M&B//1

1.4K 52 0
                                    

Seorang gadis berambut coklat ikal duduk dihadapan jendela besar yang membingkai kamarnya, tangan mungilnya memeluk lututnya sembari menenggelamkan kepalanya pada lututnya sendiri. Mencoba mengingat saat pertama kali dia bertemu dengan sang pemuda.

-Flashback on-

Dieratkannya sweeter yang menempel pada tubuh gadis bermata abu-abu.
Udara dingin mencoba menerobos kulit sang gadis. Berjalan sendiri dengan sisa air hujan yang menetes pada genting toko yang dilewatinya.

Sebuah bangunan besar bercat putih tertangkap oleh mata abunya. Inilah tujuan sang gadis, Perpustakaan.

"Hai Merrel" sapa wanita berusia dua puluh lima tahunan.

"Hai Grace, aku ingin hanya mengembalikan ini" Merrel menyodorkan buku fiksi dengan halaman yang cukup tebal kepada Grace.

"Baiklah, apakah kau akan meminjam yang lain Merrel?" Tanya Grace yang sedang mendata buku.

"Tidak Grace, aku akan pulang lusa jadi aku nanti mungkin hanya akan membacanya sebentar disini."

"Kau akan pulang? Oke, silahkan menikmati perpustakaan ini sebelum kau pulang" ucap Grace tersenyum ramah dan Merrel membalasnya begitu.

Merrel pun menyusuri setiap rak buku yang berjajar rapi. Kakinya berhenti melangkah pada sebuah rak buku fiksi.
Jari lentiknya mulai membelai setiap buku pada rak tersebut. Dan matanya melihat sebuah buku bersampul indah, seketika tangannya menjulur untuk mengambil buku itu. Merrel membawa buku yang baru diambilnya dan menuju bangku membaca. Saat Merrel membalikan badan, kepalanya menabrak sebuah dada bidang yang cukup keras.

"aww..." erang Merrel sambil mengusap kepalanya yang terasa berdenyut.

"Sorry, apakah kepalamu sakit?" kata seorang yang berada di depan Merrel.

Mendengar suara berat di depannya, ia menghentikan aktivitas mengusap kepala dan mendongak.

"Ya jelaslah! Kau pikir menabrak dadamu yang keras itu tidak sakit" cerca Merrel.

"Hey nona, calm..baiklah, bagian mana yang terluka? Apa perlu kuantar ke dokter?" Terang pemuda dengan menatap mata Merrel.

Ditatap oleh pemuda di hadapannya, Merrel merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Ia menoleh kearah lain yang pasti tidak menatap pemuda dihadapannya ini.

"Tidak perlu, aku juga minta maaf."

"Untuk?" Pemuda itu menaikan satu alisnya.

"Kecerobohanku, permisi" kata Merrel melewati pemuda itu. Pemuda itu memberinya jalan.

Setelah perbincangan dengan seorang pemuda tadi, Merrel sekarang duduk pada bangku baca. Saatnya ia manfaatkan waktu yang tersisa di Inggris.

Merrel sesekali tersenyum saat membaca bukunya pada bagian romantis. Yap, Merrel memang menyukai kisah klise happly ever after.
Larut dalam buku, Merrel tidak menyadari ada seorang pemuda yang duduk di depannya bertopang dagu dan sedang menatapnya dengan senyuman terlukis indah pada raut wajah pemuda.

Sang pemuda setelah cukup menikmati ciptaan Tuhan di depannya itu pun memberanikan diri untuk angkat suara.

"Hei nona"

Merrel pun mengaligkan pandangan dari buku dan menatap seorang yang mengeluarkan suara.

"Ada apa?" Tanya Merrel to the point.

Pemuda yang ditanya malah menggaruk kepalanya yang diyakini tidak gatal.

"Senyumu manis" ucap pemuda.

Merrel memutar bola mata dan beranjak dari bangku baca. Merrel menghiraukan pemuda yang terus memanggilnya dan bergegas pulang.

-Flashback end-

Suara pintu menyadarkan Merrel dari lamunannya. Merrel lantas menegakkan badannya dan melihat ke arah pintu.

Sesosok wanita cantik mirip dengannya berjalan menghampiri.

"Hai sayang, udah mendingan?" Tanya wanita dihadapannya yaitu Mamanya.

"Udah ma" Merrel mengangguk.

"Besok kita pulang, jadi istirahatlah" ucap Mamanya lembut.

"Baik ma"

Mama Merrel atau Magie mengecup pipi putrinya sebelum keluar dari kamar Merrel.

Merrel memandang ke arah luar jendela, memandang untuk terakhir kalinya. Hari terakhirnya di Inggris. Hari terakhir berkunjung ke perpustakaan. Hari terakhir bertemu dengan Bradley.











Shellvirad__M&B

Another SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang