tiga

3.3K 201 18
                                    

Menatap hilir mudik kendaraan pada malam hari pukul 11 malam memang hal yang cukup membuang buang waktu. Apalagi, kebiasaan Belinda bukanlah membuang waktu. Biasanya, malam malam begini dia sedang menonton film di chanel tv kesukaanya.

"Hhhhhh" sudah beberapa kali ia menghembuskan nafas beratnya. Mengingat kejadian yang membuatnya tidak mood sekarang. Ia tidak tahu pastinya kapan, ia merasa ia sudah jatuh pada pacar sahabat karibnya sendiri, Daifan.

Sebenarnya, Belinda sudah mau menceritakan perasaanya pada Fe. Namun, setelah melihat kedekatan dan omongan Daifan tadi, Belinda sudah bisa membuat kesimpulan. Meski sakit apa boleh buat? Kalau ia menyukai Daifan sekarang ia bisa di cap sebagai penghianat oleh Fe.

Kurang lebih 2 jam Belinda diam termenung di balkonnya. Tiba tiba sebuah suara membuyarkn lamunannya. Ternyata suara laptop miliknya berbunyi. Betapa kaget nya ia sekarang, melihat siapa yang meng-skype nya.

Felicia

"Heh kesambet lo?" lagi lagi ada gangguan untuk melamun saja batin Belinda. "ada apa Fe? udah jam 1 malem nih lo gak tidur?" mungkin pertanyaan ini terlalu basa basi bagi Belinda. Tapi apa daya memang otaknya sedang buntu sekarang.

"iya nih gue lagi tidur! ya gak lah kalo gue bisa skype an ya berati belom bocan" Fe selalu begini, selalu bersemangat bila berbicara dengan orang yang sudah klop dengannya. Dalam kurung hanya perempuan saja. Fe memang membenci semua laki laki di dunia kecuali Ayah dan kakaknya.

Tapi Fe tidak pernah menganggap Anggara sebagai kakak memang. Kasih sayang fe lebih dari itu, tapi benci tak kalah besar dari sayangnya. Di sekolah pun ia berbicara sangat minim bila bersama laki laki. Daifan lah laki laki pertama yang berbicara dengan Fe dengan kata yang panjang.

"iya udah buruan omong, gue mau tidur" Belinda membalas dngan sedikit dingin dan ketus perkataan Fe. "kalo emang ngantuk tidur aja deh, gak usah cerita gue" Kini bibir Fe sudah maju 4cm, wajah nya pun sudah ia lipat.

Menyadari perubahan ekspresi Fe, belinda sadar perbuatannya salah. Lagipula, Fe tidak tahu kalau ia telah jatuh pada Daifan.
"ehh ngambekk cerita ajaa Fe... cuma ngantuk dikit doang kok" selain alasan itu Belinda memang sudah kepo apa yang ingin Fe ceritakan. Apa tentang daifan?

"Lo salah tadi ninggalin gue di kantin belindaaaaa!" teriak Fe frustasi pada sahabat karibnya itu. "emang ada apa sih tadi gue ke kelas ngerjain pr kimia lupa gue".

Ck, bohong lagi. Umpat Belinda dalam hati untuk dirinya sendiri.

"Jadi tuh bel tadiii! masaaa si tengil dufan nembak gue arggh gila banget tuh cowo emang" Belinda berusaha menahan rasa sesak di dadanya. sambil menggigit bibir bawahnya ia meremas rok yang ia kenakan sekarang.

*flashback on*

"dasar orang aneh" melihat sikap Belinda yang langsung pergi saat Daifan datang memang sedikit aneh. Namun, ia tidak terlalu menanggapinya, yang terpenting sekarang adalah Fe.

targetnya

"ngomong apaan lo barusan!" teriak Fe tepat di telinga daifan layaknya toa masjid. "toa banget si. Oya gue ada hal penting nih, lo duduk dulu gih" Mendengar ucapan Daifan, Fe menurut saja.

101 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang