M&B//16

321 17 0
                                    

'I Know What You Did Last Summer-Jacob Whitesides ft Kelly Rowland'

Suara tawa memenuhi ruang VVIP no. 218.

Brak..

Suara tawa mereka terhenti akibat dorongan pintu yang cukup keras. Munculah tiga orang disana. Satu orang tergopoh-gopoh menghampiri brankar dengan wajah panik, satu orang berjalan tenang walau tidak menyembunyikan wajah paniknya, dan satu orang lagi berjalan santai seperti tanpa beban. Yak, mereka itu Magie, Robert, dan Jasse.

"Sayang kamu nggak papa kan? Maafin Mama ya udah ninggalin kamu. Yang sakit mana? Udah baikan? Udah makan?" Magie memberondongi pertanyaan kepada Merrel sambil mendekap dan menciumi wajah anaknya.

Bradley, Mantha, dan Jade hanya memaklumi. Biasa kekhawatiran seorang ibu. Batin mereka.

"Mama nih tanya satu-satu dong" ucap Merrel membalas dekapan Mamanya.

"Ya maaf sayang habis Mama kan khawatir"

"Aku udah baikan kok Ma" jawaban Merrel membuat Magie tenang.

Robert mendekati brankar anaknya sementara Mantha, Jade, Bradley, dan Jasse duduk di sofa guna memberi ruang bagi orang tua Merrel.

"udah baikan sayang?"

"Udah pa. Maaf Merrel udah buat Papa dan Mama khawatir"

"Nggak usah dipikirin. Sekarang yang penting kamu sembuh ya". Robert mengelus kepala anaknya sayang.

"Ditemenin siapa sayang tadi?" Tanya Magie yang kini duduk disisi brankar Merrel.

Merrel melihat kearah sofa "itu, Mantha, Jade sama Bradley Mam" ucapnya.

Robert dan Magie mengalihkan pandangan ke arah sofa. Mereka yang ditatap hanya tersenyum dan dibalas senyuman ramah oleh orang tua Merrel.

"Bradley? Yang rambutnya coklat itu?" Tanya Magie.

Merrel tersenyum malu-malu seraya mengangguk.

Robert mengamati Bradley.
Sepertinya ia pernah melihat pemuda itu. Dan setelah tersadar dari pikirannya, Robert mengingat siapa pemuda itu.

"Oh kamu putranya Louis ya?" Tanya Robert pada Bradley.

"Iya om" jawab Bradley tenang.

"Anaknya Aubri sama Louis ya Pap?" Tanya Magie.

"Iya Mam. Papa juga pernah liat Bradley pas Papa berkunjung ke Wren Co. "

"Sini nak" Magie mengayunkan tangannya menyuruh Bradley mendekat.

Bradley pun beranjak dan mendekati ketiga orang tersebut.

"Kenalin nak ini istri om" ucap Robert menepuk bahu Bradley.

Bradley pun mencium tangan Magie "Bradley tan"

"Tante Magie. Salam kenal Bradley" ucap Magie.

"Oh iya kamu juga latihan kerja di perusahaan Ayahmu Brad?" Tanya Robert.

"Iya om. Kata Ayah disuruh belajar buat jadi pemimpin"

"Wah bagus itu. Jasse juga saya suruh latihan bekerja" ucap Robert antusias.

"Tapi jangan lupa sekolahnya juga ya nak" nasehat Magie.

"Pasti tan. Sekolah nomor satu" ucap Bradley mantap.

"Ih nomor satu bukannya Merrel Brad?" Seru Mantha yang sudah berada di sisi Magie. Mantha memang sudah mengenal akrab keluarga Merrel.

"Kok bisa Man?" Tanya Magie penasaran. Mantha cengengesan saat ditatap tajam Merrel.

"Masa tante sama om nggak tau sih? Ak kudet nih"

"Tau apa sih Man. Jangan bikin Tante penasaran deh" ucap Magie.

Belum sempat menjawab pertanyaan Magie. Robert menyela pembicaraan.

"Mam, Papa mau ke ruang dokter Rusdi dulu ya"

"Iya Pap"

Setelah Robert pergi Magie menatap penasaran ke arah Mantha.

"Itu nte Merrel kan pacarnya Bradley" ucap Mantha penuh kemenangan.

"Apa iya? Wah Bradley apa iya?" Tanya Magie pada Bradley.

Bradley menjawab dengan lugas "iya dong tan. Susah tau ngeyakinin anak tante satu ini" ucapnya.

Merrel mendengus sebal ke arah Mantha dan Bradley.

"Emang anak tante yang satu ini rada-rada susah Brad. Maklum ya"

"Ih..Mama kok belain Bradley sih. Sebel deh" Merrel mengerucutkan bibirnya sementara Bradley dan Mantha terkikik.

"Mam Jasse laper nih" teriak Jasse.

"Oh iya. Yaudah yuk ke kantin aja" Magie beranjak dari brankar. "Bradley kamu temenin Merrel dulu ya?"

"Iya tan"

"Ayo Man kita ke kantin"

"Tan aku juga ikut ya daripada disini jadi obat nyamuk aja" ucap Jade terkikik geli.

"Boleh. Yuk makan bersama. Bradley kamu mau tante bungkusin?"

"Nggak usah tan. Tadi aku udah makan kok"

"Oh yaudah tante mau makan dulu ya. Baik-baik sayang" Magie mengecup pipi Merrel.

"Ya" jawab Merrel dan Bradley.

Kini ruang VVIP no. 218 tinggal Bradley dan Merrel saja.

Mereka saling memandang dan akhirnya tertawa.

"Aku bahagia" ucap Merrel tersenyum.

"Kenapa?" Tanya Bradley.

"Karena aku punya orang tua, dahabat dan pacar yang pengertian"

Bradley tersenyum dan langsung memeluk Merrel lalu mengecup pipi Merrel yang membuat Merrel merona.

Andai Hadlee disini pasti aku akan mencatat cerita bahagia ini. Batin Merrel.















Shellvirad_M&B

11 Desember 2015

12:45 WIB




Regards,





Kodok berot, uwebek







Another SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang