Clara pov
"sayang" aku merasakan ada seseorang yang menepuk pipiku dengan sangat pelan bahkan hampir tidak terasa. Yatuhan tangannya sangat lembut.
Siapa yang membangunkanku ?
Perlahan-lahan aku membuka mataku. Saat aku membuka mata, aku langsung disambut oleh wajah indah Xavier. Yatuhan aku menyukai rasa ini. Bangun dari tidur dan langsung melihat wajah malaikat ini.
"kenapa Xavier ? apa aku berbicara sendiri saat aku tidur ? yatuhan ma-" ucapku panik dan langsung berdiri karena malu dengan diriku sendiri. Belum sempat aku meyelesaikan kata-kataku Xavier sudah memotongku.
"tidak sayang kau tidak melakukan apa-apa. Aku hanya ingin mengajakmu untuk kembali ke penthouse kita" ucapnya sambil berdiri dihadapanku dan menyelipkan tangannya dipinggangku. penthouse kita. Yatuhan aku sangat menyukai kata-kata itu.
"tapi aku belum mengemas barangku xavy" astaga! Apa aku baru saja memanggilnya xavy ? aku terus melihat lantai karena aku takut melihat ekspresinya pasti dia akan marah denganku. Yatuhan kau bodoh clara.
Perlahan-lahan aku memberanikan diriku untuk mengangkat kepalaku agar aku bias melihat ekspresinya. Saat aku melihat ekspresinya aku malah melihat senyuman. Ya senyuman. Mengapa dia tersenyum ?
"yatuhan clara aku sangat suka saat kau memanggilku dengan nama panggilan itu" ucapnya sambil tersenyum. Mataku pun langsung terfokus dengan bibirnya. Bibirnya begitu menggoda. Untuk menahan diriku aku harus menggigit bibirku.
Tiba-tiba Xavier dengan cepat melumat bibirku. Aku hanya bisa membesarkan mataku. Tak lama aku membalas ciumannya. Kpu-kupu mulai beterbangan di perutku. Yatuhan perasaan apa ini ?
"hanya aku yang boleh menggit bibir itu. Mengerti ?" tanyanya dengan nada yang menggoda. Aku hanya bisa menganggukan kepalaku karena aku terlalu kaget dengan kejadian yang tadi terjadi.
"bagus" ucapnya sambil mengecup pelipisku. Setelah itu dia menarikku dengan pelan kearah pintu kayu ruangannya.
"xavy kita ingin kemana ? aku belu- kemana tasku ?" tanyaku yang tadinya ingin mengambil tasku diatas sofa karena sepertinya xavy ingin membawaku ke penthouse. Tetapi saat aku melihat kearah sofa tasku menghilang.
"tasmu sudah ada dimobil clara" jawab Xavier sambil tertawa kecil. Aku hanya bisa menatapnya dan mengeluarkan bibir bawahku. Bagaimana bisa dia membawa tasku tanpa izin denganku.
" jika kau terus mengeluarkan bibir bawahmu aku akan menecupmu di bibir itu sayang. Walaupun kita di tempat umum pu aku akan tetap mengecupmu" mendengar ucapannya aku langsung mengembalikan bibirku seperti semula.
Dia becanda bukan ? dia tidak mungkin melakukan itu bukan ? tetapi dia tidak pernah bercanda dengan kata-katanya. Oh tuhan
Setelah itu dia menarikku dengan lembut kearah sebuah lift. Tetapi mengapa lift ini berbeda dengan lift yang kemarin-kemarin aku gunakan ? pintu ini berwarna emas dan membiliki inisial x dipintu tni. Sedangkan lift yang kemarin pintunya hanya berwarna abu-abu polos.
Saat Xavier menekan tombol lift pntu lift itupun langsung terbuka. Saat pintunya terbuka bau aftershave Xavier langsung tercium.
"xavy apa bedanya lift ini dengan yang biasanya aku gunakan?" tanyaku penasaran.
"lift ini hanya bisa untuk orang yang aku sayangi" aku merasakan pipiku memerah karena kata-katanya. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu ? aku bahkan baru bertemunya.
"ya aku mecintaimu clara" jawabnya yang sepertinya bisa membaca pikiranku. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan kata-kata itu dengan gampang. Aku bahkan baru bertemu dengannya kemarin.
"ba-bagaimana bisa ?" tanyaku ketakutan. Apa dibelakang semua ini dia adalah pembunuh ?
"mungkin kau lupa tapi aku selalu mengingatmu clara" aku hanya bisa membesarkan mataku. Apa sekarang dia ingin membunuhku ?
ding!
Bunyi lift itu memecahkan keheningan. Aku langsung bergegas keluar dari lift dan ingin pergi jauh-jauh dari pembunuh ini. Belum sempat aku pergi jauh, aku merasakan ada tangan yang menahan tanganku untuk pergi. Oh tuhan aku tidak ingin mati sekarang.
"lepaskan aku! Lepaskan aku sekarang juga! Dasar kau pembunuh! Apa kau ingin aku berteriak ? agar mereka semua tau siapa dirimu sebenarnya ?" Xavier hanya melihatku dengan tatapan bingung.
"aku akan menjelaskannya dimobil" ucapnya dengan nada menakutkan. Tapi aku tidak bisa membantahnya aku takut aku akan mati jika aku membantahnya.
Dia menarikku kearah pintu depan gedung ini. Saat aku melihat mobilnya rasanya aku ingin tak sadarkan diri saat itu juga. Lamborghini reventon terparkir dihadapanku sekarang juga.
Dia membawaku kearah pintu penumpang dan membukakan pintu untukku. Saat aku memasuki mobilnya aku hanya bisa melihatnya bahkan aku tidak berani menyentuhnya sama sekali. Mungkin aku harus menjual diriku keseorang bilonare jika aku ingin membeli ini.
Pikiranku terbuyar karena bunyi pintu mobil yang terbanting. Yatuhan jika pintu itu lepas dari mobilnya bagaimana ? mungkin aku tidak akan sanggup membayarnya.
"bisakah kau jelaskan sekarang kepadaku ?" tanyaku memecahkan keheningan aku sudah tidak kuat satu mobil dengan pembunuh ini.
"dulu saat aku masuk highschool di hari pertamaku aku tidak memiliki teman dan aku selalu dibully oleh semua orang. Suatu hari aku masuk kedalam kantin dan semua orang melempariku dengan makanan. Tapi hanya ada satu orang yang membantuku dan itu-" jelasnya panjang lebar. Yatuhan aku tak ingin tau cerita highschoolnya aku hanya ingin tahu mengapa dia bisa mencintaiku padahal aku baru bertemunya.
"bisa kah kau langsung ke masalahku ? aku tidak ingin men-" ucapku mulai kesal.
"jangan memotong pembicaraanku saat aku berbicara. Dan satu orang itu adalah kau clara. Kau. Kau yang membantuku" lanjutnya. Mataku pun melebar dan rahangku terbuka lebar. Yatuhan kejadian itu. Aku tidak menyadari itu mengapa dia bisa sangat berbeda ?
a/n : haii semuanyaa!! inii aku kasih 1 chapter dulu.. karena aku mau ulangan.. tinggal 2 hari lagi sih.. abis itu bebas jadii tungguin sampe selesai ulangan yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ceo wife
Romanceclara jade. perempuan yang manis yang bekerja agar bisa menghidupi dirinya. xavier black. ceo kaya dan terkenal selalu mempermainkan hati wanita dan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. bagaimana kalau mereka bertemu karena clara yang bekerja...