Part 1

309 10 0
                                    

Kilau kemilau rantai bintang yang bertebaran dihulu langit menambahkan betapa takjubnya Ambar kepada dunia ini. Betapa bersyukurnya dia masih bisa bernafas didunia anugerah terindah dalam hidupnya.

Masih bisa menikmati duniawi walaupun dia tau bahwa akhirat akan menantinya.

Tapi Ambar tetap berkomitmen bahwa Allah akan selalu membimbingnya dalam jalan kebenaran.

Sekali pun diakan kehilangan arah. Allah akan pelan-pelan memperingatkan Ambar untuk kembali menuju jalan kebenaran.

Allah adalah salah satu tujuan hidupnya. Entah saat bersedih atau pun senang sekali pun Ambar kan menyebut nama-Nya.

Hidup dan mati-Nya hanya Untuk Allah.

☆☆☆

Subuh datang menyambut dunia. Alunan Orang-orang mengaji dimesjid terdengar dengan merdunya.

Suara ayam bersahutan terdengar dengan nyarinya bagaikan alarm untuk Ambar sendiri.

Ambar mengerjabkan matanya. Lalu mengucapkan hamdalah disertai doa. Sebab telah diberikan nafas untuk saat ini jikakalau beruntung untuk hari ini.

Karna tak seorang pun tau umur seorang manusia. Bahkan sekali pun Ia Habib ataupun Uztad. Tak ada manusia yang tau tentang Umur seseorang.

Bisa saja 5 menit kedepan kita akan mati. Bisa saja 2 jam mendatang kita sudah dialam barzah Semua itu bisa saja. Kehendak Allah tiada yang Tau. Makadari itu mengucap syukur adalah suatu bentuk berterimakasih terhadap Allah.

Ambar pun mulai menyibakan selimutnya. Menyalakan lampu kamarnya sembari menggelung rambut pirang panjang berwarna coklat.

Rambut Pirang coklatnya ini murni keturunan dari ayahnya bukan dari campur tangan salon.

Jadi wajar saja Ambar terlihat berbeda dengan yang lain. Garis keturunan nya berbeda dengan gadis-gadis yang lain. Ayahnya Asli orang Dubai dan Ibunya asli sunda.

Kulit kuning langsat. Rambut Coklat sedikit bergelombang panjang. Mata nya berwarna Abu-abu rokok menciptakan tatapan sendu dan tenang mampu menghipnotis siapa saja. Serta tubuh molek sempurna. Siapapun yang melihat tubuh naked Ambar akan bertekuk lutut dibawah Kaki Ambar.

Tapi demikian tak pernah Ambar melihatkan bentuk tubuhnya. Ambar selalu menggunakan Jilbab dengan Gamis hitam pekatnya yang gober dan panjang.

Sekalipun sanak saudaranya tak pernah ada yang tau. Benar-benar rahasia.

Ambar menuju pintu disudut ruangan kamarnya. Memasukinya menyalakan kran dan mengambil air wudhu dan mengerjakan sholat subuh.

Salah satu kewajibanya sebagai umat muslimah. Menuntaskan sholat subuhnya.

Selesai dengan sholatnya Ambar menyambar kitab sucinya. Al-Qur'an.

Membaca dengan pelan, menghayati dan tak lupa suara merdunya. Mengalun-alun indah ditelinga bagi yang mendengar.

Setelah semua dirasa cukup. Ambar menutup kitabnya merapikan segala hal. Berjalan menuju balkon kamarnya. Menghirup udara subuh yang begitu sejuknya. Menyegarkan rasa didadanya.

Ambar penutup matanya menikmati aroma pagi.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya pelan.

"Ambar?"

"Astagafirullahhalazim. Ya allah Umi! Umi mengejutkanku" Ambar terkejut sembari mengusap-usap dadanya pelan

Umi pun tertawa pelan "Umi tak mengejutkanmu. Ambar saja yang terlalu melamun?"

Menahlukkan Cinta Hambarsir ArsyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang