saat mendengar lirihan-lirihan Kim Jong Woon ditelinganya, Bahkan wanita itu sama sekali tak menyibak pelukan pria itu, melainkan hanya diam dan merasakan hangat pada pelukan itu.
Kriiiiing......~~~~~~~~
Seketika, Suara ponsel milik Lee Hyun In berbunyi, dan dengan segera, Wanita itu akhirnya melepas dekapan Kim Jong Woon dengan kasar.
Tak berkata apa-apa Lee Hyun In kini beralih pada ponsel miliknya. Sedetik kemudian, Mata Nyun In tersentak kaget saat melihat nama tunangannya bergerak-gerak pada layar ponselnya.
Aneh??? Yah! Bahkan sikap itu sangat aneh ditujukan oleh Lee Hyun In saat ini, entah mengapa ia merasa seperti tertangkap basah saat ini, Walaupun hal itu tak ada yang melihatnya. Dengan sedikit gugup Lee Hyun In mulai mengangkat panggilan pada ponselnya.
"Yeo...Yeobeoseyo...." Serunya terpatah.
~Kau dimana chagiya??? Sekarang aku ada didepan perusahaan KJW"
"Heo???? Kau sudah pulang???" tanya Hyun In pada panggilan di ponselnya.
~"Ummm..... Kau dimana heum??? Aku akan menjemputmu"
"Sekarang aku ada di halte yang berada di jalan Sapphire blue"
~"Baiklah aku segera kesana, Gidaryo.!."
"Eumm....." geming Lee Hyun In lalu menutup ponselnya cepat.
Lee Hyun In dan Kim Jong Woon masih berdiri pada halte bus berdua, keduanya terdiam dan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Lee Hyun In nampak canggung saat ini, kepalanya kini menatap kanan-kiri menunggu mobil kekasihnya yang akan menjemputnya, sementara Kim Jong Woon, Pria itu hanya diam dan sekilas ia menatap lagi sikap wanita disampingnya. Wanita itu tetap sama seperti sebelumnya, membisu dan tak menyapanya melainkan hanya sibuk dengan aktifitasnya sendiri.
Disaat keheningan antara keduanya hadir, tak lama sebuah mobil berwarna hitam menghampiri mereka. Dan sekilas itu membuat bibir Lee Hyun In merekah singkat dengan berhentinya mobil hitam itu.
Sedetik kemudian, seorang pria dengan payung di tangannya terlihat keluar dari mobil dan menghampiri halte yang ada dipinggir jalan.
"Aouuchhh... Dingiiin...." Umpatnya saat berjalan diantara mobil dan juga halte.
Saat ini Pria yang bernama Jung Yunho telah sampai dibawah teras halte dan berdiri didepan Lee Hyun In, "Ahhh.... Kenapa hujan tak berhenti..." Serunya seraya menutup daun payung yang telah ia pakai sebelumnya, seruan Yunho kini hanya mendapat senyuman lembut dari Lee Hyun In didepannya.
"Kau tidak apa-apa kan???" tanya Yunho pada Lee Hyun In seraya meraba bahu wanita itu lembut, sekilas mata Yunho kini beralih pada seorang pria yang memalingkan wajahnya menatap hujan.
"Oh.....Kim Jong Woon direktur???" Seru Yunho sembari mengintip sejenak wajah pria disampingnya.
Dan seruan Yunho itu hanya mendapat tundukan ramah dari Kim Jong Woon. Mendapatkan hal itu Yunho kini menghampiri tubuh Kim Jong Woon sejenak.
"Maafkan saya, saya tidak bisa datang pada rapat hari ini, karena ada suatu hal yang sangat mendesak, itu sebabnya saya mengirimkan wakil direktur ke perusahaan anda" Jung Yunho kini nampak berbincang pada Kim Jong Woon.
Heummm.... Kim Jong Woon hanya tersenyum singkat, "tidak apa-apa, Bahkan wakil direktur telah melakukan yang terbaik untuk anda" Balasnya ramah.
"Benarkah???" seru Yunho melirik sedikit Lee Hyun In yang menunduk malu.
Eummm..... Balas Jong Woon bergeming dan tetap tersenyum pilu.
"Oppa!(panggilan sayang Hyun In pada Yunho)"
"Heummm???" Yunho menatap sejenak ke arah Lee Hyun In yang memanggilnya.
"Eommeonni(Ibu Yunho) pasti menungguku! Karena aku sudah berjanji padanya untuk memasak dirumah hari ini" Seru Hyun In sembari mengangkat kantong belanjaan ditangannya dan di tunjukkan pada Jung Yunho, seperti tak ingin tenggelam diantara kedua pria disampingnya,  Lee Hyun In mencoba mencari alasan agar dapat menghindari hal itu.
"Eumm...baiklah..." Balas Yunho menyetujui keinginan kekasihnya.
"Direktur! Sampai bertemu lagi" Suara Yunho kini beralih pada Kim Jong Woon yang hanya menampakkan anggukan dan senyuman kelunya.
Kini dengan bergegas, Jung Yunho terlihat menarik pelan lengan Lee Hyun In seraya membuka payung yang masih ada ditangannya. Dan sesaat itu juga tangan Yunho beralih mendekap lengan bagian atas milik Lee Hyun In lalu dieratkan pada tubuhnya dibawah payung, untuk melindungi tubuh wanita itu dari air hujan.
Jujur saja, Kim Jong Woon tak sanggup lagi melihat kemesraan antara kedua pasangan itu, matanya kini hanya dapat menatap nanar kedua pasangan itu berlari kecil dibawah hujan dan sepenuhnya memasuki mobil.
Blakk~~ Jung Yunho telah memasukkan wanitanya didalam mobil dan saat ini ia terlihat berlari kecil menuju pintu pengendara disisi lain, sekilas pria yang akan memasuki mobil itu menundukkan kepalanya ramah saat melihat Kim Jong Woon yang masih berada di halte bus menatapnya.
Senyuman miris tergaris dibibir Jong Woon, Ia mencoba tetap memberikan senyum kelunya pada pria ramah itu, mata Jong Woon kini kembali beralih menatap wanita yang ada didalam mobil. Tak ia sangka, ternyata wanita itu menatapnya penuh sendu, dan sangat sendu. Entah apa yang ada dibenak wanita itu. Namun tatapan yang diberikannya pada Kim Jong Woon tak seperti sebelum-sebelumnya. Namun dalam sekejap pula, Wanita itu memalingkan wajahnya cepat saat Jong Woon menangkap matanya.
Wanita itu tampak beralih pada sang kekasih, Ia tersenyum lembut pada kekasihnya dan tampak berbincang dengan pria yang mulai duduk disampingnya.
Wanita itu tersenyum merekah didalam mobil kekasihnya, sepertinya ia tertawa lepas saat mendengar kekasihnya bicara padanya. Entah apa yang mereka bicarakan, Kim Jong Woon hanya menatap kedua pasangan itu dengan nanar.
Sakit??? Yah! Sangat sakit! Wanita yang bahkan tak pernah memberikan senyuman padanya namun kini ia melihat begitu banyaknya wanita itu memberikan senyuman pada seseorang.
Mobil mewah Yunho mulai melaju, Kim Jong Woon hanya dapat menatap mobil yang mulai menjahuinya. Dengan mata nanarnya, pria itu menatap mobil yang melaju cepat dibawah hujan.
Sementara wanita yang berada di dalam mobil, entah mengapa saat itu matanya menatap Kim Jong Woon dari bayangan yang memantul pada spion mobil disampingnya, Wanita itu menatap pria berkemeja putih itu dengan sendunya,  bahkan ia tampak melamun tak mempedulikan kekasihnya yang menyetir dan berbicara padanya.
"Lee Hyun In?"
"Lee Hyun In????"
Suara Yunho akhirnya menyadarkan Lee Hyun In dari pandangannya sebelumnya, "Ne????" Jawab Hyun In beralih menatap sang kekasih disampingnya.
Jung Yunho sepertinya mengetahui jika Lee Hyun In tengah memperhatikan pria yang masih berada di halte bus. "Bagaimana kalian bisa berada di dalam satu halte??? Apakah Direktur Jong Woon mengantarmu?"
DEG!
Pertanyaan Yunho sedikit mengejutkan Lee Hyun In, wanita itu tampak kaku saat akan menjawab pertannyaan kekasihnya.
"Dia..... Anni!!!!" jawab Hyun In sedikit terpatah.
"Aku tidak sengaja bertemu Direktur disana, dan sepertinya dia juga tengah berteduh sebelum aku berteduh disana juga" Lanjut Hyun In menjelaskan agar tak ada salah faham.
"Tsk.... Kenapa jawabanmu begitu gugup Eoh??? Bagus jika kalian saling mengenal dengan baik, karena itu bisa memperbaiki hubungan kerja antara perusahaan kita"
"Gugup.???? Csk..... Siapa yang kau bilang gugup???" tungkas Hyun In menyembunyikan kegugupannya.
Kini keduanya terdiam, namun Yunho sedikit menahan tawanya karena melihat kekasihnya yang begitu agresif dan bergumam kecil kesal padanya.
"Apakah dia orang yang baik???"
Lee Hyun In terkejut lagi dengan pertanyaan kekasihnya.
"Meolla! Tapi sepertinya dia pria dingin yang sedikit aneh"
"Aneh????" Pernyataan Lee Hyun In kini semakin membuat Yunho penasaran.
"Tidak! Hanya saja dia begitu dingin!" Balas Hyun In menyeringai.
"Oppa! Kenapa kita membicarakan orang asing itu!"
"Orang Asing???"
"Ahhh Iya! orang asing, bukankah kita baru mengenalnya???" Balas Hyun In menyelewengkan isi hatinya.
"Anni....." jawab Yunho tersenyum kecil.
"Hanya saja aku ingin mengetahui teman rekan baru"
"Csk.... Seharusnya kau yang datang! Agar bisa mengenalnya!" Umpat Hyun In jengkel.
"Hey..... Kenapa dengamu???"
Lee Hyun In diam seraya menatap pemandangan di balik jendela mobil.
"Chagi ya!!! Kau beli apa saja???"
Suara candaan Yunho tak dijawab Lee Hyun In, karena wanita itu tampak masih kesal padanya.
"Kau marah????"
Lee Hyun In tetap diam dan cemberut.
"Tsk.... Kau sangat jelek saat cemberut seperti itu" Ledek Yunho mencairkan suasana.
"Masa bodo"
Deciiiiit........~~
Mobil Yunho berhenti tiba-tiba dan mengejutkan Lee Hyun In yang memang masih kesal.
"Kenapa oppa berhenti???" Lirih Hyun In yang kini merasa takut pada sikap kekasihnya.
"Kau marah????" Yunho yang telah memberhentikan mobilnya tampak menatap kekasih di sampingnya.
"................" Hyun In bungkam, Sedikit kecanggungan kembali muncul dibenak Lee Hyun In.
"Kau marah????" tanya Yunho lagi, dan itu membuat Lee Hyun In menatap kekasinya disampingnya perlahan.
Mata Hyun In tersentak saat melihat wajah Yunho ada disamping wajahnya dekat. Dan saat Hyun In memalingkan wajahnya kearah pria disampingnya, bibir Hyun In tanpa sengaja mendarat singkat pada bibir Yunho yang memang disengaja oleh Yunho disampingnya.
Namun sesaat, Hyun In sedikit menjauhkan sentuhan bibirnya dari bibir kekasihnya karena terkejut. "Mwo Ya!" Lirihnya tersenyum kecil.
"Senyum????" Seru Yunho menyeringai ceria.
"Berhentilah Oppa!" Ucap Hyun In semakin malu-malu.
"Baiklah! Kita lanjutkan lagi perjalan kita!" Tegas Yunho yang beralih menghidupkan starter mobilnya dan melajukan mobilnya.
JUNG YUNHO HOUSE
"Oh.... Menantuku!!!!" Suara Ibu Yunho sangat bahagia ketika melihat calon menantu kesayangannya telah datang bertamu dirumahnya. tak segan-segan pula wanita baya yang biasa dipanggil Nyonya Jung itu memeluk segera calon menantunya.
Tak merasa keberatan pula, Lee Hyun In menyambut pelukan calon mertuanya hangat.
"Aigoo... Sudah lama sekali kau tak kemari!" Seru Nyonya Jung seraya menuntun lembut tangan Lee Hyun In untuk memasuki rumahnya.
"Maaf Eommeonni... Hyun In sangat sibuk belakangan ini" Jawab Hyun In sopan.
"Ya ampun! kau ini bahkan mengikuti kesibukan calon suamimu!" Seru Nyonya Jung seraya melirik putranya yang ada disamping Hyun In. Dan kedua wanita berbeda usia itu terlihat mendudukkan diri disofa ruangan tamu.
"Tentu! Toh itu untuk anak kita nanti!" Yunho membalas seruan ibunya sembari berpaling cepat menuju kamar untuk melepas jas kerjanya.
"Lihatlah!!! Calon suamimu tingkahnya seperti anak-anak sekali!" Gurau Nyonya Jung seraya menunjuk Yunho yang meninggalkan mereka.
Lee Hyun In tampak selalu tersenyum dengan canda dan gurauan calon ibu mertuanya padanya.
"Ahhh... bukankah kau ingin memasakkan untuk Eommeonni???" Nyonya Jung membuka pembicaraan lagi.
"Ne!" Balas Hyun In meraih kantong belanjaan yang ia letakkan disamping tubuhnya sebelumnya.
"Wahhh... banyak sekali??? baiklah!!! cepat masuk kedapur dan masaklah! Eommeonni akan mandi terlebih dahulu, Arrasseo!"
"Ne" Balas Hyun In ramah seraya melihat nyonya Jung memasuki kamarnya untuk membersihkan tubuhnya hari itu.
***
Lee Hyun In memasuki dapur rumah keluarga Jung dengan leluasa, sebelum memasak, wanita itu mengambil sebuah celemek terlebih dahulu untuk melindungi baju dari kotoran atau cipratan sesuatu yang akan ia masak. Tak lama, celemek bersih berwarna abu abu itu telah menempel pada tubuh Lee Hyun In, dan hanya sedetik saja kedua tangan Lee Hyun In telah beraksi menunjukkan sebuah aksinya dalam memasak.
Mengiris, menggoreng, mengukus, dan yang lainnya. Semua itu sangat mudah dilakukan oleh Lee Hyun In. Wanita yang benar-benar siap menjadi ibu rumah tangga untuk suaminya kelak.
Setengah jam telah berlalu, beberapa masakan pun sudah jadi dan ada juga yang setengah jadi. Lee Hyun In kini terlihat mengaduk-aduk sup rumput laut yang ia buat untuk masakan berikutnya, masakan yang juga menjadi makanan favorit calon suaminya. Dengan penuh cinta dan senyuman, Lee Hyun In terus mengaduk masakan berkuah didepannya saat itu.
Eummmm Heeumm Heummmm~~~
Gemingan-gemingan kecil muncul dari bibir wanita itu, seolah ia menyanyi dalam hati. Dan disaat tengah mengaduk-aduk masakannya tiba-tiba ia merasakan sentuhan lembut dari belakang tubunya dan sentuhan lembut itu kini beralih melingkar diperutnya. Ternyata itu adalah Jung Yunho yang memeluk Hyun In dari belakang seraya melingkarkan tangannya pada perut wanita dihadapannya.
"Hummmmm.... Wanginya...." Lirih Yunho yang terdengar lembut ditelinga kiri Lee Hyun In.
Lee Hyun In hanya tersenyum mendapat perlakuan itu dari kekasihnya.
"Apakah itu untukku?" tanya Yunho lagi.
"Eummmm....." Hyun In tersenyum sembari mengangguk membalas pertanyaan kekasihnya yang masih memeluknya.
Nafas Yunho terasa hangat saat mendarat dileher jenjang Lee Hyun In, namun wanita itu tetap tak memalingkan tangannya dari masakan didepannya.
Cup~~ Singkat! Lee Hyun In kembali mendapatkan ciuman mesra dari Yunho dipipinya kirinya.
"Oppa!!!" Celetuk Hyun In yang sedikit kegelian.
"Tetaplah seperti ini! Aku ingin kau merasa hangat didalam pelukanku!" Lirih Yunho semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Lee Hyun In.
Dan entah mengapa saat mendapatkan kalimat itu dari kekasihnya, Lee Hyun In sedikit terhanyut dalam lamunan.
~~Gwaenchana.. Kau akan baik-baik saja, Percayalah~~
Sekilas, Lee Hyun In mengingat di saat ia ditolong oleh Kim Jong Woon sebelumnya, Ia juga mengingat betapa eratnya pelukan Kim Jong Woon padanya ketika di halte saat itu.
Lee Hyun In terhanyut dalam lamunannya hingga ia tak menyadari jika sup rumput lautnya sudah mendidih hingga air sup itu mengembang keluar.
"Chagiya!!!" Suara Yunho seketika membuat Hyun In tersadar dari lamunannya dan menyadari jika Sup sudah mendidih hingga air keluar dari panci sup yang ia gunakan untuk memasak.
"Aigoo!" Sentak Lee Hyun In merasa cemas seraya segera mematikan kompor yang digunakannya.
"Kenapa??? kau baik-baik saja???" Suara Yunho yang telah melepaskan tangan dari tubuh Hyun In kini terdengar kawatir.
"Umm.... Aku baik-baik saja" Balas Hyun In sembari mengelap perabotan yang kotor karena ulahnya.
"Aigoo!!! Ada apa???" Kini Suara Nyonya Jung hadir memasuki dapur setelah menyelesaikan mandinya.
"Tidak apa-apa Eommeonni...." Balas Hyun In sedikit takut dan tetap membereskan perabotan.
"Gwaenchanha.... biar aku yang membereskan, kau duduklah bersama Eomma ditempat makan" Seperti khawatir pada kekasihnya, Yunho akhirnya mengambil alih pekerjaan kekasihnya dan melanjutkannya.
***
Lee Hyun In serta Nyonya Jung telah duduk pada kursi makan, Lee Hyun In merasa tak enak karena sudah mengacaukan acara masaknya hari itu, kini wanita itu terlihat menunduk tak bersemangat lagi seperti sebelumnya. Sementara Nyonya Jung yang melihatnya hanya dapat menghela nafas khawatir.
"Tidak apa-apa, itu hanya kecelakaan kecil" Suara Nyonya Jung membuat senyuman lembut terukir dari bibir Lee Hyun In.
"Sekali lagi maafkan saya Eommeonni"
"Heuhhmmmm...." Balas Nyonya Jung tersenyum lembut dan menenangkan calon menantunya.
"Chaaaannnn.... waktunya kita makan!" Suara Yunho yang membawa beberapa makanan dari dapur membuat kedua wanita yang sudah duduk sedikit mengulumkan senyuman kecil mereka.
"Waktunya makan...." Seru Nyonya Jung sembari meletakkan makanan yang dibawa putranya.
Kini ketiganya telah memakan makanan mereka, Tak ada kecanggungan lagi diantara tiga orang itu, mereka selalu bercanda ditengah-tengah aktifitas makan mereka.
__________SKIP______________
TWO HOURS LATERS
Hari telah beranjak malam, hari itu sudah didominasi dengan langit hitam karena malam, Matahari pun telah menjamah untuk istirahat karena sudah memberikan sinarnya seharian.
Malam itu Lee Hyun In yang telah mengenakan mantel hangatnya telah berdiri diteras rumah Jung Yunho, wanita itu tengah menunggu kekasih tercintanya yang akan mengantarnya pulang.
"Mianhae, sudah membuatmu menunggu" Ungkap Yunho yang baru saja keluar dari pintu rumahnya dan telah mengenakan mantel hangatnya pula.
"Tidak apa-apa, Kajja..." Seru Lee Hyun In seraya melangkahkan kakinya menuju mobil Yunho.
***
Kedua pasangan kekasih itu telah menaiki mobil dan telah berada ditengah-tengah ramainya jalanan seoul.
Keduanya tampak diam dan menatap kearah yang berlawanan, tak ada yang marah dan tak ada yang yang bermasalah dari hubungan keduanya, namun mereka hanya tak memiliki topik pembicaraan dan lebih memilih untuk diam saja.
Jung Yunho memilih diam dan hanya fokus pada aktifitasnya menyetir, sedangkan Lee Hyun In lebih memilih menikmati pemandangan kota seoul dimalam hari.
"Mouse Rabbit Caffe???" Lee Hyun In sedikit bergumam ketika membaca tulisan di sebuah papan yang ada pinggir jalan penunjuk arah
[100 METER ---> MOUSE RABBIT CAFFE]
"Csk.... Kenapa bukan Tom Jerry saja" Gumam Hyun In berbicara sendiri. Yunho mendengar gumaman Hyun In saat itu, Pria itu tampak tersenyum kecil saat mendengar gumaman kecil itu muncul dari bibir Lee Hyun In.
"Kenapa??? kau ingin kesana???" Suara Yunho membuat Hyun In menatap pria itu sejenak.
"Apa itu tempat anak-anak???" Tanya Hyun In dengan polosnya.
"Csk....." Yunho kembali tersenyum dengan kepolosan kekasihnya.
"Anniya! Sepertinya pemilik caffe itu menyukai tikus dan kelinci" lanjutnya mengarang.
"Kau ingin kesana? Sepertinya sangat cocok disaat dingin seperti ini minum kopi dengan rasa spesial dan desert yang enak." Usul Yunho.
"Apa kau pernah kesana sebelumnya?"
"Eum..." Yunho mengangguk. "Oppa pernah bertemu dengan salah satu Klien disana, kau mau mencoba?" Tanyanya.
"Eumm... Boleh" Hyun In kini mengangguk menyetujui kekasihnya.
Hanya berselang beberapa menit, mobil yang dinaiki Yunho telah sampai didepan sebuah kafe dengan nama yang unik.
Kafe yang diselubungi kaca dan berdinding putih serta lampu-lampu pada seriap sudut ruangan membuat tempat itu lebih romantis pada malam hari.
Lee Hyun In tersenyum sekilas saat kembali membaca tulisan Mouse Rabbit dengan motif telinga berkarakter pada huruf depannya. (Mouse mendapatkan karakter telinga tikus pada Huruf bagian M, Dan Rabbit mendapatkan karakter Kelinci pada bagian huruf R).
Simple namun lucu, itulah yang membuat Lee Hyun In selalu mengulumkan senyumannya.
"Kau menyukai karakter mereka???" Suara Yunho mengagetkan Lee Hyun In yang berdiri dan membaca tulisan pada dinding kafe.
"Kajja" Lanjut Yunho menarik pelan tangan kekasihnya untuk memasuki kafe.
***
Lee Hyun In dan Jung Yunho telah mendapatkan duduk pada meja yang paling ujung. dikarenakan malam itu sedikit ramai pengunjung pada kafe tersebut.
Kopi dengan rasa mocca spesial serta Desert sebagai pendamping telah siap dihadapan mereka, Hyun In sangat menikmati bagian desert yang sangat enak menurutnya, Brownis lembut dengan rasa coklat. sangat-sangat menggugah seleranya untuk memakan makanan itu.
"Bagaimana???" Tanya Yunho saat melihat Hyun In melahap brownis yang ia pesan.
"Massita(Enak!)" Jawab Hyun In tersenyum singkat.
keduanya tampak kembali bercanda disetiap obrolan mereka disudut kafe malam itu.
~~cham manhi haengbog haesseossda~~ ~Aku benar-benar bahagia~
~~neoran sarameul mannaseo~~ ~Telah bertemu dengan seseorang sepertimu ~
Sedikit suara sayup-sayup nyanyian memenuhi kafe malam itu. suara merdu seorang pria seolah menemani para pengunjung dan membuat mereka semakin betah didalam kafe itu.
~~nae gaseumeun maeil seollessgo,~ ~Hatiku selalu berdebar ~
~~nae du nuneunneoman boyeotgo~ Dan mataku ini hanya bisa melihatmu ~
~~geuttaen neoege michyeosseotji~ ~Saat itu, ~Aku sunggu mencintaimu ~
~~neol saranghandan iyuro nae ane deo gadugo jichige haesseotji~ ~Karena terlalu mencintaimu ~ Aku hanya menginginkanmu untukku ~
Suara nyanyian seseorang seolah membuat kepala pria yang bernama Jung Yunho menatap ke arah panggung yang tak jauh dari posisinya saat ini.
"Oh..????" Sesaat, Jung Yunho terkejut saat matanya menangkap seorang pria diatas panggung yang tampak duduk dibelakang piano seraya bernyanyi menghayati lagu malam itu.
Dan hal itu membuat Lee Hyun In yang sebelumnya melahap brownies kini matanya menatap kearah panggung kafe itu juga, seolah kembali tercengang, wanita itu menatap terkejut pria yang selama ini menghantuinya.
Kini keduanya hanya menatap tak percaya seorang Kim Jong Woon yang mengenakan kemeja putih seperti siang sebelumnya tengah memainkan piano dan bernyanyi diatas panggung kafe.
Semua mata seolah tertuju pada pria itu. suaranya yang merdu, sangat membuat hati para pelanggan termasuk juga Jung Yunho dan Lee Hyun In merasakan begitu dalamnya arti setiap bait didalam lagu itu. Tak dapat berkedip Jung Yunho serta Lee Hyun In tetap memandang seorang pria yang bernyanyi diatas panggung.

____TBC____

[FF] SEVERELY (YESUNG FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang