Beberapa orang berpakaian putih-putih tampak berlari mendorong satu ranjang beroda menuju ke sebuah ruangan. Disana telah diisi wanita hamil yang sekarang tengah merintih kesakitan.
Sementara dari kejauhan, pria yang tengah menjawab panggilan dari ponsel nya mendadak panik.
"Benarkah? Ya, saya segera kesana. Terima kasih." Chanyeol dengan cepat menutup panggilan ponsel nya dan menyambar kunci mobil yang tergeletak bebas di atas meja kerja nya.
"Sekretaris Kim, kosongkan semua jadwal ku hari ini. Aku harus ke rumah sakit sekarang."
Yang di pinta hanya mengangguk mengiyakan perkataan Chanyeol tadi. Dia sudah tahu bahwa Chanyeol akan ke rumah sakit sekarang. Sekretaris bernama panjang Kim Junmyeon ini sudah mengetahui kehamilan istri Chanyeol saat ini dan pasti sudah saat nya untuk melahirkan.
Kaki jenjang Chanyeol tergerak kesana kemari mencari celah-celah orang yang berlalu lalang diperusahaan nya.
"Tunggu aku Daesang.. Tunggu aku.."
.
.
."Jadi kau suami Nyonya Park Daesang?"
Chanyeol mengangguk. Menatap panik sang dokter yang baru saja keluar dari ruang persalinan.
"Anda ditunggu Nyonya Park Daesang."
"Dia menginginkan anda sebagai kekuatannya." Dokter itu tersenyum, memunculkan guratan samar digaris mata nya.
Chanyeol mengangguk, segera menerobos ruang persalinan dan berlari ke arah sumber suara yang memekikan namun terdengar pilu.
Chanyeol hampir sesak setengah mati mendengar jeritan kesakitan dari istri nya itu. Hati nya terus menyebut kata-kata keselamatan untuk Daesang yang tengah berjuang seorang diri antara hidup atau mati.
"Daesang-ah.." ujar Chanyeol setelah melihat Daesang yang sudah dibanjiri keringat yang membasahi seluruh wajah, tubuh, bahkan rambutnya.
Pria itu menggenggam tangan Daesang, menyalurkan semua kekuatan cinta yang hanya itu yang bisa Chanyeol lakukan. Chanyeol berkali-kali terus mengusap lembut rambut wanita itu dan mengecup lembut telapak tangan yang sedang menggenggam nya erat.
"Berjuanglah Daesang.."
..
.
"Ibu lelah, dia sedang tidur." Chanyeol berujar senang dengan bayi nya yang baru lahir sekitar satu jam yang lalu.Dan berada disebelah Daesang yang tengah tertidur pulas akibat kelelahan yang menyerang nya kurang lebih enam jam untuk mengeluarkan si bayi dari kandungan ibu nya.
Kedua nya sama-sama terlelap. Beda nya Daesang di atas kasur dan bayi nya berada dalam dekapan Chanyeol.
Berkali-kali si bayi menggeliat kecil, menguap, bahkan mulutnya sesekali mengecap dan kemudian diam kembali. Tidak ada niatan untuk membuka mata nya setelah tidur 3 jam lama nya.
"Ahh, buka lah mata mu." Chanyeol mengecup kedua mata bayi berjenis kelamin laki-laki itu.
"Eunghh.."
Daesang menggeliat pelan, mulai membuka mata nya dan mendapati Chanyeol sedang berseri-seri tengah menggendong bayi mungil tertutup kain lembut yang hanya terbuka di bagian wajah nya.
Daesang menunduk, memandangi perut nya yang sudah rata seperti dulu lagi.
"Akhirnya kau bangun." Chanyeol tersenyum mendekati Daeaang dan menaruh bayi mereka tepat disebelah Daesang.
Daesang sedikit bergeser agar Chanyeol mudah menaruh bayi nya tepat disebelah nya. Senyum Daesang mengembang. Memandangi pipi gembul milik bayi itu, mata nya yang tertutup, dan bibir mungil nya yang baru saja menguap -lagi.
"Anak kita laki-laki."
"Benarkah?" Daesang mengusap pipi bayi nya lembut.
"Kau sudah memberi nya nama?" Tanya Daesang dengan kepala yang menoleh ke arah Chanyeol.
Chanyeol menggeleng, lalu mengusap surai istri nya yang masih terbaring diranjang rumah sakit.
"Sebaik nya kita beri nama siapa dia?"
"Park Yeolchan."
"Itu kebalikan dari nama ku. Terlalu aneh."
"Bagaimana kalau, Park Sangdae?"
"Sama saja. Itu kan kebalikan dari nama mu."
"Park Sehun?"
"Oh ya ampun. Jangan sampai bocah tengik itu yang kau pakai untuk nama anak kita."
"Ya! Yang melahirkan anak kita kan aku! Jadi yang berhak memberi nya nama aku."
"Kau yang menanyakan pada ku Daesang." Balas Chanyeol malas.
Daesang memikirkan nama-nama yang pas untuk anak nya. Park Ju? Park Yeol? Park Sang? Park.. ah, kenapa memutuskan nama sesulit ini?
"Ah! Chanyeol! Aku tahu nama nya!" Daesang mulai antusias mengenai nama yang ia pikirkan.
Nama nya menggambarkan tampannya wajah bayi nya saat ini. Ya, meskipun ia tidak tahu makna apa yang terkandung dalam nama nya ini. Tapi ia yakin, orang barat menggunakan nama ini.
"Park Jay."
"Park Jay?"
"Ya, aku suka dengan nama itu. Wajah tampannya akan ditemani oleh nama yang tampan juga." Daesang tersenyum dan Chanyeol juga ikut tersenyum bahagia menatap dua anugerah Tuhan yang di berikan pada nya.
"Jay-ah," Panggil Chanyeol ikut mengelus pipi anak nya.
Chanyeol beralih mengecup kening Daesang -cukup lama dan tidak lupa mengecup kening bayi nya pula. Entahlah, kebahagiaan itu tidak pernah hilang sedikit pun dari lingkup keluarga kecil ini.
"Ibu mencintai mu, Jay-ah." Daesang mengecup bibir sang anak dengan penuh kasih sayang.
"Bagaimana dengan ayah?" Chanyeol mengerucutkan bibirnya. Membuat wajah kesal yang di buat-buat.
Daesang terkekeh. Menarik lengan Chanyeol dan sedetik kemudian bibir nya bertemu dengan bibir Chanyeol.
"Ibu mencintai ayah."
Dan sekarang sampai seterusnya, Baby Jay akan terus dicintai oleh ayah dan ibu nya.
Yaitu Chanyeol dan Daesang.
END
Huwaaaaa inspirasi mentok gak karuan T_T ceritanya kok makin amburadul yak :'D
Menurut kalian, cerita ChanSang kek gimana? :v
KAMU SEDANG MEMBACA
I Won't Share This
RomansaPemandangan ini hanya aku saja yang boleh melihatnya. Pemandangan ini, hanya boleh kau bagi dengan ku seorang.