Cinq

12.8K 978 92
                                    

Louis p.o.v

Aku keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang diberi Al dan handuk kecil yang kugunakan untuk mengeringkan rambutku. Aku merasa benar-benar segar sekali mengingat sejak malam kemarin aku belum mandi sama sekali. Bau citrus dan madu menyeruak dari seluruh tubuhku yang membuatku pikiranku menjadi lebih rileks.

Aku menyampirkan handuk kecil yang kupakai tadi di jemuran handuk dekat pintu kamar mandi lalu berjalan menuju kaca besar di depan lemari putih gading besar yang ada di ruangan ini.

Aku meringis melihat keadaanku yang benar-benar kurus dan mungil mengenakan baju yang kupakai sekarang. Aku benci mengenakan baju kebesaran yang membuatku tampak benar-benar mungil dan rapuh seperti perempuan.

Aku mengecutkan pipiku lalu memegang kedua pipiku dan mencubitnya pelan, "Satu-satunya bagian tubuhku yang berisi hanya di sini saja... Oh astaga, Al!"

Aku teringat jika diktator sinting itu hanya memberikanku waktu 30 menit. Bisa mati aku jika lewat sedetik saja. Dengan cepat aku langsung menuju ke ruang keluarga tempat Al menungguku.

***

Ketika di ambang ruang tengah aku langsung terhenti sejenak menatap Al yang masih belum sadar akan kehadiranku. Aku tercengang melihat Al dengan penampilan casual terlihat sedang fokus dengan tabletnya. Demi boneka panda kesayanganku, dia pasti keturunan bangsawan.

Tubuh kekarnya dan dadanya yang bidang tercetak jelas karena mengenakan kaos v-neck navy yang ketat, wajahnya yang tegas sedang serius memperhatikan tablet miliknya serta rambutnya yang semula masih rapi sekarang terlihat lembab dan sedikit berantakan membuat dirinya telihat jauh lebih muda dari sebelumnya. Jantungku langsung berdebar kencang ketika itu entah kenapa. Apa aku iri padanya? Jika aku iri mengapa jantungku berdebar sekencang ini? Batinku.

Aku membuyarkan lamunanku ketika aku sadar Al sepertinya tidak menyadariku sama sekali. Bisa-bisa ia menyalahkanku karena aku telat, padahal aku sudah sampai di ruang keluarga sejak tadi.

Aku berjalan pelan menuju ke arahnya. Ia sadar bila aku berjalan ke arahnya lalu langsung mengalihkan pandangannya ke arahku. Aku berhenti beberapa langkah di depannya. Aku menatap dirinya sekilas dan langsung menunduk. Kenapa dia menatapku dengan lekat seperti itu? Aku terdiam sejenak lalu memberanikan diri untuk bertanya.

"Apa aku melakukan kesalahan lagi? Maaf~"

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Tidak ada jawaban sama sekali. Aku ingin bersuara kembali namun terhenti dan aku langsung membelalakkan mataku ketika merasa tubuhku terangkat dengan ringannya setelah itu langsung meletakkanku pada sofa beludru yang Al duduki tadi.

Al? Apa yang ingin dia lakukan?

Ia langsung menindihku dan merendahkan wajahnya ke wajahku namun dengan sigap aku langsung menahan tubuh kekarnya itu. Aku hampir kehilangan tenagaku untuk melawan Al sebelum sebuah seruan menyelamatkanku.

"Babe, I'm coming!"

Al menghentikan aksinya namun masih menindihku dan berdecak kesal. Aku hanya terdiam kikuk karena masih mencerna apa yang dilakukan Al tadi dengan tangan yang masih berada di kedua bahu tegapnya.

Kedua onix kelam milik Al menatap kedua mataku yang membuatku langsung terdiam dengan jantung yang berdebar kencang dan beberapa saat kemudian aku merasa sesuatu yang dingin dan kenyal menyentuh permukaan bibirku berapa saat sebelum akhirnya Al meninggalkanku dalam diam.

Bonjour, Mr. Fancy Pants! (ManxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang