Dilangkahkan benda penumpu tubuhnya yang berlapis converse putih kesayangannya untuk menyusuri jalan Britania Raya seorang diri.
Diedarkan manik abu-nya untuk melihat tempat labuhan sementara bagi seorang gadis yang masih memakai varsity kebanggaannya.
Dengan mantab dia masuk pada sebuah cafe di kota padat penduduk ini.
Mendaratkan diri pada kursi dengan berjendela lebar yang menampakan bingkai keriuhan aktivitas kota itu.
Sebuah novel dan secangkir coklat hangat menemani gadis berkacamata hipster itu.
Bau kas petrichor menguar hingga menembus indra penciumnya, mendukung suasana yang dia inginkan.
Mata abu belo mengerjap sesaat dan kemudian memfokuskan pada novel dihadapannya.
Beberapa jam ketenangan hinggap dan suara mengintrupsi datang.
"Hello my rib bone" ucap pemuda tampan dihadapannya.
"Sorry?" Kata gadis ber-iris abu itu.
"Hey, you..em girl with grey eyes, ugh..I don't know your name. What your name?" tanya pemuda itu dan sang gadis diam tak bergeming.
"Akh..I don't care about your name, but you stole my heart when we first met. Do you remember?"
"Not important for me" ucap gadis itu acuh.
"Okay. Maybe you feel badmood now. I must go now but I can't leave you in my life my grey eyes girl" kata pemuda dengan senyuman terbit di wajahnya dan meninggalkan sang gadis dengan perasaan yang baru dia sadari bahwa tanpa sang pemuda itu dirinya 'kosong'.
"Drive save" lirih sang gadis saat sang pemuda menghilang pada pintu cafe.
Gadis itu merutuki sikapnya sendiri.
Banyak pikiran yang bercokol di kepalanya. Tadi saat sang pemuda datang dan mengajaknya berbicara, sang gadis sempat mencuri pandang pada nametag yang terjahit rapi di blue varsity sang pemuda.
Pemuda itu bernama 'Bradly Delmore Weifield' dan sang gadis tanpa sadar menjawab pertanyaan sang pemuda ajukan tadi "My name is Merrel Blair Euridice. Your name and me is mean Sea." Lirihnya, sang gadis hanya bisa menjawab dalam hati.
My ass.
Shellvirad__M&B
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Sea
Teen FictionIni sebenarnya bukan kisah tentang seseorang yang memuja pesona laut dengan pasir putih menggelitik kaki, semilir angin menerpa pipi, pulangnya sang dewa pengusasa hari menuju peraduannya atau kecupan manis bibir dengan senja romantis. Ini lebih dar...
