Chapter 2 part 2

59 3 0
                                    

Shinchan-versi-kakek-kakek itu menaruh seluruh barang bawaannya diatas meja dengan cara dibanting dengan kasar, kecuali laptop tua zaman Windows XP kesayangannya itu tentunya. Sementara Mr. Ravenskye menyapa kami, "Good morning class,"

"Morning Sir."

"Ya," Mr. Ravenskye membetulkan kacamatanya, "Hari ini kalian kedatangan murid baru. Baiklah Edwards, silakan masuk." Katanya. Yesss, akhirnya ada murid baru juga. Seketika aku membayangkan sosok murid baru itu. Wow, cowok ganteng berambut pirang, beraksen unik, bertubuh atletis... Atau... Cowok ganteng yang kalem dan pintar.... Aduh, cowok ganteng melulu pikirannya. Masa depan kapan dipikirin?

Tapi ternyata...

Yang masuk kedalam adalah cewek. Dia berpenampilan tomboy, berambut hitam pendek, dan berwajah kalem. Wah, cewek ganteng! Jujur, walaupun dia cewek tapi dia lebih ganteng dari Reo. Yah, tapi agak kecewa sih kalo bukan cowok tulen.

"Okay Ms. Edwards, bagaimana kalau anda memperkenalkan diri."

Anak baru itu tampak malu-malu. Tapi harusnya dia santai aja deh, soalnya anak-anak kelas sejarah kan pada gak punya malu. "Hi, I'm Rae Andrea Edwards, pindahan dari Minnesota. Mohon bantuannya." Cewek ganteng itu memperkenalkan dirinya. Oh, jadi namanya Rae Edwards.

"Baiklah Ms. Edwards, anda boleh duduk di sebelah Ms. Addams, di ujung sana." Perintah Mr. Smith sambil menunjuk tempat duduk kosong disebelahku. Rae berterimakasih kepada Mr. Smith dan duduk di sebelahku. "Ok class, saya pamit dulu. Selamat belajar." Kepala sekolah itu keluar dari kelas ini dan menutup pintu kelas.

Rae POV

Aku duduk di sebelah seorang cewek bernama belakang Addams itu. Cewek itu berambut coklat gelap dan berwajah seperti persilangan antara Katy Perry dan Kristen Stewart. Dia membuang muka waktu aku menoleh kearahnya. Mungkin dia pemalu.

"Ok class, buka buku kalian halaman 97. Kita lanjutkan materi yang kemarin." Perintah guru sejarah itu- Mr. Smith (kudengar namanya memang Mr. Smith). Dan gawatnya, aku belum mengambil buku pelajaran dari perpustakaan. Lantas apa yang harus kulakukan disini? Bengong sambil pura-pura memperhatikan penjelasan guru itu?

Tiba-tiba cewek-yang-mungkin-anaknya-Katy-Perry-atau-Kristen-Stewart itu menyodorkan buku pelajaran sejarahnya kepadaku. "Here, pake aja. Gue mau tidur." Katanya cuek. Apa yang dia pikirkan? "Hah? Y-yang bener?" Tanyaku memastikan. Cewek itu hanya terkekeh.

"Ekspresi kaget lo lucu juga ya." Komentarnya. Masa? Sekaget itukah aku sampai diketawain orang? Malunya itu loh. "Kenalin, gue Melody Addams." Cewek itu memperkenalkan dirinya. "Gue Rae Edwards." Balasku.

"Siapa?"

"Gue."

"Yang nanya!"

Astaga, ternyata nih Kristy Sterry (gabungan antara Katy Perry dan Kristen Stewart) songong banget.

"HEI, ITU YANG DIBELAKANG JANGAN NGOBROL AJA!!" Bentak Mr. Smith yang jelas-jelas bentakannya itu ditujukan pada kami. Eh gila, tuh gutu gak punya malu kali ya. Teriaknya aja sampe segitu keras, kayak toa mesjid.

"Hei kau, anak baru! Coba ulangi penjelasan saya lagi tentang penyebab Perang Dunia I!" Perintahnya. Tuhan, kenapa harus aku. Ya sudahlah, toh aku sudah hafal kronologis dan sejarah perang-perangan katak begituan. WW I sih kecil.

"Baik pak. Penyebab Perang Dunia I, yang dimulai di Eropa Tengah pada akhir Juli 1914, termasuk faktor saling terkait, seperti konflik dan permusuhan dari empat dekade menjelang perang. Militerisme, aliansi, imperialisme, dan nasionalisme juga memainkan peran utama dalam konflik ini. Meskipun begitu, asal usul langsung dari perang terletak pada keputusan yang diambil oleh para negarawan dan jenderal selama Krisis 1914, casus belli yang merupakan pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dari Austria dan istrinya oleh Gavrilo Princip, seorang Serbia.
Krisis itu terjadi setelah serangkaian pertikaian diplomatik yang panjang dan sulit antara negara-negara besar seperti Italia, Prancis, Jerman, Kerajaan Inggris, Kekaisaran Austria-Hongaria dan Rusia atas isu-isu Eropa dan kolonial di dekade sebelum 1914 yang telah meninggalkan ketegangan tinggi. Pada gilirannya, bentrokan diplomatik ini dapat ditelusuri dengan perubahan keseimbangan kekuatan di Eropa sejak tahun 1867. Penyebab lebih cepat untuk perang adalah ketegangan atas wilayah di Balkan. Austria-Hungaria bersaing dengan Serbia dan Rusia untuk wilayah dan pengaruh di wilayah ini dan mereka menarik seluruh negara-negara besar ke dalam konflik melalui berbagai aliansi dan perjanjian. Itu yang saya ketahui, Sir. Semuanya sudah saya pelajari di sekolah sebelumnya."

Begitu aku selesai menjelaskan tentang penyebab Perang Dunia I, aku melihat wajah Mr. Smith merah padam menahan amarah. Sedangkan Melody Addams hanya memandangiku dengan tatapan 'dasar anak gila!'. Dan hey, aku baru sadar Nic dan Melissa sekelas denganku juga di kelas sejarah yang sama.

"Eh, cukup bagus Ms. Edwards. Tapi sepertinya anda kurang olahraga deh. Saya boleh minta tolong anda, bawa buku ini ke gedung perpustakaan lantai paling atas. Boleh ya?" Pintanya dengan nada yang menunjukkan bahwa dia menahan amarah.

What the actual fuck?!

Sebenarnya orang ini kenapa sih?!

"Y-yes, sir." Akhirnya aku menurutinya dan membawa setumpuk buku-buku besar dan tebal keluar dari kelas terkutuk itu. Jangan-jangan guru itu mau mengerjaiku.

Setalah aku meninggalkan ruangan itu, samar-samar kudengar suara Mr. Smith dari dalam ruangan itu berkata, "Makanya, jangan sombong." Kurang ajar. Ternyata guru-sialan-mirip-Shinchan (memang mirip Shinchan dari serial TV Crayon Shinchan, tau!) -versi-kakek-kakek itu memang berniat mengerjaiku.

Gedung perpustakaan ya, pasti letaknya terpisah dari gedung sekolah utama (you don't say?!). Yang pasti, aku harusnya turun ke lantai dasar dulu, nanti jika ketemu orang bertanya dulu. Gila, rasanya tersiksa sekali menuruni anak tangga satu persatu membawa tumpukkan buku-buku sialan ini, yang tumpukannya tinggi sekali hingga menutupi wajahku.

Bayangkan betapa sulitnya aku melihat kedepan dan betapa pegalnya kedua lenganku ini, disebabkan oleh buku-buku yang kubawa. Dan guess what? Aku berhasil menuruni semua anak tangga dan sampai di lantai dasar dengan selamat.

Tapi...

Bruuuk...

Sialan, kukira aku masih termasuk orang yang beruntung. Tahu-tahu saja aku terpeleset dari anak tangga terakhir dan jatuh meniban seseorang.

"Heh, kalo jalan pake mata dong!" Bentak seorang cowok yang kutabrak tadi. Cowok itu mungkin terlihat tampan- dengan rambut hitamnya yang dipotong crew cut dan disisir ke belakang dan mata biru lautnya. Tapi cara bicaranya itu loh, kasar sekali. Apakah dia punya etika? Jangan-jangan dia tidak pernah diajari sopan santun dan cara berbicara ke perempuan dengan baik dan benar oleh orangtuanya.

"Gapake mata gimana? Harusnya lo liat dong kalo ada orang bawa setupuk buku!" Bantahku, tak mau kalah dengan cowok itu. Yah, mungkin suaraku tedengar agak cempreng tadi. Maklum, begitulah suaraku jika aku membentak atau berteriak. "Oh, jadi lo cewek ya."

Brengsek.

"Ya iyalah gue cewek, dikira gue apaan?!" Jawabku sewot. Ok, mungkin bukan ide yang bagus untuk meladeni cowok yang menyebalkan ini. Bisa-bisa aku telat masuk ke kelas dan dikira membolos. "Oh, gitu. Because I see no boobs on you."

Anjrit! Nih cowok benar-benar keterlaluan. Mana kepalaku sakit lagi, gara-gara tadi pas jatoh kepentok lantai.

"You... Shut your fucking mouth, douchebag." Bentakku sambil mendorong tubuhnya yang berpostur tegap itu. "Kenapa? Gue kan cuma bicara kenyata..."

PLAK!

Kutampar dia dengan sekuat tenaga. Kulihat cowok itu sampai mundur selangkah dariku, petanda tamparanku cukup keras. "I told you to shut up." Tegasku sambil berusaha merapikan buku-buku yang berserakan. Cowok itu memegangi pipi kanannya yang memerah sambil terkekeh. Lalu dia mendekatiku dan berbisik, "That's not a good idea to slap me, girl. You haven't seen the last of Dylan Ravenskye."

Oh, jadi namanya Dylan Ravenskye. Omong-omong cara ngomongnya norak banget deh, kayak niru-niruin villain di sinetron atau film-film gitu. Mana dia manggilnya 'girl' lagi. Jijik. Meng- iyyuhh-iyyyuhh- kan (bahasa planet mana itu?). Tau ah, intinya dia menyebalkan.

Tunggu... Tapi tadi katanya 'You haven't seen the last'. Apakah aku akan dibully atau dikerjai olehnya?

ShadowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang