Don't Share It, Please.

2.2K 81 4
                                    

Chanyeol, seorang direktur yang membolak-balikkan majalah yang tengah ia pegang hanya memandang nya jengah. Sangat jengah.

Percuma saja ia membeli majalah itu dengan susah payah. Diperhatikan oleh para wanita yang menatapnya geli saat ia membeli majalah khusus wanita itu, dan sekarang, apa yang ia dapatkan?

Yang ia dapatkan, istri nya tengah memakai pakaian bikini dengan para laki-laki yang memandang nya genit.

Mungkin jika Chanyeol berada dilokasi itu, saat itu juga dia akan memukul keras pipi lelaki hidung belang yang ingin menggoda istri nya.

"Apa-apaan dia!? Berani-berani nya dia menyentuh istri ku!" Chanyeol menggeram kesal.

Kekesalannya bertambah saat ia menangkap istri nya bermanja dengan seorang laki-laki yang topless.

"Ya ampun, Han Daesang, kau mengkhianati ku." Chanyeol menidurkan kepalanya di atas meja layaknya bocah idiot.

Ini sungguh berat. Menikahi seorang wanita yang kepribadiannya adalah sebagai model majalah pria dewasa ini sungguh menyayat hatinya. Belum lagi ia harus menerima kenyataan melihat pose sang istri yang terlewat batas.

"Kau akan menerima hukuman mu, Park Daesang."

.

.

.

Daesang, istri dari Park Chanyeol tiba dirumah nya dengan tangan yang menjinjing beberapa kantung plastik. Sepertinya dia baru saja membeli belanja bulanan untuk persediaannya di apartemen bersama Chanyeol.

"Chanyeol? Kau di dalam?" Daesang bertanya saat ia mendapatkan ruangan apartemennya gelap.

Dan Daesang yakini bahwa pria itu belum pulang dari kantornya. Mungkin masalah serius yang menyangkut perusahaannya? Entahlah, gadis itu tidak terlalu memikirkannya.

Yang harus ia lakukan sekarang adalah berjalan ke arah saklar berada dan segera menyalakan-

"Mmphh- Cha-...."

Kantung plastik yang baru Daesang beli terjatuh saat ia merasakan bibir lembut kini bermain dengan bibirnya. Namun gadis itu justru mengikuti arah permainan Chanyeol. Dia hanya berpikir, oh mungkin Chanyeol rindu pada ku. Jadi ya, dia terus menerima nya.

Tetapi, ciumannya lama-kelamaan terasa menuntut, ciumannya terasa dalam. Chanyeol menggigit gemas bibir Daesang yang dengan gerakan refleks gadis itu membuka mulutnya dan memudahkan Chanyeol melesakkan benda tak bertulang itu menjelajahi setiap rongga mulut gadis itu.

Perlahan tapi pasti, Chanyeol menyudutkan Daesang ke tembok, membiarkan satu tangan nakal nya menyelinap di balik kaus yang Daesang kenakan.

Merasa kehabisan asupan oksigen, Daesang dengan sekuat tenaga mendorong bahu Chanyeol agar mengehentikan aktifitas nya yang secara tiba-tiba ini, dan yap! Hasil nya pun berhasil. Chanyeol yang kalah dan Daesang yang menang.

"Kau ini kenapa Chan?"

Daesang beralih menghidupkan lampu dan memungut kantung plastik yang berserakan di atas lantai. Ia berjalan cepat ke arah dapur dan diikuti oleh Chanyeol di belakangnya.

"Apa maksud mu bermesraan di photoshoot itu?" Tanya Chanyeol begitu sarkastik.

Daesang menghentikkan pergerakannya yang tadu memasukkan beberapa bahan makanan ke dalam kulkas. Ia memutar tubuh nya menghadap Chanyeol dan segera berkacak pinggang. Merasa tidak percaya bahwa pria di hadapannya ini cemburu berat. Sungguh lucu.

"Jadi kau melakukan hal tadi karena kau melampiaskan kekesalan mu? Apa suami ku cemburu? Chan, mengertilah. Tema nya mengusung suasana pantai, jadi sebisa mungkin aku berpose layaknya di pantai. Hal wajar kan?"

Chanyeol mendekat dan berdiri di hadapan Daesang. "Tapi aku tidak suka. Kau bermesraan dengan pria lain selain aku."

Chanyeol berbalik dan menyenderkan dirinya di meja konter dapur sambil memandangi Daesang jengah. Tak lupa ia melipat tangannya di depan perut.

"Kau tidak boleh membagi pemandangan mu selain bersama ku. Kau mengerti?"

"Aku juga ingin kau berhenti dari pekerjaan mu itu." Tambah Chanyeol terkesan dingin.

Daesang memutar bola mata nya malas dan kemudian berbalik melanjutkan aktifitas yang sebelum nya ia lakukan. Memasukkan bahan makanan ke dalam kulkas.

"Sebelum kau suruh pun aku juga akan melakukannya, Chanyeol."

Lipatan tangan Chanyeol mengendur, bersamaan dengan badan yang ia tegakkan. Tunggu, apa istri nya baru saja mengatakan dia akan berhenti menjadi seorang model? Apa Chanyeol bermimpi kali ini?

"Apa maksud mu?"

Sedetik kemudian, Daesang membalik tubuh nya pada Chanyeol, berjalan mendekati pria itu. Dan setelah sampai, ia kalungkan lengannya di leher pria itu dengan ciuman kilat yang ia berikan tepat di bibir pria itu.

"Apa setelah aku memberi tahu kau tentang ini, kau masih marah pada ku?" Tanya Daesang selanjutnya.

Chanyeol memandangnya bingung. Satu alis nya menaut ke atas. Dan Daesang yang menatap nya pun menghembuskan nafas pelan sebelum akhirnya tersenyum.

"Kau tunggu disini sebentar. Aku akan mengambilkan sesuatu untuk mu."

Daesang berjalan cepat menuju clutch bag nya, mengambil amplop coklat besar disana dan segera mendekati Chanyeol. Lalu, ia taruh amplop ciklat itu di atas meja konter dapur.

Daesang awal nya tersenyum, kemudian kembali melingkarkan lengannya di leher pria itu. Tidak lupa ia juga mendekatkan wajah nya di dekat telinga pria itu.

"Aku hamil"

Chanyeol mengerjap pelan. Berusaha mencerna perkataan istri nya barusan. Dan ia harap, ia tidak sedang bermimpi sekarang.

"Daesang.. kau, hamil?"

Daesang mengangguk cepat diselingi senyuman mengembang. Ia kemudian melepas lingkaran tangannya pada leher pria itu.

"Kau boleh melihat hasil USG nya. Anak kita berusia 3 minggu, Chan." Daesang menatap permukaan perut rata nya yang telah terisi sang jabang bayi yang nanti nya akan lahir dan mengelus perutnya lembut.

Chanyeol juga ikut mengelus perut Daesang, sesekali menatap istri nya sedang tersenyum pada perut nya.

Chanyeol menarik Daesang ke dalam pelukannya. Sungguh, ia teramat bahagia. Sangat. Sekarang, tidak ada lagi rasa cemburu yang menyayat hati bagi nya. Karena istri nya, tengah mengandung anak mereka. Anak yang nanti nya akan lahir.

"Terimakasih Daesang." Ujar Chanyeol sambil mengelus punggung Daesang.

"Oh ya, dan satu lagi. Jangan pernah membagi apa yang selalu ku lihat di malam hari saat bersama mu pada orang lain. Kau mengerti?"

"Baiklah, ayah Chanyeol."

END

Ini apalagi coba? kalian tau kan maksud nya Chanyeol yang bilang 'Jangan pernah membagi apa yang selalu ku lihat di malam hari saat bersamamu pada orang lain' ?

Aaaaa sebelumnya terimakasih sudah mau membaca FF ini *bow*

I Won't Share ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang