Sept

12.4K 896 62
                                    

5 days later....

Louis p.o.v

Aku menyuap nasi bubur dengan sedikit ayam suwir ke dalam mulutku. Lumayan juga rasa makanan di rumah sakit ini. Selain fasilitas mereka yang layaknya hotel bintang 5, makanannya juga sangat lezat. Apa mereka mempekerjakan koki kelas atas di sini? Ah, persetan dengan semua pikirianku, sekarang saatnya untuk menghabiskan hidangan lezat ini. Mengingat ini pertama kalinya perutku yang sudah sangat kempes ini menerima makanan yang 'layak' untuk dimakan. 

Bagaimana tidak? 4 hari setelah operasi aku hanya diperbolehkan makan bubur kanji dengan campuran gula merah cair dan sebutir telur rebus. Dan sialnya, setiap jam makan si tiran sinting berdarah dingin, Allard selalu mengunjungiku dan memaksaku untuk menghabiskan semua makananku apapun itu bentuknya selama 15 menit. 

Awalnya aku tidak peduli akan kata-katanya, namun ketika aku mendengar ancaman aku harus mengganti seluruh tanggungan rumah sakitku dan ibuku dengan menjadi seorang pemuas sex di club milik kenalannya dengan amat terpaksa aku menuruti perintahnya. Aku tidak dapat berbuat apa-apa karena tiran sinting itu tidak pernah bermain-main dengan kata-katanya sejauh ini.

Berpikiran untuk membuang makananku ke tempat sampah? Mustahil dapat terjadi karena setiap jam makanku ia selalu duduk di sofa beludru warna biru tosca yang berada di pojokan dan mengawasiku makan sambil memeriksa arloji mahalnya memastikan aku menghabiskan seluruh makananku dalam waktu 15 menit. Entah pagi, siang, maupun malam ia selalu menyempatkan diri untuk mengawasiku meskipun, seperti yang dilakukannya sekarang.

"Waktumu sisa 6 menit lagi." ucapnya di kejauhan seraya membaca koran pagi yang baru saja sempat ia baca siang ini. Aku hanya menghela napas seraya memutar mataku mendengar peringatannya.

Dengan lahap aku menyantap makananku hingga habis lalu menegak habis segelas air putih setelah itu membalik gelas kosong itu, "Puas tuan muda?"

Ia hanya diam, menikmati korannya sambil sesekali menyeruput kopi, mengeluarkan aura bangsawannya, dan berlagak seperti tidak ada yang terjadi. Okay, he's truly bastard~

Aku meraih remote tv dari meja nakas di dekat ranjangku lalu menyalakan tv layar besar yang berada jauh di depanku dan menggonta-ganti stasiun tv kabel tersebut dengan bosan. Sekian lama mencari-cari, pilihanku terhenti pada sebuah stasiun tv kartun internasional yang menampilkan kartun kesukaanku. Aku pun menikmati tontonanku berusaha untuk tidak memperdulikan sesosok tiran yang masih menikmati koran paginya itu.

5 menit...

10....

15...

25....

30 menit...

Ia mulai menutup dan melipat rapi koran paginya lalu meletakkan koran itu di meja kecil yang tepat berada di depannya. Ia beranjak dari tempatnya seraya mengancing jas jutaan dollarnya itu lalu berjalan menuju ke arahku. Pandanganku masih pada televisi namun sesekali mencuri-curi pandang ke arahnya yang sedang mengutak-atik ponsel keluaran terbaru miliknya yang berwarna silver itu. Aneh, seingatku ponselnya berwarna black metalic, ia membeli ponsel baru ya? Ah, apa peduliku. Seorang Allard Pierre bisa dengan mudah mendapat segalanya.

Ia mendekatkan ponselnya ke telinga kanannya seraya menunggu nada sambung. Beberapa detik kemudian ia menyebutkan rangkaian angka yang aneh dan aku langsung mendelik tajam ke arahnya ketika mendengar namaku juga disebutkan dalam pembicaraannya dengan entah siapa itu di telepon kemudian memutuskan sambungan teleponnya dan memasukkan ponsel mewahnya itu ke dalam saku celananya.

Ia mengalihkan pandangannya ke arahku dan disambut dengan delikan tajam ke arahnya. Ia hanya menatapku datar lalu membuka suara, "Perawat akan datang sebentar lagi untuk melepas infus-mu dan membantu untuk membereskan semua barangmu. 20 menit, basement timur, 808, got it?"

Bonjour, Mr. Fancy Pants! (ManxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang