Keputusan

2.5K 156 1
                                    

"Aku...aku...aku akan menyelinap ke dunia para bangsawan dan menjadi pelayan mereka" Teriakku.

"Be..benarkah anda yakin dengan apa yang anda katakan nona!" Tanya

"Keputusan ku sudah bulat jadi, tolong persiapkan segala keperluannya"

"Tapi bagaimana dengan tuan Arnold"

"Itu akan menjadi urusanku, kapan kita bisa berangkat, tuan cedrick"

"Baiklah jika itu keinginan anda, malam ini kita akan berangkat" keputusan yang ku ambil ini mungkin adalah yang terbaik.

Malam harinya tanpa sepengetahuan Arnold, aku menyamar dan tuan cedrick akan mengantarku sampai ke tujuan.

Sebelum berangkat aku menikmati setiap kenangam yang sudah di berikan Arnold, kastil ini, ruangan ini semuanya sangat berarti untuk ku.
__________

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh kami berhenti di sebuah tempat makan untuk beristirahat.

Di sana banyak kaum manusia seperti diriku, untuk beberapa saat aku merasa senang karena bisa berkumpul dengan kaum ku meskipun mereka tidak memperhatikan kehadiranku.

Tapi semua itu sirnah saat, mereka membicarakan Arnold.

"Eh apa kamu tahu, kata orang-orang kaum devil itu sangat menjijikan" ucap seorang wanita.
"Iya, tempat mereka pasti seperti neraka" sahut seseorang di sampingnya.
"Dengar-dengar mereka sangat kejam hiiih pasti mereka sangat menyeramkan"
Jawab seseorang yang berbeda.

Aku yang duduk di samping mereka, mendengar percakapan mereka, aku merasa mereka hanya sok tahu. Karena devil yang ku kenal sangatlah baik tidak seperti gambaran mereka.

"Tuan cedrick aku sudah tidak lelah mari kita lanjutkan perjalanannya" ucapku, tuan cedrick pasti sangat muak dengan apa yang di bicarakan kaum ku

"Nona, jika ini karna anda merasa iba pada saya, anda tidak usah khawatir saya sudah biasa dengan hal seperti ini, heeemmh bisa anda bayangkan bagaimana jika anda di posisi tuan Arnold beliau harus menerima cacian seperti ini"

Ucapan tuan cedrick membuatku semakin membulatkan tekad ku untuk memberikan harkat dan martabat untuk Arnold.

__________

Arnold Devilair POV.

"Kenapa kastil ini terlihat sepi" gumamku

Aku baru kembali dari kepergianku untuk menyiapkan peperangan, namun aku heran kenapa kastil ini terlihat sangat sepi, rose yang biasa menyambut kedatanganku, kini tidak terlihat lagi.

"Rose...rose dimana kamu! Rose" Teriak ku sambil menuju ke ruangan Rosetta, namun sama sekali tidak ada jawaban.

Aku sampai di ruangannya, namun ruangannya tampak kosong aku terus memanggil-manggil namanya tapi hasilnya nihil.

Sampai aku menemukan sebuah surat yang terletak di samping tempat tidurnya, aku membuka dan membaca surat itu.

Untuk Arnold

Maaf jika aku belum bisa membalas semua kebaikan mu, mungkin kamu tidak akan setuju dengan apa yang aku inginkan tapi inilah keinginanku.
Aku akan pergi ke dunia para bangsawan untuk memata-matai mereka, kamu pasti tidak setuju tapi inilah keputusanku, aku ingin membalas semua kebaikan yang sudah kamu berikan. Kamu mau merawat dan menampungku meski aku bukan berasal dari kaum mu, Arnold jangan pernah merasa bersalah ini adalah pilihanku dan keinginanku, dan satu hal lagi yang harus kamu tahu.
Aku juga menyukaimu, terimakasih untuk segalanya.

Rosetta.

"Tidaaak.....!" Aku berteriak sekeras mungkin dan aku kehilangan kendali atas diriku.

__________

Rosetta POV.

Akhirnya kami sampai di tujuan kami, di sebuah perbatasan antara desa kaum manusia dengan daerah kaum devil.

"Nona kita sudah sampai, tapi maaf jika saya haya bisa mengantar anda sampai perbatasan karna jika saya melewati perbatasan ini, para kaum bangsawan akan mengetahui jika saya adalah musuh mereka" Ucap tuan cedrick.

"Tentu tuan cedrick, sebaiknya anda kembali" jawabku sambil berjalan menuju desa tersebut dan meninggalkan tuan cedrick di perbatasan.

Saat aku menengok kebelakang tuan cedrick terlihat masih ada di perbatasan itu, dia... seperti mengucapkan sesuatu
Aku mencoba membaca gerakan bibirnya sepertinya ia mengatakan ~'Maaf'~ aku tidak mengerti apa maksudnya.

__________


Aku terhenti pada sebuah rumah yang didepannya terdapat anak kecil, ia lucu dan menggemaskan.

Mungkin karena aku menatapnya terlalu lama ia menghampiri ku.

"Kakak, sedang apa di sini?" Tanya anak itu dengan polosnya

"Aku ingin pergi ke.." Ucapan ku terputus saat seorang wanita memanggilnya

"Maria ayo cepat masuk, kamu harus bersiap-siap" panggil seorang wanita dari dalam rumah

"Kakak ibu sudah memanggilku, kakak kelihatannya bukan dari desa ini dan kelihatannya kakak lelah, ayo masuk kak akan ku perkenalkan pada ibuku" ajak anak itu sambil menarik tanganku. Aku mengangguk sebagai tanda aku bersedia

"Eeeeh siapa ini ?" Tanya ibu anak itu saat melihatku.

"Perkenalkan nama ku rosetta saya hanya seorang pendatang baru, yang ingin ke dunia para bangsawan, tapi saya tidak tahu cara pergi ke sana" jawabku.

"Oooo kakak mau kesana juga ya, apa kakak mau jadi sepertiku di sana jadi seorang pelayan yaaa" sahut si anak kecil bernama maria itu

"Sudah, sudah cepat mandi sana, ibu akan mendandani maria sampai jadi caaaantiiik sekali" ucap ibunya.

Maria segera pergi mandi, sedangkan aku masih berbincang-bincang dengan ibunya maria.

"Maaf jika saya lancang, tapi bukankah maria masih terlalu kecil untuk menjadi seorang pelayan" tanyaku pada ibu maria

"Sebenarnya saya juga tidak ingin seperti ini tapi saya sangat butuh uang, nona"

"Uang? Lalu kenapa harus menjadikan maria sebagai seorang pelayan"

"Ahh apa anda belum tahu, beberapa tahun lalu pemimpin para bangsawan, menetapkan sebuah peraturan, dimana setiap kaum manusia yang menjadi pelayan akan diberikan imbalan harta, dan saat ini saya sangat membutuhkan uang untuk berobat suamiku yang sedang sakit, hati ini sangat hancur jika kehilangan anak semata wayangku tapi tidak ada cara lain lagi" ucapnya dengan ekspresi sedih

"Jadi begitu, jadi charles menetapkan peraturan seperti itu, ia akan memberikan ganti rugi keluarga pelayan yang di tinggalkan"

Ini merupakan salah satu informasi penting.

"Ibu...ibu aku sudah selesai mandi, kakak bagaimana aku kelihatannya cantik kan" ucap maria dengan senang, karena ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Aku yang melihat sifat polosnya sangat tidak tega jika ia menjadi seorang pelayan, aku teringat jika aku juga ingin menjadi pelayan tapi bukan karena ingin mendapat imbalan jadii....

"Maaf nyonya jika anda mengizinkan bolehkah aku menggantikan posisi maria"

"Apa tapi bagaimana denganmu nona? Apa kamu tidak merasa terbebani"

"Anda tidak perlu khawatir, aku ingin menjadi pelayan di sana karena aku sudah tidak memiliki tempata tinggal di sini jadi, biarkan aki menggantikan posisi maria" jelasku tentang alasan yang ku buat agar ia tidak curiga dengan penyamaranku

DOVE (Devil or Vampire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang