Satu bulan kemudian...
Satu bulan pun telah berlalu dan nisa masih keadaan yang sama tidur di kasur rumah sakit dalam keadaan koma. Arif masih setia menunggu annisa tersadar dari tidur panjangnya. Rasanya hidup arif rapuh walaupun dari mereka semua tidak ada yang menyalahkan arif dalam keadaan ini. Tetapi tetap saja arif merasa bersalah, arif yang melakukan ini ke nisa.
Selama sebulan itu juga sekolah sepi tanpa kehadiran annisa. Semenjak itu teman temannya arif selalu menghibur dirinya. Sudah nggak ada lagi yang mengajaknya bareng ke kantin, nggak ada lagi senyum manis yang selalu ia rindukan setiap hari. Sudah sebulan ia nggak melihat wajah bahagia wanita itu.
arif baru saja sampai diruangan annisa. Dalam keadaan seragam yang masih utuh dan membawa sesuatu di genggamannya. ia duduk disamping ranjang tempat tidur nisa. Arif sangat terpuruk melihat kondisi nisa yang masih dipasang selang infus dan bunyi mesin detak jantung.
Arif terdiam. Dan tersenyum manis "hay, gue bawa bunga tulip nih cantik loh kaya elo. Kata penjualnya nya bunga tulip itu melambang cinta yang abadi." Arif menggantikan bunga yang sudah layu dengan bunga yang baru dan menaronya di meja rumah sakit samping annisa. 'cantik'
Bunga tulip melambangkan permohonan maaf, pernyataan cinta, kepedulian, kemewahan, semangat tinggi, dan persahabatan. Tetapi secara umum, bunga tulip melambangkan cinta yang sempurna. Jika warnanya bermacam-macam, bunga tulip memiliki makna keindahan cinta yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Entah kehidupan yang bagaimana yang gua rindukan, yang jelas bukan seperti ini.
Wajah arif tampak pucat "nis bangun gue kangen sama lo, gue sayang sama lo. " seberapa kuat pun arif menahan, air matanya tetap saja jatuh. Dadanya terasa sasak setiap melihat annisa.
Arif menghela napas panjang. gue nggak boleh nangis gue harus yakin kalo nisa bakal sembuh untuk gue, teman temannya, keluarganya yang sangat merindukan nya. Perlahan arif menghapus sisa air mata yang ada dipipi nya.
"Nis bangun demi gue, demi keluarga lo, demi sahabat lo. Kita semuanya kangen sama lo. Udah dong maen maen dialam sana nya disini banyak yang nungguin lo bangun. Gue kangen kita ngobrol berdua, makan berdua, jalan jalan sore lagi, apa lo gak sedih ngeliat gue kaya gini. Bangun dong. Disekolah sepi gak ada lo." Jelas arif panjang lebar dan mencium kening nisa.
Arif mencium telinga nisa sambil berucap "Bangun sayang"
Arif duduk dikursinya sambil memegang erat tangan nisa dan sesekali mencium nya.
"Gue yakin lo bakal bangun demi sahabat lo , keluarga lo, terutama gue nis. Gue sayang sama lo" batin arifArif meraih tangan annisa "lo tau nggak tadi retno marah sama angga, lucu deh mereka. kalo lo liat pasti lo seneng liatnya. Terus juga fahri yang di kejer kejer adek kelas yang tergila gila sama dia, nanti kalo lo dah bangun kasih nasehat ke fahri ya jangan suka menggantungkan perempuan lagi" ucap arif tertawa kecil.
Seperting plong rasanya kalau sudah menceritakan kejadian hari ini. Ia ingin annisa merasakan kebahagiaannya juga. Arif menggaruk kepalanya yang tak gatel untung saja nggak ada yang melihatnya mungkin semua orang bakal merasakan serem dan sedih dideket arif.
Wajar saja, arif sejak tadi berbicara sendiri seakan akan annisa mendengarkannya. Orang mana yang tidak seram dekat arif. Bisa saja orang menganggap arif orang gila. Ta..pi apa ada orang gila ganteng?
Tanpa sengaja, indah mama dari annisa mendengar semuanya dari balik pintu rumah sakit. Indah mendengar semua apa yang di ceritakan arif. Hatinya tersentuh betapa arif mencintai anaknya. Dadanya terasa sesak sungguh betapa beruntungnya annisa dapat dicintai lak i- lakiyang selalu menunggunya tersadar tanpa lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper. (Completed)
Teen FictionArif adalah anak baru di sekolah tempat Annisa menimba ilmu. Kebetulan, saat ban mobil Annisa kempes, Arif lah yang menolongnya dan mengantarnya pulang. Karena terlalu sering bertemu, Arif dan Annisa merasakan ada yang aneh dalam diri mereka. Arif j...